[🐱] Sleepy Husband

3.3K 226 6
                                    

Yeoreum POV

"Sayang, bangun yuk, udah siang."

Sejak sekitar 20 menit yang lalu, aku sudah mencoba berbagai cara untuk berusaha membangunkan suamiku yang satu ini. Mulai dari menepuk pelan pipinya, menggoyang-goyangkan tubuhnya, hingga memutar lagu cukup keras telah aku lakukan, namun tidak satupun yang berhasil. Alhasil, Moonbin hanya menggeliat sejenak di kasurnya, lalu kembali tertidur.

Aku melirik jam yang terpasang di dinding kamar kami. Saat ini sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Semua orang mungkin saja sudah memulai aktivitas mereka sejak beberapa jam yang lalu. Namun tidak dengan suamiku. Ia masih saja berada di dalam alam mimpinya.

Untung saja hari ini adalah hari Minggu, sehingga ia tidak harus pergi ke tempat gym miliknya. Meskipun begitu, bukankah sudah seharusnya ia bangun dan makan pagi saat ini?

"Bin-a, aku mau buat makanan dulu ya."

Aku mengecup pipinya pelan, lalu bergegas menuju dapur untuk membuat makanan.

Sebagai istri dari seorang Moonbin, aku tidak perlu bingung untuk membuat makanan apa. Ia akan melahap makanan apapun, apalagi jika itu buatanku.

Dan juga, aku harus membuat makanan yang cukup banyak. Mungkin sekitar 3 porsi makanan, karena pada dasarnya, porsi makan Moonbin berlebihan. Ia bahkan bisa menghabiskan beberapa porsi makanan hanya dalam hitungan menit.

Ada 1 hal yang aku herankan darinya. Meskipun porsi makannya sangat banyak, ia sama sekali tidak bisa gemuk. Sedangkan bagi diriku dan kaum perempuan lain? Memakan sedikit makanan saja, berat kami bertambah. Dunia memang tidak adil, huft.

Pernah suatu hari, Moonbin makan sebanyak 6 kali. Ia bilang bahwa ia sangat lapar karena telah menemaniku pergi ke toko buku. Padahal di toko buku, ia sama sekali tidak berjalan dan mengikutiku. Ia hanya duduk sambil memakan 2 bungkus pepero yang sebelumnya ia beli di minimarket.

Tak terasa, sudah 2 jam lamanya aku memasak. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, dan ini benar-benar waktunya Moonbin untuk bangun dari tidurnya.

"Sayang, udah jam 12 siang, ayo bangun." Aku mencoba menggoyang-goyangkan tubuhnya lagi. Dan reaksinya masih sama, ia sama sekali tidak terbangun.

Tiba-tiba, sebuah ide terbesit di pikiranku. Aku langsung berlari menuju meja makan, dan mengambil mangkok yang berisi sup daging kesukaannya.

Dengan perlahan, aku membawa mangkok itu ke dalam kamar. Aku mendekatkannya ke arah Moonbin agar ia bisa mencium aroma makanan lezat itu.

Yes! Usahaku berhasil. Ia membuka sedikit matanya, dan langsung tertuju pada mangkok yang aku bawa. Meskipun kesadarannya belum sepenuhnya penuh, ia bangun dan terduduk di atas kasur. Dan kalian tau, bisa-bisanya membuka mulutnya kearahku, dengan mata yang masih setengah tertutup.

Aku meletakkan mangkok yang aku bawa diatas meja kecil yang terletak di sebelah kasur. Aku membuka laci meja itu, dan mengambil kacamata minus berwarna hitam milik Moonbin.

"Mana supnya tadi? Aku mau makan sekarang." Moonbin menyengir kepadaku sembari memakai kacamata miliknya. Matanya masih saja tertutup. Jujur saja, ia terlihat seperti bayi yang sedang mengantuk saat ini. Meskipun bertubuh kekar, sifatnya masih seperti anak kecil.

Aku beralih ke lemari, dan mengambil sebuah handuk miliknya. "Kamu mandi dulu gih, baru makan."

