Shiyoung POV
"Aku ada jadwal operasi besar malam ini, jadi kayaknya aku bakalan pulang malam hari ini. Take care! I love you."
Aku menutup sambungan telepon dengan malas. Lagi dan lagi, selalu seperti ini.
Suamiku itu selalu sibuk atas pekerjaannya, bahkan ia sering tidak pulang ke rumah. Memang sih, pekerjaannya sebagai dokter spesialis pasti membuat dia sibuk setiap hari.
Untung saja, anak kami masih sangat kecil dan tidak terlalu membutuhkan kehadiran seorang ayah saat ini. Namun tetap saja, apa ia tidak sering merindukan anaknya yang sangat imut ini?
Park Kenzo. Buah hatiku dengan suamiku, Park Jinwoo. Kami memilih nama Western untuknya, karena pada kenyataannya, ia lahir di negeri Barat ini dan akan tinggal disini.
Kenzoku lahir di dunia dan menemani kami berdua 4 bulan yang lalu. Saat ini, ia sedang tidur di baby box berwarna putih miliknya. Wajahnya terlihat sangat mirip dengan Jinwoo. Ia memiliki mata kecil, serta terdapat mole di bagian wajahnya yang sama persis dengan ayahnya.
Sore ini, terlihat seperti hari-hari biasanya. Aku menemani Kenzo di rumah seorang diri. Dan bila ia sedang tidur, aku dengan cepat melakukan berbagai pekerjaan rumah. Kebetulan, kami tinggal di apartment yang tidak terlalu besar, sehingga aku dapat melakukannya dengan cepat, meskipun setiap 2 jam sekali aku harus memberikan asi untuknya.
Aku mulai memasak dengan bahan-bahan yang ada di kulkas kami. Jujur saja, meskipun kami berdua tinggal di Amerika, namun lidah kami masih sangat menyukai makanan yang berasal dari negara kami, yaitu Korea.
Ting tong!
Bel apartement tiba-tiba saja berbunyi. Apa mungkin itu Jinwoo?
"Good evening, miss. Thankyou for ordering some food from our restaurant. Hope you'll like it!" (Selamat sore, nyonya. Terima kasih sudah memesan beberapa makanan dari restoran kami. Semoga anda menyukainya)
Pria bule di depanku ini memberikan sebuah kantong putih berisi makanan kepadaku. Tunggu, siapa yang memesan semua ini?
"Sorry sir, i think i never order all of these food today. Maybe you've got wrong address?" jawabku sedikit kebingungan. (Maaf, saya rasa saya tidak pernah memesan semua makanan ini hari ini. Mungkin anda salah alamat?)
Pria itu ikut merasa terbingung. "Mr. Jinwoo was ordered this food for you. He said that he's your husband, miss. Am i wrong?" (Tuan Jinwoo yang telah memesan makanan ini untukmu. Ia berkata bahwa ia adalah suamimu. Apakah aku salah?)
Aku terbengong mendengar ucapannya. Ternyata, Jinwoo yang memesankan ini untukku.
Aku langsung mengambil kantong itu dari tangannya. "Ah yes sir. He's my husband. Wait there, i'll take some money." ucapku, lalu berlari ke dalam kamar untuk mengambil uang. (Iya, dia suamiku. Tunggu disini, aku akan mengambil uang)
Setelah mengambil uang, aku langsung memberikannya kepada pria itu. Namun alhasil, ia menolak uangku.
"Thankyou, miss. But mr. Jinwoo already pay for it." ucap pria itu sebelum beranjak pergi dari depan apartmentku. (Terima kasih, nyonya. Tapi tuan Jinwoo sudah membayarnya)
Setelah pria itu pergi, aku kembali masuk ke dalam. Aku meletakkan makanan itu di atas meja makan, dan membukanya untuk mengetahui isinya.
Ah, ternyata spagetthi bolognaise, makanan kesukaanku. Jinwoo sangat hafal tentang semua hal yang aku sukai.
Baru saja aku ingin menyantap makanan itu, ponselku berdering nyaring.
"Gimana? Makanannya udah datang?"
Deep voice miliknya membuatku tersenyum.
"Udah, baru aja datang. Makasih ya sayang."
"Iya sayang, makan yang banyak ya, biar gendut. Masa istrinya dokter kurus kayak kamu?"
Aku tertawa pelan. Memang sih, tubuhku sangat kurus dan tidak seimbang dengan tinggi badanku.
"Siap bos! Kamu sendiri udah makan?"
"Udah kok. Kenzo lagi tidur ya? Aku kangen banget sama dia."
"Iya, baru aja tidur. Nanti kalau dia udah bangun, aku fotoin terus kirim ke kamu ya!"
"Serius? Kirimin yang banyak ya sayang! Aku tutup dulu ya, ada pasien baru yang harus aku tanganin. Bye sayang, love you!"
Sambungan telepon singkat itu terputus lagi, bahkan tidak lebih dari 2 menit.
Aku hanya bisa menghela nafas pelan. Hari ini, seperti hari-hari lain biasanya, aku makan sendirian. Aku hanya akan bertemu dengan Jinwoo malam hari saat ia pulang, dan biasanya, pagi-pagi sekali ia sudah harus berangkat ke rumah sakit.
Aku senang dan sangat bangga terhadapnya. Setiap hari, ia membantu untuk menyembuhkan semua orang dari sakit mereka masing-masing. Ia bahkan dipercaya untuk menjadi satu-satunya dokter spesialis di salah satu rumah sakit terbaik di Amerika Serikat ini.
Kalau boleh jujur, aku sangat merindukan kehadirannya di sampingku. Aku juga ingin saling bercerita dan bergurau seperti pasangan suami-istri lainnya.
Suara tangisan Kenzo membuyarkanku dari lamunan. Aku dengan sigap berlari ke kamar, dan mendapati anak lelakiku sedang merengek dan menangis di dalam baby box miliknya.
Begitu melihat wajahku, tangisannya pun berhenti. Ia menatapku, lalu tersenyum sembari mengepak-ngepakkan tangannya.
Aku mengambil mainan bola lunak kesukaannya, lalu memberikan bola itu kepadanya.
Mataku tiba-tiba saja tertuju pada secarik kertas kecil di dalam baby box milik Kenzo. Di dalam kertas itu, terdapat sebuah tulisan, tulisan yang aku kenal sangat jelas siapa penulisnya.
Tunggu aku pulang ya, kita akan makan dan bermain bersama Kenzo nanti malam. Saranghae, my beautiful wife ♡
Ia selalu dapat membuatku tersenyum dan semakin menyayanginya. Park Jinwoo, my best man ever.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astro Marriage Life
Short StoryKalo semua member Astro udah nikah dan punya keluarga masing-masing, gimana ya jadinya? • 602 in #ShortStory [090818] • 565 in #ShortStory [110818] © rockychaa ; 2k18