Sorry for the late updates!
Note: Terdapat konten kekerasan, darah, dan kata-kata kasar di dalam fic ini. Diharapkan kebijakan pembaca.
Case 2 – File 2 : Jeritan Yang Tak Terdengar
♫♫♫
08:00 AM
Kantor polisi Sungwun
Park Woojin, salah satu bagian dari Unit Kriminal Khusus di kepolisian Sungwun kini menatap kesal pada sebuah papan yang di gantung yang terletak di atas meja kerjanya. Tertulis disana dengan huruf yang besar-besar:
Tim Golden Time
Ia mengabaikan beberapa petugas polisi lain yang tertawa melihat papan gantung tersebut. Bukan hanya itu yang membuatnya ingin menggerutu dan melemparkan barang-barang, tapi juga kenyataan kalau susunan meja disekitarnya berubah. Terlebih penghuni-penghuninya pun orang-orang yang baru ia lihat kemarin.
Woojin melihat pemuda tinggi yang sejak kemarin membuatnya curiga. Ia dengan jelas dapat mengingat namanya.
Bae Jinyoung.
Pemuda itu terlalu mencurigakan dimatanya. Sebagai orang yang sudah kurang lebih 4 tahun menjadi polisi, Woojin terbiasa percaya dengan insting yang dimilikinya, dan saat ini radarnya membunyikan tanda bahaya.
Lihat saja penampilannya. Pakaiannya terlalu rapi untuk ukuran detektif polisi. Blazer hitam panjang dengan baju turtleneck? Memangnya dia model? Cocok untuknya sih, tapi polisi di Unit Kriminal Khusus kan cenderung mengintai atau menangkap pelaku kejahatan. Pasti akan ada saatnya mereka bertarung bahkan menggunakan senjata. Blazer itu bukannya akan menghambatnya? Lagipula meskipun Woojin tidak mau mengakuinya, tapi wajah polisi ini terlalu rupawan. Bukannya Woojin takut tersaingi atau apa, tapi hal itu menambah poin kecurigannya. Belum lagi alasan terbesarnya mencurigai lelaki itu adalah karena dia terus tersenyum pada adik sepupunya, Daehwi, sepanjang rapat pertama mereka kemarin. Woojin tau kalau sepupu perempuannya itu menarik, tapi menurutnya senyum lelaki itu bukan tipe senyuman karena rasa tertarik.
"Park Woojin-sshi?" sapa pemuda itu, menyadarkan Woojin yang menatapnya penuh curiga. "Saya Bae Jinyoung yang akan menjadi salah satu rekanmu dalam tim Golden Time ini. Mohon bantuannya." Ucapnya sembari tersenyum serta membungkukkan badannya sopan.
Woojin balas membungkukkan badannya lalu tersenyum sedikit dipaksakan. Ternyata pemuda didepannya cukup baik.
Yah, mungkin dirinya saja yang terlalu curiga.
"Mohon bantuannya juga." Balas Woojin akhirnya.
Woojin menatap meja di samping meja Jinyoung yang kosong. Melihat Jinyoung yang duduk didekatnya juga, berarti Woojin yakin kalau yang akan duduk di kursi itu merupakan anggota tim Golden Time juga. Menggali ingatannya tentang anggota yang benar-benar ikut tim yang baru di bentuk itu, Woojin akhirnya mendapat gambaran tentang siapa anggota tersebut. Dalam hati lagi-lagi mengutuk anggota pilihan Daehwi yang di luar ekspetasinya itu.
"Kemana ketua Hwang?" tanya Woojin.
Jinyoung mengikuti arah pandang Woojin sebelum menjawab, "Ah, ketua Hwang sedang menanyakan informasi pada saksi mengenai penyerangan di sekolah yang belakangan ini terjadi."
Woojin mengangguk. "Begitu."
Tak lagi menatap Jinyoung dengan curiga, Woojin memilih untuk mendudukkan dirinya di meja barunya. Mata sipitnya memperhatikan perubahan yang ada pada mejanya yang kini jauh lebih rapi, mungkin karena efek baru dipindahkan. File-filenya tersusun rapi, komputernya sudah tak lagi berdebu, terdapat pula walkie talkie yang bertempelkan tulisan Golden Time disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unheard Voice
FanfictionVoice AU! Namaku Lee Daehwi. Aku memiliki rahasia. Sebenarnya aku mempunyai kelebihan yang dianugerahkan Tuhan kepadaku semenjak aku berusia 12 tahun, waktu aku sembuh dari luka dimataku. Aku bisa melihat dunia bukan hanya dari kedua mataku, namun d...