Hyojung POV
"Hyojung-a! Kamu ngeliat kaos kuning aku nggak? Perasaan kemarin aku taruh disini deh, kok sekarang nggak ada?"
Aktivitas mandi pagiku terganggu karena teriakan seorang Yoon Sanha. Bocah itu bahkan tidak bisa mencari bajunya sendiri.
Tak lama, aku pun keluar dari kamar mandi, dan mendapati bocah tiang listrik itu sedang berada di depan lemari dan mengeluarkan semua bajunya.
"Yaa! Yoon Sanha! Jangan diberantakin bajunya!" Aku langsung berlari dari arah kamar mandi dengan handuk yang masih terpasang rapi di rambutku.
Hampir semua baju miliknya berceceran di bawah lantai. Noh Hyojung, congratulation. You have to work hard again!
"Habis, aku cari baju kesukaanku yang warna kuning itu nggak ada, gimana dong?" Ia menggaruk rambutnya sembari memajukan bibirnya. Dasar bayi besar.
Aku hanya bisa menghela nafas sambil meratapi nasib. Menjadi istri dari seorang Yoon Sanha sama sekali bukanlah hal yang mudah.
Aku berjongkok, lalu membantunya untuk mencari baju itu. "Udah kamu teliti belum? Siapa tau keselip dimana gitu."
"Udah sayang, dan nggak ada. Apa hilang ya?" ucapnya sambil mengikutiku untuk berjongkok.
"Yang ini bukan?" Aku akhirnya menemukan sebuah kaos berwarna kuning dengan sangat mudah. Dapat kupastikan, kaos ini yang sedang ia cari sedari tadi.
Sanha tersenyum senang, lalu mengambil baju yang aku pegang. "Iya yang ini! Gomapta, Hyojung-a! Aku mandi dulu ya!"
Ia langsung berlari dan mengacir ke dalam kamar mandi. Dan alhasil? Aku lagi yang harus membereskan semua baju miliknya yang sangat berantakan ini.
Untung saja, aku selalu bangun lebih awal darinya. Seperti anak dan ibu, setiap hari aku harus mengurusinya. Aku menyiapkan makanan, pakaian, bahkan sampo dan sabun juga aku yang menyiapkan untuknya.
Tapi aku bersyukur, karena sifatnya di rumah berbeda dengan sifatnya di restoran. Ya, tepat 3 bulan sebelum kami menikah, ia membeli sebuah restoran franchise yang menjual berbagai makanan fast food seperti ayam goreng, burger, ice cream, serta makanan favorit Sanha, yaitu Kentang goreng. Restoran fast food miliknya itu dinamai SanHyo, yang merupakan perpaduan nama kami berdua.
Sebagai pemilik dan orang yang meng-handle restoran tersebut, bisa dibilang ia cukup bertanggung jawab dan bijaksana. Semua pelayan disana selalu menghormatinya dengan baik.
Namun aku pernah diberitahu oleh salah satu pelayannya. Ia bilang bahwa bosnya itu sangat sering mengambil dan memakan kentang goreng yang seharusnya dijual kepada pelanggan. Bahkan ia pernah menghabiskan sekitar 5 porsi kentang goreng dalam waktu 10 menit. Sungguh aneh, tapi nyata.
Tapi aku lega, karena pelayan itu juga berkata bahwa Sanha akan tetap membayar kentang goreng yang telah ia makan sesuai harganya.
Yah, setidaknya ia masih dapat bersikap dewasa di restoran, meskipun di rumah, sikapnya seperti anak kecil berumur 3 tahun.
Lihat sekarang. Baru saja aku selesai merapikan baju miliknya ke dalam lemari, Ia sudah mengobrak-abrik laci meja yang terletak di sebelah kasur kami. Entah apa yang ia cari saat ini.
"Kamu cari apa? Jangan diberantakin lagi, aku capek ngerapiinnya!" Aku langsung memukul lengannya agar ia berhenti mencari.
"Itu, kamu lihat parfum aku nggak? Parfum yang bentuk botolnya panda itu!"
Aku memegang kepalaku sambil memejamkan mata. "Bukannya semua parfum kamu ada di atas lemari ya? Kan kamu sendiri yang taruh disana!"
Matanya langsung tertuju pada benda yang berada di atas lemari, lalu menunjuk-nunjuknya dengan jari telunjuk panjang miliknya. "Iya itu! Kok bisa disana? Perasaan kemarin aku taruh di laci."
Sanha langsung berlari kecil ke depan lemari, lalu mengambil parfum itu dengan lengan panjangnya. Tinggi lemari itu sekitar 2 meter, namun karena ia memiliki tinggi badan yang tidak jauh dari itu, ia dengan mudah dapat mengambilnya.
"Coba deh kamu cobain parfum ini, aku suka banget baunya!" Sanha menyemprotkan parfum berbentuk panda itu ke atas bajuku.
Aku dengan sigap menghindar dan menjauh darinya. "Aku udah pake parfum aku sendiri, nanti baunya kecampur!"
Sanha mengangguk, lalu berhenti menyemprotkan parfum itu kepadaku. Kali ini, ia beralih pada meja make up milikku.
"Sisir kamu mana? Aku mau pake, rambut aku berantakan nih." katanya sambil merapikan rambutnya dengan tangan di depan kaca.
"Itu sisir aku ada di depan kamu persis. Warna hitam." jawabku sedikit malas. Aku bahkan harus merapikan laci yang tadi ia berantakkan saat ini.
"Yang mana? Ini?" Sanha menunjukkan sebuah benda kecil berwarna hitam kepadaku.
Aku menoleh, dan mengangguk kepadanya. Sisir yang aku miliki adalah sisis lipat, sehingga benda itu terlihat kecil.
Sanha lagi-lagi membuat kepalaku panas. Ia membolak-balikkan sisirku dan tidak mengetahui cara untuk memakainya dengan benar. "Ini gimana cara pakenya? Sisir kamu kok kecil gini sih?"
Aku langsung mendatanginya dan merebut sisir itu dari tangannya. Aku membuka lipatan sisir itu, lalu memberikan kepadanya. "Buka gini aja masa kamu nggak bisa? Yoon Sanha, umur kamu udah 28 tahun, jangan masih kayak anak kecil gitu dong!"
Dengan kepala yang panas, serta emosi yang memuncak, aku meninggalkannya sendirian di kamar. Aku berjalan menuju dapur, dan menyiapkan sarapan untuk kami.
"Hyojung-a, kamu masak apa hari ini?"
Sanha keluar dari kamar dan duduk di meja makan. Ia mengambil piring dan sendok, lalu langsung menyantap makanan yang telah aku buatkan.
"Kamu tau nggak, Jajjangmyeon buatan kamu itu makanan favoritku sekarang!"
Begitu mendengar ucapan dari pria di sampingku ini, aku melirik kearahnya. "Bukannya makanan favorit kamu kentang goreng? Dari dulu kan kamu suka banget sama hal-hal yang berbau kentang, apalagi kentang goreng."
Sanha terdiam sejenak, lalu memamerkan deretan gigi putihnya kearahku. "Ah iya aku lupa, berarti jajjangmyeon buatan kamu jadi nomor 2!"
Aku memberikan cengiran andalanku kepadanya. Di sela-sela makan kami seperti ini, aku selalu menyempatkan waktu untuk memotret dirinya sejenak. Ia sungguh terlihat seperti bayi besar saat makan.
Tunggu, aku baru sadar akan sesuatu. Ia memakai celana jeans pendek dan kaos berwarna biru muda saat ini. Bukankah tadi ia ribut dan memintaku untuk mencari kaos berwarna kuning?
"Kaos kuning kamu yang tadi mana? Kenapa kamu malah pake kaos lain?" tanyaku mengintrogasinya.
Sanha terdiam lagi, lalu menundukkan kepalanya. "Aku nggak jadi pake yang itu. Aku lagi pengen pake yang ini."
Setelah mengucapkan kalimat itu, ia langsung berlari cepat sambil membawa mangkok jajjangmyeon miliknya.
"YAA! YOON SANHAAAA! KEMARILAH!"
Aku mengejarnya sambil membawa sebuah sendok besar untuk memukul dirinya.
My very big baby, Yoon Sanha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astro Marriage Life
Kısa HikayeKalo semua member Astro udah nikah dan punya keluarga masing-masing, gimana ya jadinya? • 602 in #ShortStory [090818] • 565 in #ShortStory [110818] © rockychaa ; 2k18