BRAKKK..
Kevin terkejut mendengar pintu terdobrak, Edward ada disana, ia menatap sendu adiknya, ada kekhawatiran disana."kau hanya menghubungiku kan??" tanya edward ragu, kevin hanya mengangguk mengiyakan.
"jangan beritahu siapapun tentang masa lalu liana, termasuk nandra..." edward menjeda kalimatnya "apalagi dia" permintaan edward di sanggupi oleh kevin.
#Sementara di tempat lain.
Nandra menghampiri kekasih dan kakaknya.
"abang,itu kaki atau baling bang? Lincah amat" cecar nandra seraya meneliti seluruh badan kakaknya."ihh ndra, lo apaan sih. Minggir,urusin pacar lo sana. Nangis kejer cuma karena dapet juara harapan" ejek chandra, reski yang mendengarnya segera melayangkan death glare untuk calon kakak iparnya itu.
"awas lo chan,gue sumpahin lo nikah sama kuyang rombeng" rutuk reski
'cihh, napa lo harus jadi adek gue sih ndra.kalau kayak gini, gue udah kalah sebelum sempet perjuangin lo' batin chandra melihat sang adik tercinta memeluk pacarnya itu.
Chandra berniat kembali ke kelasnya setelah mengganti pakaiannya dengan seragam. Saat ia melewati ruang guru, tak sengaja ia mendengar nama wanita yang sangat ingin ia hindari dari dulu. 'mungkin hanya namanya yang sama' batin chandra, mencoba berfikir positif.
"oii chan, tungguin!!" panggil romi,yang ditemani bayu.
"apaan??" teriak chandra, sadar akan jarak mereka yang lumayan jauh.
"lo disuruh ke uks sekarang,tadi bu dina nyuruh lo buat jaga. Jadwal piket lo bro!" bayu menepuk bahu chandra lalu melangkah menjauh. 'gue udah berusaha vin, tapi maaf. Gue ngedukung liana sama chandra, cuma chandra yang bisa nyembuhin liana.' batin bayu begitu jauh dari chandra.
Sepanjang koridor, chandra mengumpat tak jelas. Bisa-bisanya bu dina menyuruhnya berjaga padahal ia baru saja ikut olimpiade renang.
Baru saja chandra hendak memutar knop pintu, pintu tersebut telah terbuka sendirinya dan seseorang keluar dari sana.
"vin? Lo ngapain disini??" tanya chandra, orang yang membuka pintu tadi adalah kevin.
"ooh, itu...itu tunangan gue pingsan." dusta kevin
"lo punya tunangan?? Wow,fans lo bakal patah hati nih" ledek chandra.
"gue gak peduli,dia lebih penting kebanding mereka." kevin bermasa bodo dengan ledekan chandra.
"gue jadi penasaran, cewek itu siapa. Sampai seorang Kevin Martin yang super gak pedulian ini perhatian banget" chandra memiringkan badannya dan mengintip dari cela pintu, chandra membulatkan matanya melihat wanita yang terbaring di brankar uks.
"pengganggu itu... " kalimat chandra terhenti karena kevin segera melayangkan tinjunya pada chandra.
"jangan pernah jelekin nama dia,chan. Lo nggak berhak!" geram kevin.
"cihh, lalu dia itu apa?? Cuma karena dia, lo mukul gue. Apa lo nggak inget? Dia yang bikin gue dibenci ama nandra, dia yang bikin nandra jadian ama si reski. Gue kesiksa, gue nggak rela nandra sama cowok lain, vin." chandra tampak frustasi.
"ahh... Lu nyalahin liana karena itu?? Sadar chan, nandra itu adek lo. Adek kandung lo sendiri, pantes seorang kakak cinta ama adeknya?? Diluar nalar chan! Nggak ada cinta kayak gitu, lo terobsesi doang ama adek lo!"
Kevin tertawa mengejek."gue bakal rubah semuanya, apapun bakal gue lakuin. Gue pastiin, nandra jadi milik gue doang." geram chandra,ia paling tidak suka jika urusannya dicampuri oleh orang lain.
"berusahalah chan, gue sumpah lo nggak bakal bisa nikahin nandra. Andai dia adek tiri lo, itu masih dimaklumi. Tapi ini? Lo bahkan berbagi rahim ama dia!" kevin berteriak frustasi.
Untung saja sekolah sepi, jadi pembicaraan mereka nampak aman walau mereka berteriak sepuasnya. Namun, semuanya tidak seaman yang mereka duga. Di dalam ruangan itu, dibalik pintu, liana meringkuk ketakutan.
'lo itu pengganggu! Harus gimana sih biar lo itu berhenti ngikutin gue? Lo itu udah kayak jalang yang bergantung ke gue tau nggak! NYUSAHIN!' kata2 kevin 2 tahun lalu masih membekas di hati liana. Itu adalah kata2 terkasar yang pernah ia dengar,karena itu jugalah ia meninggalkan tanah kelahirannya dan melanjutkan studynya di negeri sakura.
Perdebatan itu sudah berhenti, entah karena apa. Liana tidak mendengar bentakan apapun lagi dibalik pintu itu.
"Li, buka pintunya. Ini kakak." itu suara edward, liana segera menghapus bekas air matanya dan berusaha tersenyum sebelum membuka pintu.
"kakak, lama amat sih. Liana lumutan nungguinnya, oh yatuhan, liana kelaparan~" rengek liana manja,
"iyaiya, kakak kan cuma telat 10 menitan doang. Hari ini kamj nentuin menunya deh, kakak traktir." ucap edward sembari mengacak sayang rambut sang adik.
"sekali gosok, lima ribu kak." liana menengadahkan tangannya pada edward. Edward terkekeh melihat tingkah ajaib adiknya.
"nih, abisin skalian!" edward menyodorkan atm card-nya pada liana,
"woahhh, kakak abis malingin kantor? Tumben dompetnya penuh gini?" takjub liana, biasanya kakaknya itu paling tidak suka jika dompetnya penuh.
"kakak punya kejutan buat kamu, mau liat??" senyum liana semakin mengembang mendengar ucapan sang kakak.
"astaga, aku lupa hari ini ultahku!" ucapan liana itu membuat edward terpingkal. Sudah ia duga, liana selalu melupakan ultahnya.
Edward menuntun liana ke mobil, 'kamu pelupa ya li, tapi kakak nggak akan nyerah sebelum nemuin penyembuh buat kamu. Kamu adalah kado terindah dari ayah bunda buat kakak.' batin edward menatapi liana saat mengemudi.
Mobil yang dikendarai liana dan edward tiba di sebuah vila bergaya victoria. Liana takjub dan sedikit tercengang, apakah ultahnya dirayakan dirumah sang kakek?
"kakek yang memanggilmu, disini tidak ada perayaan li." nyengir edward seakan tadi membaca pikiran liana.
"aku tau, kakek memang pelit!" sungut liana sembari menghentakkan kakinya di lantai marmer rumah itu, pintu kokoh dari kayu yang ada dihadapannya ia dorong sekuat tenaga.
"SURPRISEEEEEEEEEE"Bersambung~
Kira2 siapa aja yang hadir? Si chandra ada gak?? 😋😋
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You
Teen Fiction"Entah karena apa, aku mendapati dirimu begitu sabar menghadapiku. Aku membencimu, tapi kau terus mendekat dan mengatakan hal hal yang berbanding terbalik dengan yang kukatakan. Jangan salahkan aku, bila pada akhirnya cintamu bertepuk sebelah tangan...