Case 1 - File 1 : Suara Malaikat Kematian

406 54 20
                                    



Note: FF ini mengandung konten kekerasan seperti dalam drama Voice, jadi disarankan kebijakan pembaca masing-masing. Jika merasa tidak nyaman sebaiknya tidak perlu dibaca. Terima kasih.

♫♫♫


Case 1 – File 1 : Suara Malaikat Kematian


. ♫

25 November 2014

10:15 PM

Eunhyung-dong, Sungwun


Suasana tegang melingkupi ruangan Emergency Call Center. Semua pandangan tertuju pada layar besar yang memberitahukan sebuah lokasi panggilan darurat yang mereka terima. Ya, mereka mendapat sebuah panggilan darurat dari kediaman tuan Oh, seorang pengusaha kaya yang cukup berpengaruh. Karena itulah, ketua center saat itu, ketua Go memerintahkan agar semua bagian emergency call center untuk tidak mengangkat panggilan apapun dan fokus pada panggilan dari tuan Oh.

Salah satu dari anggota bagian emergency call center itu adalah Lee Daehwi. Gadis manis berperawakan mungil berusia 21 tahun yang baru saja dipekerjakan selama seminggu disana.

Terlihat sebuah pemberitahuan panggilan masuk dikomputer yang ada dihadapannya. Daehwi tahu pak ketua Go melarangnya untuk mengangkat panggilan apapun, tetapi hatinya menyuruhnya untuk mengangkatnya. Pikirannya juga berteriak untuk menolong siapapun itu yang saat ini membutuhkan bantuan. Karena itulah perlahan tangan Daehwi bergerak untuk menekan tombol mousenya untuk menjawab panggilan tersebut.

"Selamat malam, dengan emergency call center 112." sapa Daehwi.

"Ha-halo? Tolong aku! Seseorang akan membunuku!" seru seseorang diseberang sana, namun terdengar seperti bisikan.

"Uhm, ya? Maaf bisa anda berbicara dengan lebih jelas?"

"Seseorang akan membunuhku! Dia menyerangku tadi dengan senjatanya! Sekarang aku sedang melarikan diri, jadi tolong selamatkan aku sebelum dia menemukanku!"

Tubuh Daehwi menengang. Tak menyangka bahwa panggilan yang diterimanya ini benar-benar darurat. Daehwi mencatat informasi yang disampaikan si penelepon dengan cepat pada komputernya, "Bisa anda beri tahu dimasa lokasi anda saat ini?"

Suara isakan pelan yang tertahan milik si penelepon membuat hati Daehwi ikut tersayat, "Aku tidak tahu aku sedang berada dimana..."

Daehwi berusaha melacak darimana panggilan itu berasal, tapi tidak membuahkan hasil.

"Anda bisa mendeskripsikan lingkungan atau benda benda yang ada disekitar anda? Dengan mengetahui lokasi anda akan mempercepat datangnya bantuan pada anda."

Terdengar suara pergerakan dari sambungan diseberangnya pertanda bahwa si penelepon berusaha bergerak sepelan mungkin dari tempat persembunyiannya. Daehwi dengan cepat memberi tanda pada Yoon Jisung, seniornya yang berada dimeja didepannya untuk menghampirinya. Tanpa banyak bertanya Jisung bangkit dan berdiri dibelakang Daehwi.

"Ada apa?"

Daehwi menurunkan microphone headphonenya. "Aku mengangkat sebuah panggilan."

Mata Jisung membola, "Apa kau bilang? Bukankah kita sudah diperintahkan untuk tidak mengangkat panggilan darurat apapun dan fokus pada panggilan tuan Oh? Bagaimana kalau panggilan yang kau angkat hanya sebuah prank call?"

"Tapi ini benar-benar darurat! Dari suaranya aku benar-benar yakin kalau dia serius! Dia benar-benar sedang membutuhkan bantuan!"

Jisung menghela nafas, "Baiklah, jelaskan bagaimana situasinya."

Unheard VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang