"Jeoonn Juungoookk"
Sekali lagi, dokter ganteng itu sedang berusaha membangunkan anaknya. Anak kebo peliharaannya itu memang sulit kalau urusan bangun pagi.
"Bangun Kookie, hari ini hari pertamamu sekolah. Appa tak bisa mengurusimu karena harus berangkat kerja. Ayo bangun!" ditariknya kaki Jungkook kemudian berpindah ke tangannya. Apapun yang penting anak itu bisa bangun.
"Appa, sebentar lagi." rengek Jungkook.
"Tidak bisa. Bangun sekarang juga."
Usianya memang masih 13 tahun, tapi badan Jungkook yang sedikit gembul membuat Wonwoo sulit walau hanya sekedar menggendongnya menuju kamar mandi.
Tap.
"Ayo. Jangan lama-lama." Wonwoo menutup pintu kamar mandi dengan keras. Olahraga dipagi hari membuat Wonwoo sedikit berkeringat. Padahal ia hanya membangunkan satu orang. "Apa begini penderitaan Noona ketika mengurusiku dulu?" monolog nya. "Pasti Mingyu juga melakukan hal yang sama pagi ini."
Setelah mengatur nafasnya, Wonwoo kemudian beralih menyiapkan seragam sekolah Jungkook, lengkap dengan beberapa keperluan bayi seperti minyak angin dan bedak. Wonwoo tak pernah membiarkan Jungkook menggunakan parfum. 'Belum saatnya' katanya.
.
.
.
"Kookie, bekal?"
"Sudah Appa."
"Coba Appa cium, wangi apa?"
"Hanya bedak." jawab Jungkook seraya mengangkat kedua tangannya, membiarkan Appanya menciumi aroma tubuhnya.
"Anak pintar." puji Wonwoo.
"Buku dan alat tulis lainnya?"
"Sudah."
"Kaos kaki?"
"Sudah terpasang"
"Sepatu?"
"Sudah terpasang."
"Berangkaaattt." teriak mereka, kompak.
Kalau ditanya, hal apa yang membuat Wonwoo ingin memiliki Jungkook, jawabanya 'Tidak Ada'. Wonwoo sadar, Jungkook hanya singgah dikehidupan Wonwoo. Cepat atau lambat, Jungkook pasti akan pergi. Pasti. Tapi kalau ditanya hal apa yang membuat Wonwoo ingin terus bersama Jungkook, jawabannya yaitu 'Karena semua senyum Wonwoo berawal dari Jungkook'.
Seperti sekarang ini, Jungkook yang sedang mempelajari kembali penulisan bahasa Korea yang baik dan benar, menjadi bahan tontonan bagi Wonwoo. Bagaimana tak gemas? Perasaan baru kemarin Wonwoo mengantar Jungkook ke sekolah belajar berbahasa asing, dengan kepala yang lebih pendek dari kursi penumpang. Sementara sekarang, anak yang menjadi prioritas Wonwoo itu sedang belajar kembali beberapa bahasa yang ia lupakan dan kepala Jungkook kini sudah lebih tinggi dibanding kursi penumpang.
.
.
.
"Mingyu!" panggil Jungkook. Baru saja turun dari kendaraan, Jungkook sudah heboh bertemu Mingyu, bahkan melupakan Appanya yang sedang dibelakang.
"Ekhem." deheman Wonwoo berhasil merusak suasana. Senyum Jungkook yang luntur bersamaan dengan berbaliknya badannya kembali menuju Wonwoo untuk berpamitan. "Hati-hati, jangan terlalu banyak bermain, belajarlah dengan baik, jangan lupa memakan bekalmu, jangan berkelahi, telfon Appa kalau kau sudah pulang." pesan Wonwoo. "Satu lagi, tak usah jajan disekolah, makanannya belum tentu sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is Jungkook
FanficNamanya Jungkook. Kelahirannya tak diinginkan dikeluarganya. "Namaku Jeon Jungkook. Anak bungsu Tuan dan Nyonya Kim."