Ia menggeleng pelan. "Nggak mau. Aku lapar, mau makan sekarang."

"Mandi dulu sayang, baru makan nanti. Aku udah buatin semua makanan kesukaan kamu hari ini." Aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku.

Akhirnya, for the first time in forever, ia membuka matanya lebar, lalu berdiri dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.

Tidak lupa, sebelum masuk ke dalam kamar mandi, ia memberikan morning kiss di pipiku seperti biasa.

Setelah ia masuk ke dalam kamar mandi, aku membawa mangkok berisi sup daging itu dan meletakkannya kembali ke meja makan. Terdapat 4 macam makanan di atas meja, yang khusus aku buat untuk bayi besarku.

Tak lama, Moonbin datang dari arah kamar dan mendatangiku di meja makan. Ia masih saja berjalan sambil sedikit menutup matanya. Untung saja, ia sudah hafal semua letak dari rumahnya ini, sehingga ia sama sekali tidak menabrak suatu barang apapun.

"Aigoo, kamu masak semua makanan ini buat aku?" ucapnya begitu ia duduk disebelahku. Matanya langsung terbuka lebar saat melihat berbagai macam makanan yang ada di atas meja. Aku mengangguk sembari tersenyum padanya.

"Doa dulu sebelum makan." Aku langsunv menghadang tangannya saat ia ingin menyendok sup daging tersebut.

Ia menurutiku. Setelah berdoa selama 1 menit, ia langsung mengambil sendok dan menyantap makanan. Ia makan dengan sangat lahap.

"Makanan buatan istriku memang terbaik!" Moonbin memujiku dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

Karena ia makan dengan sangat lahap dan cepat, makanan yang ia makan berbekas di ujung bibirnya. Aku mengambil tisu, lalu mengelapnya pelan. "Makannya pelan-pelan dong sayang."

Setiap harinya, kami selalu makan pagi bersama seperti ini. Kebersamaan sejenak bersamanya seperti ini saja sudah membuatku bahagia.

"Kamu nggak ke gym hari ini?" tanyaku padanya sembari mengunyah makanan milikku.

Ia hanya menggeleng pelan. "Hari ini hari Minggu, jadi aku mau santai aja di rumah."

Setelah semua makanannya habis, ia langsung meletakkan piring yang telah ia gunakan ke dalam tempat cuci piring. Setelah itu, ia kembali ke meja makan dan duduk lagi di sebelahku.

Ia menyangga kepala dengan tangannya di meja sambil menatapku yang sedang makan. "Kamu cantik banget hari ini."

Aku tersenyum malu, lalu menoleh kearahnya. "Jadi hari-hari lainnya aku nggak cantik?"

Moonbin mengelus suraiku pelan. ia meletakkan beberapa helai rambut yang menutup sebagian wajahku ke belakang telingaku. "Cantik. Kamu setiap hari makin cantik sayang."

Aku mengerucutkan bibirku kearahnya. Ia tertawa, lalu mencubit pipiku pelan. "Habis makan ini, kamu mau ngapain?"

Aku berpikir sejenak. "Aku mau cuci baju. Kamu mau bantuin aku nggak?"

Kepalanya mengangguk pelan. "Oke, aku bakal bantuin kamu. Selesaiin makanmu dulu gih, nanti kalau udah selesai, panggil aku di kamar ya."

Setelah aku mengangguk, ia mengacak rambutku pelan, lalu berjalan menuju kamar. Aku berani bertaruh, ia akan kembali tidur di kamar.

Waktu makanku pun selesai. Aku langsung berlari kecil ke kamar untuk memanggil Moonbin.

Dan alhasil, yang kudapatkan setelah masuk ke dalam kamar adalah...

Suamiku tercinta, Moonbin, sudah kembali lagi ke dalam alam mimpinya. Ia tidur terlentang dan memenuhi kasur berukuran king size milik kami berdua. Aku hanya bisa tersenyum dan menggeleng pelan melihat tingkah lakunya.

My forever sleepy bear, Moonbin.

Astro Marriage Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang