[7] Rival

22 0 0
                                    


Pukul 10:23 WIB, para peserta festival band antar SMA se-Sumatera Utara berkumpul dipendopo Lapangan Merdeka untuk registrasi ulang dan pencabutan nomor urut peserta.
Terlihat para peserta yang membawa alat perang masing masing dengan merek terkenal. Tidak hanya alat perang, kostum mereka juga ada yang unik, dimana ada yang memakai baju adat salah satu contohnya. Namun, dominan tetap terletak pada kaos hitam dan juga kemeja putih. Tidak tahu mengapa, pasti selalu saja ada yang memakai kostum seperti itu.

Theoesa sampai dilapangan merdeka dan langsung menuju pendopo. Ekka dan guru pendamping dari SMA Ratu  mendatangi panitia untuk registrasi ulang.

"Banyak yang ikut tahun ini ya" gumam shandy

"Ya, gak kek tahun lalu yang hanya 10 kabupaten, kali ini seluruh kabupaten ikut serta" sahut zyahnan yang mulai membuka tas drumnya untuk mengecek alat perangnya sudah lengkap

"Tapi kita waspadai dari SMK Medan yang jurusan seni, mereka selalu jawara hampir ditiap tahunnya" sambung alex yang juga tengah mengecek senarnya masih bagus atau tidak

"SMA entah SMK dari siantar yang pernah mengalahkan mereka beberapa tahun yang lalu saat kita masih SMP. Mereka yang dari siantar selalu membawa ciri khas musik tradisional sebagai amunisi utama mereka" tambah sandre yang pernah mendengar info itu dari kakak kelas yang mengikuti festival antar SMA seperti hari ini.

"Apapun itu, kita harus yakin dengan garapan musik kita, kita juga tahun lalu diposisi ketiga, lalu kedua dari kisaran dan pertama dari medan. Kemana siantar ? Semua bisa terjadi" sambung zyahnan

"Aku harap luz mendoakan kita agar permainan kita lancar" harap shandy yang daritadi melihat sekelilingnya begitu antusias mengecek alat masing masing dan megolah vokal bagi yang vokalis.

"Coba vokal mu tes dulu shan, siapa tau bermasalah karena kau gugup, soalnya daritadi kau selalu melihat sekelilingmu" potong ekka yang telah kembali dari panitia

"Ya, tapi aku bukan berarti gugup, hanya merasa terlalu bersemangat makanya aku ga puas melihat hanya sekedar saja" jawab shandy yang apakah benar atau tidak perkataannya

"Ya ya ya, ohya, kita dapat urut 13" sambung ekka

"Wah lumayan lama, tapi baguslah, pertengahan, agar bisa mengamati peserta lainnya" sahut sandre

Ekka membuka gigbag bass nya, menyetem bass bermerek ernieball, merek yang selalu dipakai bondan prakoso. Zyahnan juga menyetel stand cymbalnya yang bermerk sabian dan menyetem snare drumnya yang di customnya melalui pabrikan ahay drum indonesia. Alex mengganti senar fendernya yang ternyata sudah rentan. Sandre hanya melap body schecternya yang berwarna hitam metallic sementara itu shandy menggunakan headset mendengarkan ulang rekaman mereka.

"Ini minum dan rotinya, sarapan ini saja dulu selagi menunggu siang, toh no urut kita jauh" pak hafiz dan adik kelas mereka datang membawa roti dan air mineral untuk sarapan

"Terima kasih pak" sahut zyahnan

"Yaah, tahun ini lebih banyak saingan, sepertinya acaranya sampai malam" sambung pak hafiz yang tahun lalu juga menjadi pembimbing mereka

"Iya pak, banyak kali pak, semua juga terlihat antusias pak" sahut sandre

"Yah ini tahun terakhir kami untuk SMA Ratu, semoga tahun depan adik kelas kami bisa lolos sampai menjadi wakil dari kabupaten dan bertarung di final" sambung ekka

"Semoga, saingan banyak, yang lolos disini juga telah melewati proses seleksi dikabupaten mereka, yang berarti mereka tangguh dan jangan disepelekan" pesan pak hafiz kepada mereka yang sibuk dengan alatnya masing masing

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drummer DreamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang