Pagi sudah menjelang, nahluz sudah bangun sejak subuh tadi namun tak bersuara sedikitpun. Menyadari ada yg salah dengan tangannya, ia pun hanya meneteskan air mata. Sepertinya, maksud ia tak ingin mengeluarkan suara dikarenakan teman dan keluarganya tengah tertidur pulas karena setelah semalaman suntuk menemaninya. Yang ia lakukan selama beberapa jam adalah menahan rasa sakit karna terus mencoba menggerakkan jari jemarinya. Maklum, jari tangan adalah hal yang sangat penting untuk gitaris. Dia tak ingin hasil pencapaiannnya dengan timnya selama ini dan mimpinya menjadi gitaris ternama di indonesia hancur, padahal dia baru akan memulai semuanya.
Tak bergerak, dia terus mencoba dan terus tetap tak bergerak jemarinya. Dia meneteskan air mata karena sakit mencoba, bukan air mata kesedihan. Mungkin dia berfikir, sulit digerakkan karena dia sedang lelah atau pun dari lengan sampai jari dibalut dengan kain perban. Yah, menghibur hati sendiri apa salahnya fikir dia.
7 hari lagi, kita akan membalaskan kekalahan kita tahun lalu, kau harus sudah sembuh kawan ! Jemari mu sekarang memang tak bisa bergerak, tapi aku yakin kau akan bisa ! -shandy-
Luz tersenyum sumringah dengan tingkah shandy yg humoris itu. Temannya yang satu ini selalu lucu dimanapun dan apapun kondisinya. Saat saat seperti ini masih mampu membuat luz tersenyum hingga seketika ia sadar bahwa ada pesan menyakitkan yang tertulis diperbannya.
Ya, 7 hari lagi, mereka akan mengikuti final band antar SMA se-Sumatera Utara di Medan. Hal yang paling ditunggu mereka dikarenakan hasil yang kurang memuaskan ditahun semalam.
"Aku harus sembuh, supaya sempat untuk latihan" ucap luz lirih
"Tapi sebelum itu aku harus...,"
"Aku harus...,"
Raut wajah luz seketika tegang, degupan jantungnya berdegup kencang. Bagaimana tidak, dia melewatkan pesan paling menyakitkan dari shandy. Dia terlena karena semangat kawannya namun tak menghiraukan kalimat terakhir dari shandy.
"Aku harus bisa menggerakkan jariku.., ya, shandy hanya bilang sekarang tak bisa, besok pasti sudah bisa! Hahahaha" ucapnya pelan
"Tapi, bagaimana kalau...., kalau besok juga belum bisa ???"
"Kalau besok nya lagi belum bisa ???"
"Kalaaauu besok...."
*krieeeeetttt*
Pintu terbuka, ekka kembali setelah semalam ia mengurus mobil yang mereka kendarai"Lho luz, udah siuman, aku dengar tadi subuh dari sandre kau masih belum sadar" sapa ekka
Lus terdiam
"Luz ? Hey luz ? Kok diam ??" ekka menggengam bahu luz.
"Kalau besok......," kata luz lirih dengan pandangan kosong.
"Luz!!! Sadar luz, hey !" teriak ekka
Semua yang tertidur diruang terbangun seketika karna teriakan ekka.
"Luz, alhamdulillah kau sadar nak" ibunya luz memeluk nahluz.
"Alhamdulillah" ucap sandre
"Alhamdulillah, untung gak lama" tambah shandy
*tak*
"Doh, kok ko tokok pulak kepalaku ndre" tanya shandy kesal
"Ga ada otak kau -_-" balas sandre
"Dek, kalian sudah boleh pulang sekarang, biar kakek yang jaga luz" kakek menyapa teman teman luz
"Baik kek, nanti siang kami kemari lagi, kami izin pulang dulu ya kek, nek, buk" salam shandy yang diikuti teman teman yg lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Drummer Dreamer
Roman pour AdolescentsWalaupun dia dicap sebagai gitaris handal antar SMA sederajat, ia nemilih berhenti setelah kecelakaan yang menimpa kedua tangannya dan memaksanya melepas gelar gitaris muda yang handal hingga dikeluarkannya dia dari band. Setelah insiden tersebut ia...