🍓Chap. 7🍓

122 16 2
                                    

Vote ⭐sebelum membaca yah para reader yang cantik/ganteng(:
Fix typo klo ada yah maklum, ngebut soalnya.

HAPPY ENJOY READING!!

*+*

Di dapur nampak Isabelle sedang sibuk memasak untuk sarapan mereka, di mansion mewah ini memang sengaja Jace tak memperkerjakan pelayan ataupun tukang kebun , menurutnya itu sama saja juga membahayakan diri mereka dan juga orang lain. Masalah membereskan rumah mewah berlantai dua ini adalah dengan cara mengandalkan kekuatan mereka untuk menata dan membersihkan rumah dan itupun tak menjadi masalah untuk mereka

"Apakah gadis itu sudah bangun? " tanya Isabelle yang melihat Jace berjalan kearah kulkas berniat mencari air dingin. Jace tak menjawab ia hanya mengedikkan bahunya

"Apa kau berniat mengurusnya disini? " Tanya Isabelle lagi mematikan kompor

"Bukan aku. Tapi kita semua " jawabnya lalu berlalu meninggalkannya sendiri di dapur kembali, ia menghela nafas panjang. Masih seperti dulu Jace kepadanya, cuek? Yah cuek. Tapi mengapa ia tadi bersikap manis pada gadis itu, bukannya Isabelle lah yang lebih dulu lama mengenal Jace

--

"Hey kemana gadis itu? "
Alec setengah berlari dengan keadaan tertatih menanyakan keberadaan Clary yang tidak ia temukan dikamar Isabelle

"Bukannya dikamar"

"Tidak ada" sahut Alec cepat

"Pasti dia mencoba ingin kabur"Jace sedikit menyeringai tanpa menoleh kearah Alec

"Kenapa kau diam saja? Itu akan sangat berbahaya. Apa kau belum menjelaskan semuanya pada Clary? " .

"Hey lagipula aku akan menjelaskan bagaimana lagi?! Dia seperti orang gila yang setelah sembuh dari koma. Malas sekali aku berbicara dengan orang gila seperti itu "
Mata Jace menatap ke depan, kearah TV berada. Nampaknya Alec sedikit kesal, ia mengeram frustasi lalu berjalan meninggalkan Jace sendirian. Jace tahu Alec pasti berusaha mencari Gadis itu . Ia tak perduli

--

Clary berjalan pelan menyusuri lorong sebuah mansion besar ini, ia tampak kebingungan tidak tahu jalan keluar. Sedari tadi dia hanya berjalan kesana kemari dan saat menemukan pintu ia selalu salah sangka bahwa pintu itu bukannya pintu keluar melainkan pintu gudang yang terpaksa membuatnya berputar arah kembali

"Tipe yang punya rumah ini sangat kuno" gumamnya seraya melihat patung patung dan lukisan lukisan kuno yang warnanya gelap dan bentuk patung yang sedikit aneh menurutnya

Di sepanjang lorong Clary menemui banyak lukisan yang pernah ia lihat dikoleksi ibunya dulu sewaktu kecil, hampir sama persis selera pemilik Mansion besar ini dengan Ibunya. Pasti dia sudah tua, pikir Clary kembali berjalan

Saat berada di ujung lorong disebelah kanan Mata Clary memincing , ia menoleh. Tertarik pada secercah cahaya matahari. Saat ia mendekati ternyata itu taman dengan luas yang cukup lumayan

"Akan ku tarik kata-kata tua ku tadi"
Mata Clary berbinar, ia terpaku melihat taman dengan dilengkapi kolam renang juga terdapat tiga gazebo yang dikelilingi oleh bunga Tulip berwarna merah dan putih . Bunga kesukaan ibunya tentu juga dia

Perlahan Clary mendekat kearah sekumpulan tanaman Tulip yang berwarna merah merekah di sisi kanan. Ia kagum dengan penataan taman ini yang bisa dibilang cukup modern . Tah hentinya ia mengagumi sampai situ Clary terpaku melihat pemandangan sebuah gazebo yang di depannya terhampar pemandangan pantai.

Sepertinya mansion ini cukup tingi pijakkannya mengingat meskipun bertembok pun dari taman mansion ini terlihat pantai membentang dengan indahnya
tak henti disitu saja, Clary juga melihat dua ayunan. Tanpa disadari air matanya menetes, Tatapannya sendu menunduk mengingat seorang yang sekarang ia butuhkan . Apakah orang itu merasakan hal yang sama pada Clary..
Clary hanya berharap semoga saya Iya

SHADOW HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang