1 - DAMN IT!

5.8K 310 475
                                    

--------------------
Note : Seluruh bagian cerita ini menggunakan sudut pandang Jessica Kyle.
--------------------

"Ok, Good position!"

"Angkat dagumu dan condongkan sedikit tubuhmu ke depan mencapai garis tengah payudaramu. Agar terlihat membulat dan sintal."

"Right!"

"Posisi selanjutnya--sekarang singkap pahamu sedikit dan satu tanganmu menggenggam erat ke ranjang."

"Kerja bagus, baby girl!"

Seperti gadis nakal, aku mengikuti perintahnya. Menatap ke depan berpose menggoda sementara tubuhku dibalut pakaian seksi yang memperlihatkan setiap lekuknya. Kilatan lampu alat potret mengerjap dalam hitungan detik dan aku kembali memanipulasi posisiku yang lebih sensual.

Pada detik selanjutnya, aku melihat seorang pria dewasa menghampiriku--mengatur posisi keduaku agar aku bersemuka dengan sebuah dinding. Aku mengerti! Ini adalah pemotretan bagian belakang tubuhku.

Aku memunggungi alat potret dan mencengkeram erat dinding di hadapanku. Menyunggingkan sedikit bokongku ke belakang agar postur tubuhku terlihat indah.

Saat mengatur posisi, mendadak aku merasa aneh. Aku merasakan rabaan sebuah tangan mendarat di tubuhku. Sedikit merasa risi dan terganggu.

Apa ini?

Aku menoleh ke belakang.

Oh, fuck it! Tangan nakal!

Aku menggelengkan kepalaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menggelengkan kepalaku. Ternyata dia tengah hanyut meremas bokongku. Mengusap punggungku dan area tubuh sensual lainnya.

Oh astaga, aku telah terbiasa dengan situasi seperti ini. Dikelilingi pria-pria brengsek.

Jikalau bukan lantaran uang demi bertahan hidup, aku tidak akan merepotkan diri menggarap pekerjaan yang memuakkan ini.
Terlebih karena aku juga bermukim tinggal sendirian di Valencia City.

Valencia City adalah salah satu kota Spanyol yang sangat bebas, apatis dan jeritan seks telah menjadi perkara umum bagi penduduknya. Ekonomi pun hanya berjalan mulus bagi mereka yang beredukasi dan berpengalaman.

Dan satu hal lagi, kau dapat membayangkannya kala tidak ada satu pun yang peduli atau membantumu saat berada dalam kesulitan. Tetapi dengan uang, kau bisa melancarkan segalanya menjadi lebih mudah.

Aku mendengus kesal. "Bisakah kau melakukannya lebih cekatan? Lalu beri aku komisi setelah pemotretan ini berakhir."

Pria di hadapanku yang tengah mengatur posisiku mengakhiri aktivitasnya ketika mengusap anggota tubuhku yang lain.

Dia bergidik. "Kenapa terburu-buru sekali, Jessica? Apakah kau tidak ingin bersenang-senang dulu di sini?"

Menggubris ucapannya seperti itu, otomatis aku menatap pria sialan tersebut. Rasanya aku ingin sekali menendang bokongnya agar berhenti berbicara sesuka hatinya.

Te Amo Siempre Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang