Case 3 - File 1 : Hitungan mundur menuju surga

158 34 29
                                    


Ada yang menunggu updatean fic ini?hehe

Note: Dalam fic ini terdapat konten kekerasan, darah, dan kata-kata kasar, jadi diharapkan kebijakan dari para pembaca. Seandainya merasa kurang nyaman dengan hal-hal tersebut, sebaiknya tidak perlu diteruskan lebih lanjut. Cerita ini sepenuhnya fiksi, namun bukan berarti ditulis untuk dijadikan contoh kejahatan dalam kehidupan nyata.

Selamat membaca!


Case 3 – File 1 : Hitungan mundur menuju surga


♫♫♫

07:00 AM


Semenjak kasus penyerangan di sekolah yang ditanganinya kemarin, Daehwi bisa merasakan bibirnya selalu berkedut menahan senyuman. Kasus itu telah diselesaikan dengan baik. Tim mereka berhasil menyelamatkan korban sebelum bernasib tragis.

Kasus itu juga merupakan kasus yang sukses ia lakukan sebagai anggota Emergency Call Center.

Daehwi menatap langit dengan mata sendu. "Ayah, apa sekarang ayah bangga padaku? Itu pertama kalinya aku menyelamatkan seseorang disini sebagai anggota Emergency Call Center... aku tidak gagal lagi... kali ini aku berhasil menyelamatkan sebuah nyawa." Bisiknya.

Merasa pandangannya mulai memburam, Daehwi dengan cepat mengedip-ngedipkan matanya dan menarik nafasnya secara teratur agar lebih tenang.

"Aku berangkat." Pamitnya. Kembali ia mengenakan headset sembari menjalankan kakinya untuk menunaikan tugasnya hari ini.

. ♫

08:00 AM

Kantor polisi Sungwun


Sudah mengganti pakaiannya dengan seragam khas petugas Emergency Call Center, Daehwi berjalan hendak membuat minuman yang bisa menghangatkan dirinya di pagi ini. Namun Daehwi dikejutkan dengan kehadiran sosok pemuda berblazer hitam didepannya. Bae Jinyoung, salah satu anggota Golden Time.

Wajah Jinyoung berubah menjadi agak cerah saat pandangannya bertemu dengan pandangan Daehwi. "Selamat pagi, ketua Center Lee." Sapanya.

Mengingat perihal kemarin, Daehwi agak waspada. Tapi ia tetap menunduk sopan. "Selamat pagi, Bae Jinyoung-sshi."

"Kebetulan sekali bertemu denganmu disini. Aku tadi hendak memberikanmu ini." Ucap Jinyoung sembari menyodorkan segelas minuman pada Daehwi.

Daehwi menerima gelas plastik itu. Terlihat uap dari sana, menandakan bahwa minuman itu masih hangat. Daehwi sedikit menghidup aromanya. "Teh?"

Jinyoung mengangguk. "Sedikit ucapan selamat dariku atas keberhasilan pertamamu kemarin. Itu kasus pertamamu sebagai ketua Center, kan?"

Sedikit tertegun, Daehwi mengangguk kemudian tersenyum. "Terima kasih."

Jinyoung sedikit berdeham. "Sama-sama." Balas Jinyoung yang juga membalas senyuman Daehwi. "Oh ya maaf kalau aku terlalu lama menahanmu disini. Aku hanya ingin memberikan teh hangat ini untukmu."

"Ah, tidak apa. Sebenarnya saya juga hendak membuat minuman hangat."

"Kalau begitu kebetulan sekali aku membuatkannya untukmu. Silahkan dinikmati." Jinyoung membungkuk. "Kalau begitu aku permisi duluan."

"Bae Jinyoung-sshi." Panggil Daehwi.

Jinyoung menoleh dan membalikkan badannya dengan wajah yang menyiratkan pertanyaan.

Unheard VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang