Malam penentuan

204 11 0
                                    


"Ray Ravael Carra...Sudah berapa kali kamu melanggar peraturan sekolah?Jangan mentang mentang orang tua kamu salah donatur untuk sekolahan ini." Ucap Guru BP tersebut,sebut saja Bu Nuri

"Hmmm...49 Kali Bu,yah belum nyampe 50 ko Bu,santai aja kali."

"Hah!Ntah bagaimana lagi Ibu harus menanggapi kamu,Ibu sudah capek."

Ray hanya terdiam,tanpa berkata apapun kali ini.

"Ini surat untuk orang tua kamu."
Lanjut Bu Nuru,sekaligus memberi sebuah surat

"Oke Bu."

Ray pun pergi meninggalkan ruang BP tersebut.

"Ntah harus bagaimana lagi saya menanggapi kamu,semua guru juga sudah lelah menanggapi kamu,ray.Bagaimana nasib kedua orang tuamu mengetahui sikap anaknya yang seperti ini.Semoga di kemudian hari kamu berubah menjadi lebih baik dari sekarang Ray." Gumam Bu Nuri dalam hatinya

_______________________________

"Pah.."Sapa Ray sambil menyodorkan sebuah surat
"Apa ini?" Tanya pa Gunawan

Ray hanya mengangkat bahunya,lalu ia pergi ke kamarnya.Setelah membuka suarat tersebut dan mengetahui surat tersebut,Pa Gunawan sangat sangat marah,malu,kesal,semuanya menjadi satu.Ya surat tersebut berisi semua perlakuan Ray selama di sekolah yang isinya sangat mengecewakan bagi Pa Gunawan

"Apa itu pah?"Tanya istri Pa Gunawan

"Mah...Papah itu sangat ingin,Ray menjadi orang yang sangat di bangga banggakan kelak oleh papah.Tapi nyatanya...?Papah ini orang tua yang buruk,tidak bisa mendidik anaknya,sehingga Ray seperti ini."

"Huss Pah,ga boleh ngomong kaya gitu,masih ada harapan.Mamah juga selalau ngedoain Ray."

"Harapan bagaimana,sekarang dia sudah kelas 11 mau naik ke 12.Apa yang harus papah lakukan lagi agar Ray mau berubah?."

"Bagaimana kalo di majukan saja."

"Dimajukan?Apanya?."

"Mondok."

"Yah mamah benar,sekarang papah sudah bertekat bulat.Papah akan nelfon ke kepala sekolah Ray untuk meminta surat keterangan pindah juga semuanya papah bakal urus sekarang,supaya besok Ray langsung Mondok."
_______________________________

Waktu makan malam pun tiba.Semuanya berkumpul,tanpa kecuali Ray.Malam ini adalah malam penentuan bagaimana kehidupannya untuk dikemudian hari.

"Ray.."Panggil pa gunawan untuk mengawali obrolan kali ini

"Hemm." Ray hanya membalasnya dengan deheman

"Kemarin papah bilang sama kamu,1minggu lagi kamu mondok."

"Jadi?."

Pa Gunawan melirik Bu affa,istri Pa Gunawan,untuk meyakinkan kepada dirinya untuk berbicara hal itu sekarang juga.Bu Affa pun mengangguk

"Kita majukan harinya menjadi...Besok."

Brakk!!!

"Pah Mah,kalian itu ga mikirin nanti hidup aku disana?!Sebenernya kalian itu sayang aku apa ga?!Sampe tega ya kalian berbuat seperti itu.Ku kira kemaren kalian hanya bercanda untuk mengancamku saja!Ternyata benar! Kalian...Kalian...memang benci kepada aku!."

"Sayang...kamu salah faham.Kami..."

Ketika bu Affa ingin berbicara,di tengah perkataan bu Affa langsung di potong oleh Ray.

"Saya ga salah faham Saya benar.Tanpa kalian bilang Saya sudah faham.Kalian ngusir Saya dari rumah kan?!Jawab!."

"Ray!Sudah cukup!.Ini memang keputusan papah.Apa kamu ga liat kami,papah sama mamah sudah semakin tua Ray.Tolong sekali saja untuk hal ini,kami turuti permintaan kami."

"Kalau kalian tidak terima saya di rumah ini,kenapa tidak dari dulu kalian buang saya saja!"

Kali ini puncak kemaran Ray sudah di ambang kepala,semuanya terkeluarkan di malam ini.

"Sialan kalian!" Umpatan yang cukup menyakitkan untuk Pa Gunawan dan Bu affa.Kemudian Ray pun pergi dari meja makan tersebut.Ada beberapa piring yang pecah akibat kemarahan Ray.

"Ray! Jaga mulut kamu!"

"Sudah pah...Sudah..."

"Saya benci menerima keadaan ini." Ungkap Ray yang sekarang sudah berada di depan pintu kamarnya.Pintu kamar ray ditutup dan Brakkk!.

Mondok?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang