Prolog

104 15 2
                                    

"Sya.. ayo bangun sayang. Sudah jam tiga." Ucap seseorang membangunkan Hasya.

"Iya, Bunda. Hasya sudah bangun kok." Ucapnya kemudian pergi untuk mengambil air wudhu. Sudah menjadi kebiasaannya untuk bangun di pagi hari.

Setelah mengambil air wudhu, ia segera melaksanakan sholat tahajud. Setelah selesai, ia lanjutkan dengan membaca Alquran. Saat jam 4 pagi, ia akan memulai untuk belajar.

Makayla Irdina Hasya. Biasa dipanggil Hasya. Ia memiliki tubuh yang tergolong pendek,tapi imut, pipinya chubby, dan pendiam. Tapi, jika sudah akrab dengan dia, kalian akan tahu bagaimana sifatnya. Ia pemilik suara indah, dan cengkoknya yang enak didengar. Sampai bisa membuat cicak di rumahnya bergoyang. Wkwkwk:v back to the topic

Setelah selesai mandi,sarapan, Hasya meminta izin untuk berangkat ke sekolah.

"Bunda, Hasya pamit berangkat ke sekolah dulu ya, Bun. Assalamualaikum" ucap Hasya sambil mencium punggung tangan milik bundanya.

"Iya, Hasya. Wa'alaikumsalam. Bekalnya sudah kamu bawa?" Tanya bunda.

"Sudah bunda. Ayo ayah, berangkat sekarang. Nanti Hasya terlambat." Ucapnya sambil menggeret lengan ayahnya.

"Ya sudah bunda. Ayah berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Ucap Ayah.

"Iya, yah. Wa'alaikumsalam." Jawab bunda sambil mencium punggung tangan milik ayah.

Setelah beberapa menit, akhirnya Hasya sampai di sekolahnya.

"Ayah, Hasya masuk dulu ya. Assalamualaikum, ayah hati hati ya." Ucap Hasya mencium punggung tangan milik ayahnya.

"Iya sayang. Wa'alaikumsalam. Belajar yang rajin ya,sayang." Ucap ayah lalu pergi meninggalkan sekolah Hasya.

"Hasyaaa!!!" Teriak seseorang yang Hasya sudah hafal betul pemilik suara itu.

"Astaghfirullah, Riri. Ada apa sih? Jangan teriak teriak. Ini di sekolah, bukan hutan." Ucap Hasya memperingatkan.

"Hehehe.. maaf, Sya. Nggak sengaja." Ucap Riri meringis tanpa dosa.

Parisya Mayesa. Biasa dipanggil Riri. Salah satu sahabat terdekat Hasya. Tergolong dekat, karena mungkin rumah mereka yang lumayan dekat dibanding dengan rumah sahabatnya yang lain. Ia pandai dalam bermain piano, atau organ.

"Sya!!!! Hari ini kamu harus duduk sama aku. Ajarin matematika sekalian." Ucap Lyta.

Earlyta Indriati Kamila. Biasa dipanggil Lyta. Gadis pemilik suara seperti toa masjid. Selalu tidak bisa mengontrol suaranya. Tapi, untuk urusan menyanyi, ia jago. Ia juga gadis yang sering di bully dalam persahabatan ini. Di bully dalam arti bercandaan ya guys.

"Astaghfirullah, ini lagi. Lyta. Kan Hasya udah pernah bilang, kalau ngomong itu, jangan keras-keras." Ucap Hasya mengingatkan.

"Enak aja kamu, Ta. Aku duluan yang mau duduk bareng Hasya." Ucap Riri tidak terima.

"Assalamualaikum, Vika datang." Ucap seseorang yang baru masuk kelas.

Padali Savika. Biasa dipanggil Vika. Sahabat Hasya yang paling modis. Ia paling tertua diantara mereka. Ia pandai dalam bermain biola.

"Hasya itu mau duduk sama aku. Iya, kan, Sya?" Ucap Vika.

Hasya hanya geleng-geleng kepala. Untung saja hari ini masih pagi. Jadi suasana sekolah masih belum terlalu ramai.

"Assalamualaikum," ucap beberapa orang laki-laki memasuki kelas.

Mereka adalah Mifzal, Tafhim, Farzan, dan Shafin.

Mifzal Shaquille Arsalan. Panggil saja Mifzal. Salah satu sahabat laki laki yang dekat dengan Hasya, karena saat di samping Mifzal, Hasya merasa berada didekat Abangnya. Hasya pun memanggil Mifzal dengan sebutan "abang". Mifzal tak keberatan dengan sebutan yang diberikan oleh Hasya. Toh, Mifzal juga sudah menganggap Hasya seperti adiknya sendiri. Mifzal juga pandai dalam bermain gitar ritme.

Tafhim Tabrani. Panggil saja Tafhim. Tafhim adalah sahabat laki-laki kedua yang deket dengan Hasya. Hasya sudah terbiasa memanggil Tafhim dengan sebutan "Aa". Tafhim pun tak keberatan dengan panggilan itu. Ia juga sudah menganggap Hasya seperti adiknya sendiri. Tafhim sangat mahir dalam urusan dokumenter, edit film, dan lainnya yang berhubungan dengan multimedia. Ia juga pandai memainkan gitar melodi.

Farzan Hafizhan. Panggil saja Farzan. Ia adalah sahabat Hasya yang paling alim. Ia sahabat yang dapat berpikir dewasa diantara yang lainnya. Ia pandai dalam bermain gitar bass.

Behzad Shafin. Panggil saja Shafin. Ia adalah sahabat yang kadang terlalu menonjolkan sifat yang kurang disukai perempuan. Seperti kadang berpikiran kotor. Ia pandai dalam bermain drum.

"Sya, udah ngerjain PR matematika belum?" Tanya Mifzal.

"Belum, bang." Jawab Hasya.

"Yaahh.. padahal abang mau liat juga." Ucap Mifzal dengan wajah pura pura kecewa.

"Bohong, Zal. Nggak mungkin seorang Hasya belum mengerjakan PR. Apalagi ini PR matematika." Ucap Lyta.

"Iyaap bener." Sahut Farzan.

"Ayo lh bagi dong, Sya." Ucap Tafhim.

"Belum ngerjain,A. Beneran deh. Cuma beberapa nomor yang udah." Jawab Hasya.

"Nah. Itu udah. Aku belom sama sekali lho, Sya." Ucap Riri menghampiri meja Hasya sambil menenteng buku matematikanya.

Oh iya. Akhirnya Hasya duduk bersama Lyta di barisan pinggir kanan dekat tembok. Karena Lyta ingin duduk disitu, supaya dengan mudah bisa men-charge hpnya.

Akhirnya Hasya mengeluarkan buku matematikanya. Dengan gerakan cepat, ke 6 sahabat nya yang lain langsung mengeluarkan hp mereka dan memfoto hasil pekerjaan milik Hasya.

"Makasih Hasya." Ucap mereka kompak. Hasya hanya menanggapi dengan anggukan kepala dan tersenyum. Ia tidak masalah jika pekerjaan rumahnya diminta oleh sahabat sahabat nya. Asalkan persahabatan mereka tetap utuh. Itu sudah lebih dari cukup.

🎶🎶🎶

Haii.. Ini adalah cerita pertama yang aku buat:v ini baru kek pengenalan tokoh aja sih. Soalnya tokoh yang aku libatkan lumayan banyak. Semoga kalian suka ya... Happy reading guys:)

Uhibbuka Fiilqolbi (Kakel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang