Senja menatap wajah tenang Langit,lalu ia mengecup pelan tangan Langit. Yang kini terlihat kurus. Senja menyeka ujung matanya yang ternyata ada setetes air mata yang keluar. Hanya wanita yang benar benar ia cintai ini yang berhasil buat ia menangis.
"Langit bangun yaa. Gak bosan apa tidur terus. Senja kangen tau. Eh iya Langit,Senja pergi dulu. Besok Senja kesini lagi" Ucap Senja. Ia mengelus wajah pucat milik Langitnya.Dilain tempat,Jingga sedang menatap langit langit kamarnya. Ia kini tengah telentang dikasur empukknya. Jingga membayangkan sosok Senja. Senior yang buat hari pertamanya menjadi sangat buruk.
"Tapi dilihat lihat ganteng sihh" Gumam Jingga membayangkan wajah seniornya itu. Tanpa sadar Jingga tersenyum
"Jingga loe apaan sih! Semua cowok itu sama! Sama sama munaa!! Gak ada cinta yang indah!!! " Ucap Jingga memukul kepalanya sendiri. Lalu ia menutup kepalanya dengan bantal. Dan tanpa disadari Jingga tertidur pulas.Hari ke 2 MOS otomatis Jingga sudah bangun,kini gadis yang sudah memakai perlengkapan Mos sudah siap ia menuruni tangga rumahnya dan benar yang ia lihat tidak ada satu orang pun dirumah.
Jingga hanya tersenyum kecut,Orang tua Jingga pasti sudah berangkat kerja. Dan kakak laki laki Jingga ah iya Jingga mempunyai seorang kakak laki laki. Kakak Jingga bernama Davin Bastian Putra. Dulu waktu kecil Davin dan Jingga sangat dekat akan tetapi saat orang tua mereka sering ribut,Davin suka menjadi anak yang bandel yang suka pergi clubbing dan balapan. Dan sekarang Davin sangat jarang dirumag dan mereka juga jarang besapa. Mereka satu sekolah akan tetapi tidak ada yang tahu mereka saudara. Sungguh keluarga yang aneh.
Jingga melangkahkan kakinya dengan malas, ia membawa mobilnya dengan kecepatan rata rata. Saat disekolah Salsha bertemu dengan Davin. Jujur Jingga merindukan sosok kakaknya itu. Davin hanya menatap Jingga datar begitu pun sebaliknya. Kedua kakak beradik itu saling merindukan akan tetapi gengsi mereka sama sama besar.
"Gue harap loe gak lupa jalan pulang dan loe masih ada rumah" Ketus Jingga. Davin menatap sekilas adikknya.
"Gue gak akan lupa" Ucap Davin meninggalkan Jingga. Jingga hanya tersenyum miris.
"Pagi Putri Jingga kesayangannya Pangeran Senja" ucap Senja. Jingga memutar matanya malas. Senior yang paling menyebalkan.
"Ish bisa gak sih loe gak usah ganggu gue!!! " Ucap Jingga teriak. Senja hanya tersenyum jahil. Ia menatap mata coklat milik Jingga.
"Gak bisa,karena ganggu loe adalah aktivitas gue" Ucap Senja santai. Jingga melototkan matanya. Bukannya takut Senja malahan terkekeh. Menurut Senja gadis itu sangat menggemaskan,Senja mengacak rambut Jingga pelan.
"Menurut gue loe tambah cantik kalau marah. Jangan marah ntar gue tambah cinta ama loe terus gue semakin ganggu loe deh" Ucap Senja. Jingga mendengus kesal,ia menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan Senja. Senja hanya terkekeh melihat kelakuan Jingga.Jingga bergabung dengan murid murid angkatannya.
"Loe kenapa ngga?" Tanya Gita. Jingga menggelengkan kepalanya.
"Perhatikan semuanya. Oke sebelumnya kenalin nama gue Agatha Bella Rasya,kalian bisa panggu gue kak Rasya. Na disini gue akan kasih arahan untuk Mos pada hari kedua ini. Untuk Kegiatan Mos hari ini kita akan mengadakan kegiatan buat puisi. Nah didalam kotak ini sudah ada nama senior dan nama kalian. Kalian akan buat puisi buat senior yang namanya sudah ada dengan kalian. Mengerti" Ucap Rasya panjang lebar. "Mengerti kak" Ucap Mereka serentak. Jingga menatap Davin yang dari tadi hanya memainkan ponselnya benar benar dingin. Lalu ia menatap lagi Rasya. Agatha Bella Rasya adalah gadis periang,dan baik. Itulah yang Jingga pikirkan.
"Coba aja kak davin pacaran ama kak Rasya pasti kak Davin ketularan deh ramahnya kak Rasya" Pikir Jingga. Gita dan Anna yang melihat Jingga yang melamun menjadi bingung."woiii!! Kerasukan loe ya" Ucap Anna asal. Jingga menatap kesal kearah kedua sahabatnya ini. Mereka selalu membuat Jingga terlonjak kaget. Untung saja Jingga tidak ada penyakit jantung.
"Kaget gue njir. Udah ah yuk kita lihat kekotak itu" Ajak Jingga. Anna dan Gita pun mengangguk setuju.Jingga membelalakkan matanya. Bagaimana tidak sekarang nama orang yang paling ia benci akan ada diharinya hari ini. Ya Jingga harus membuat puisi untuk Senja. Jingga menatap tajam kearah Senja. Senja hanya tersenyum. Jingga menghampiri Senja dengan perasaan kesal.
"Pasti loe kan yang pilih nama gue!!! Ish sebel gue sama loe!!" Ucap Jingga yang sangat kesal. Dapat Senja rasakan aura kemarahan didalam tubuh gadis cantik didepannya ini.
"Iyalah gue milih loe. Karena loe adalah pilihan gue. " Ucap Senja santai. Jingga menghela napasnya.
"Gak bosan apa loe ganggu gue!" Bentak Jingga. Senja menggelengkan kepalanya dan menatap Jingga.
"Sampai kapan sih loe berhenti ganggu gue ha!!" Bentak Jingga. Senja melangkahkan kakinya maju kearah Jingga. Jingga mundur akan tetapi sialnya badan Jingga terhalang oleh sebuah pohon. Kini Jingga tidak dapat berkutik lagi,Senja mendekatkan wajahnya kini wajah mereka sangat dekat Jingga dapat merasakan napas Senja.
"Sampai loe mau jadi pacar gue" Ucap Senja. Jingga membelalakkan matanya ia mendorong Senja lalu memijak kaki Senja.."awwww" Ucap Senja merintih kesakitan. Jingga tersenyum menang pasalnya ia telah berhasil membuat cowok ini ksakitan. "Rasain tuh!!" ketus Jingga. Jingga hendak pergi akan tetapi tangannya dicekal oleh Senja. Dengan secepat kilat Senja menarik tangan Jingga dan mencium kening Jingga. Jingga membeku ia merasa detak jantungnya bekerja lebih cepat.Jingga menatap Senja tak percaya,untungnya tidak ada yang melihat mereka. "Itu hukuman buat loe yang udah buat gue sakit babyy" Ucap Senja mengedipkan matanya. Jingga merasa kedua pipinya memanas. Jingga segera mengalihkan pandangannya ia tak ingin Senja melihat pipinya yang memerah. Tapi dalam hitungan detik Senja menarik pelan kedua pipi Jingga dengan tangannya. "Gue suka lihat wajah loe yang merona. "Ucap Senja. Jingga terdiam lagi.
Tiba tiba kejadian pahit itu terulang lagi dengan secepatnya Jingga menggelengkan kepalanya.
"Gak!!! Gue gak boleh gini!!"teriak Jingga. Senja terlonjak kaget dengan teriakan Jingga yang tiba tiba.
"Gue benci loe!" ucap Jingga. Lalu Jingga berlari meninggalakan Senja. Senja menatap kepergian cewek itu. Melihat kelakuan kekanakan cewek itu membuat Senja teringat lagi dengan Langitnya. "Langit Jingga" gumam Senja pelan.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Senja & Putri Jingga
Teen FictionPangeran Senja dan Putri Jingga? Cerita ini bukanlah kisah klasik atau sebuah dongeng. Akan tetapi cerita Ini meneceritakan Perjuangan Seorang Cowok yang berusaha mendapati sosok cewek yang tidak percaya akan cinta. cowok ini berpendapat bahwa merek...