Mos 1

763 28 8
                                    

Disebuah sekolah yang megah sekolah tersebut bernama SMA Harapan Bangsa terlihat sedang melakukan masa orientasi Siswa atau dikenal dengan MOS. Hari ini merupakan hari dimana para siswa siswi baru akan diberikan berbagai macam tantangan. Dan disinilah terlihat seorang cewek dengan ikat rambut warna warni,menyandang kantong asoy. Dan gadis itu dilengkapi dengan berbagai peralatan mos lainnya. Dia adalah Salshabila Putri Jingga atau kerap dipanggil Jingga. Sesuai dengan namanya Jingga gadis ini juga dilengkapi dengan berbagai aksesoris orange yang berlambangkan Jingga. Gadis ini tengah terburu buru karena ia sudah telat.

Dan saat sampai kesekolah dan benar saja Jingga telat. Jingga segera berlari kearah kerumunan orang yang sudah berbaris rapi,akan tetapi langkah Jingga terhenti karena ada seorang cewek yang menghampirinya.
"Hey loe telat ha!" Ucap cewek tersebut dan Jingga pasti sangat yakin bahwa dia adalah Kakak kelas yang akan mengemos Jingga. Sial.
"Ma maaf kak" Ucap Jingga sambil menundukkan kepalanya. Cewek tersebut mendekati Jingga dengan tatapan tajam. Akan tetapi ada seorang cowok yang menghampiri mereka.
"Kenapa tas?" tanya cowok tersebut menatap cewek yang dipanggil tas,mempunyai nama lengkap Zidny Anantasya. "Ini ada yang telat" Ucap Tasya menatap tajam kearah Jingga. Cowok itu tersenyum saat menatap Jingga. "Biar jadi urusan gue" ucapnya. Dan tasya pun pergi.

Disinilah Jingga berada dengan cowok tersebut yang Jingga tahu bahwa dia adalah salah satu panitia mos.
"Siapa nama kamu?" Ucap cowok itu. Jingga masih menunduk ketakutan.
"Salshabila Putri Jingga kak." ucap Jingga ketakutan. Cowok itu menatap Jingga seakan tak percaya.
"Putri Jingga?" tanyanya untuk memastikan. Jingga pun mengangguk. Satu kata yang ada didalam pikiran cowok itu menarik.
"Baiklah karena loe telat,gue kasih hukuman buat loe mencari nama pasangan loe dan orang yang kedepanya akan masuk kedalam kehidupan loe. Dan dia senior loe" ucapnya dengan nada keyakinan. Jingga menatap tak percaya. Bagaimana bisa cowok aneh ini memberi hukuman seperti itu. Dan nama pasangan? Apa maksudnya. Dan dari sekian banyak senior Jingga harus menanyakan nama mereka satu satu. Oh sial!.
"Paham" ucapnya sekali lagi. Jingga hanya menangguk pasrah ia tak berani cari masalah dengan senior.
"Kalau gitu saya cari dulu kak,permisi" ucap Jingga berlalu dengan pasrah. Cowok itu tersenyum menatap kepergian Jingga.

Jinggapun telah menanyai nama senior mereka tapi tidak ada satupun nama yang mirip atau cocok dengan Jingga. Jingga pun menghampiri sahabatnya. Mereka adalah Anggita Cassie Lee. Dipanggil Gita. Zamora Ananta Steffi dipanggi Anna.
"Ishh dasar senior aneh. Ngeselin juga" Dumel Jingga kesal. Anna dan Gita menatap Jingga aneh.
"Loe kenapa?" tanya Anna penasaran dengan Jingga. Jingga pun mengingat wajah senior nya yang sangat menyebalkan itu.
"Ih gue tu kesel banget ya sama senior kita. Dia tuh ngasih hukuman yang imposible banget. Oh no! Dasar senior sok ganteng,sok yes,sok iuuu pokoknya. Kalau dia ada didepan gue gue bakal jambak jambak rambutnya dan terus_eh loe semua kenapa pada melongo sih" ucap Jingga kesal melihat wajah sahabatnya dengan muka ketakutan. Anna dan Gita menunjuk kearah belakang. Jingga pun penasaram ia pun menoleh kearah belakanh.

Oh shit! Sial! Dibelakang ada senior yang Jingga bilang barusan. Jingga pun hanya cengengesan karena seniornya sudah menatapnya dengan wajah sangat datar.
"Loe udah berani bilangin gue,hukuman loe udah selesai. Mendingan loe urus hukuman loe dulu." ucap Seniornya dengan menoyor kening Jingga. Lalu ia pergi. Jingga hanya menatap kesal kearah kepergian seniornya.
"Oh no! Loe berurusan sama dia. Loe nyari mati jingga" ucap Gita heboh. Jingga menatap Gita.
"Loe tau dia?" tanya Jingga sedikit penasaran.
"Yaa gue kenal dia. Dia itu Badboy dia suka nyari ribut dan gak ada yang berani berurusan sama dia meskipun dia most wanted sekolah. Dan satu lagi sekarang loe berurusan sama kak senja" ucap Gita pasrah. Anna mengangguk setuju dengan ucapan Gita sedangkan Jingga membelalakan matanya. Bukan karena senior itu Badboy atau apalah itu. Nama yang disebutkan Gita tadi. Siapa?,oh ya Senja. Jangan bilang nama yang dia suruh cari adalah dirinya sendiri jika memang benar berarti dia adalah orang yang paling ngeselin. Jingga menghampiri salah satu seniornya yang Jingga ketahui namanya Aldi Alexander Dafian. Biasa dipanggil Alex.
"Kak Alex" Ucap Jingga sedikit berteriak. Alex menoleh kearah sumber suara. "Ya kenapa dek?" Ucap Alex ramah. Inilah yang membuat Jingga berani bertanya pada sosok Alex. Karena Alex sangat ramah,bertutur lembut,dan mudah senyum. Jingga menghampiri Alex dengan sopan.
"Kak gue mau nanya nama panjang kak Senja siapa?" Tanya Jingga sedikit takut. Alex menatap Jingga lekat lalu ia tersenyum lagi.
"Loe suka sama dia? Haha" goda Alex. Jingga membelalakan matanya. Alex mengatakan bahwa Jingga suka sosok Senja yang sangat menyebalkan itu? Oh lucu sekali.
"Enggak kak." Jawab Jingga seadanya.

Alex menatap Senja lalu menangguk.
"Oke namanya Iqbal Pangeran Senja. Eh iya nama kalian Senja Dan Jingga oh cocok sekali bukan huahaha" ucap Alex lagi. Lagi dan lagi Jingga merasa kesal.
"Enggak kak. Yaudah makasih"Ucap Jingga berlalu. Ah Jingga merasa sangat kesal sekali. Ia ingin membunuh Senja sekarang juga. Jingga menatap kesekelilingnya ia mencari Jingga. Mata Jingga terfokus kesebuah pohon dibawah pohon sudah ada Senja. Senja tengah mengobrol dan bersantai dengan para sahabat sahabatnya. Jingga mengepalkan tangannya,kekesalannya bertambah saat melihat Senja tengah bersantai dan dia harus berkeliling mencari nama itu. Ah Jingga benar benar kesal. Dan satu masalah lagi nama mereka sama? Firasat Jingga semakin tak enak.

Jingga menghampiri segerombolan seniornya. Senja yang melihat Jingga mendekatinya senyumnya langsung terukir.
"Hai Jingga. Loe udah ketemu ?" ucap Senja tak berdosa. Lucu sekali dia dengan tampang tanpa dosanya itu. Jingga tersenyum sinis. Ia memandang tajam kearah Senja.
"Ah ya sudah kak Senja. Orangnya ada didepan gue. Oke berhubung hukuman gue selesai gue pamit" Ucap Jingga ketus. Senja menarik tangan Jingga.
"Dengan sikap cuek loe,buat gue penasaran Jingga" ucap Senja dengan senyuman sok coolnya itu. Jingga kembali menatap sinis kearah Senja.

Bersambung

Pangeran Senja & Putri JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang