Awal Mula

176 14 7
                                    

  Padatnya jalan raya membuat Reyhan harus terjebak macet diantara banyaknya kendaraan, padahal hari ini adalah hari pertama dia sekolah di SMA Kebangsaan yakni sekolah barunya. Sudah tiga kali ia melirik jam hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia semakin geregetan dan tak sabaran. Berkali kali Reyhan memainkan gas motornya hingga menimbulkan suara menderu-deru mengisi sumpeknya jalan raya. Lebih parahnya lagi, posisinya saat ini dengan jarak ke sekolah lumayan jauh. Reyhan sudah keringetan, rasanya ingin mengeluarkan semua emosi yang mengendap di pikirannya.

  Tiba-tiba, dari belakang terdapat sebuah motor yang menyalakan kelaksonnya panjang dan di susul oleh kendaraan yang lainnya. Pandangan Reyhan kembali ke depan.

  Ia bisa-bisa tidak mengikuti upacara bila berlama-lama terjebak macet seperti ini. Akhirnya, lampu rambu itu berubah menjadi hijau. Reyhan bergegas melajukan motornya dengan kecepatan tinggi mengalahkan motor-motor lain yang berada di sekitarnya. Bisa di bilang motor besar Reyhan yang berwarna hitam dengan garis-garis kecil yang berwarna merah itu, berhasil menjadi sorotan banyak orang.

  Sepuluh menit kemudian, Reyhan baru tiba di pintu gerbang sekolah barunya. Pintu gerbang sudah tertutup, itu artinya kegiatan di sekolah sudah berlangsung. Reyhan mengintip dari sela-sela gerbang, melihat seluruh murid sedang melaksanakan upacara bendera.

"Ck, telat satu jam dua puluh menit!" Reyhan mendumel sendiri sambil melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.

  Tak lama kemudian, gerbang dibukakan oleh pak satpam lalu memperbolehkan Reyhan masuk. Deruman motor besar yang ia kendarai itu mampu memecahkan keheningan di halaman sekolah. Seluruh murid yang sedang berbaris di  lapangan itu lantas menoleh ke sumber suara dengan tatapan yang berbeda-beda.

  Kebanyakan siswi yang melihat Reyhan langsung heboh sendiri. Rasa bosan mereka akibat upacara yang sedari tadi serasa tidak kunjung selesai, kini tersingkirkan hanya dengan melihat wajah Reyhan, si kelinci ganteng SMA Kebangsaan. Bukannya mendengarkan Kepala Sekolah ceramah, mereka malah asyik memandang Reyhan sambil membicarakannya.

"Astaga.. astaga.. siapa tuh kayaknya ganteng banget!"

"Gila! Ganteng banget, padahal masih pake helm!"

"Siapa tuh? anak baru ya?!"

"Gila.. idungnya tinggi banget!"

"Ya ampun, lekukan bibirnya gemesin!"

"Sumpahh..cool banget gayanya. Udah keliatan pasti dia ganteng banget!"

"Jadi demen gue..!"

"Edann.. dia mirip K-pop"

"Alhamdulillah ... akhirnya ada anak baru. Jadi bisa sering-sering cuci mata, apalagi dia ganteng! Jadi ni mata gak bosen cuma mandangin si Rafli Regiel Rafli Regiel.. tuh kutu dua emang kemana-mana barengan mulu udah kayak sendal swallow!"

"Jadi lumer gue!"

"Yes..populasi cowok ganteng bertambah. Gak sia-sia gue disekolahin disini sama mak babeh gue.!"

  Banyak sekali celotehan yang terarah untuk Reyhan. Ya, dia memang memiliki banyak penggemar di SMA yang ia tinggalkan. Dan sekarang ia sudah pindah ke SMA Kebangsaan dan itu mampu menambah jumblah fansnya. Karena Reyhan memiliki senyuman yang manis, ditambah wajahnya yang tampan, gayanya yang kece badai, postur tubuhnya yang ideal, sehingga mampu membuat semua siswi SMA Kebangsaan merasa gemas, dan yang menambah kesan sempurna di mata cewek ialah kemampuan otaknya yang membuat dia sering-bahkan selalu mendapati juara di kelas.

  Reyhan menghela napas karena kini ia menjadi sorotan orang lagi-tadi di jalan sekarang di sekolah.

  Guru piket memanggil Reyhan, lalu menyuruhnya untuk berbaris bersama siswa-siswi yang bermasalah seperti terlambat,tidak memakai atribut lengkap, dan sebagainya.

Catatan Si PLAYBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang