3 - THE SEX SCENE

5.7K 80 52
                                    

--------------------
Note : Chapter mengandung Adegan Dewasa. Ini khusus area 18++
--------------------

William terkekeh pelan mencerna ucapanku yang terbata-bata karena terpesona akibat kapal pesiarnya yang memukau. "Begitukah?"

Aku tersadar kembali setelah menatap lama kapal pesiar tersebut. "Ya, Mr.William."

Dia mengangguk dan menyilakanku dengan lembut. "Baiklah. Mari kita masuk, Jessie."

Tanpa menanggapinya lagi, aku mengikuti langkahnya di belakang. Suara sepatuku kuusahakan tidak berdenting keras dengan lantai kapalnya yang sangat mahal.

Ada rasa takjub dan bahagia saat aku bisa memasuki kapal pesiar termegah dan termewah di negeri ini.

Namun, kala William membuka pintu kapal, tiba-tiba terjadi sesuatu dan itu di luar dugaan. Seketika lantaran hal itu membuat kami mematung...

 Seketika lantaran hal itu membuat kami mematung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah.. Ah... Uhm..."

"Jack... Ah... Ah..."

"Lexa... Aku mencintaimu."

"Aku... Aku juga mencintaimu, Jack. Ah..."

Tepat di depan mata kami, kami benar-benar tercengang menyaksikan sepasang kekasih tengah bercinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat di depan mata kami, kami benar-benar tercengang menyaksikan sepasang kekasih tengah bercinta.
Mereka bercinta dengan sangat bergairah. Meluapkan seluruh energi dan birahi demi melampiaskan hasratnya.

Aku menjadi malu. Sama sekali tidak terlintas sedikit pun di pikiranku jikalau aku dan William seperti tengah menonton adegan porno dari kaset. Bahkan ini lebih parah, kami menonton serentak di depan mata kami.

Aku mulai merasakan suasana di sini berubah menjadi sangat panas dan sensual.
Mataku bertemu dengan mata William dan membulat. Pipiku memanas dan kakiku terasa gemetar untuk menopangku. Begitu pula dengan William, kulihat napasnya bergemuruh tak beraturan.

Mereka tidak menyadari kedatangan kami. Desahan kenikmatan pun merebak semakin keras dan permainan menjadi sangat liar dan ganas.

"Ah... Jack. Pelan-pelan."

Te Amo Siempre Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang