Liana memandang takjub apa yang ada dihadapannya sekarang, bagaimana bisa kakaknya merayakan ultahnya di rumah sang kakek yang terkenal SUPEL aka Super Pelit!
"Kerreeeenn! Gmana caranya kakak dapet ijin dari Tn.Maxi??" binar kekaguman tampak jelas di wajah liana.
"Apa saya sepelit itu,Nn
LIANA JACOB? " suara bariton itu membuat liana menegang."kakek, maksud liana bu-" ucapan edward terhenti karena ia melihat tatapan tajam dari sang kakek.
"Nggak kek," cengir liana pada sang kakek yang menatapnya curiga
"Nggak salah lagi maksudnya,kek" seringaian tampak hadir di wajah tampan yuno, sepupu mesum liana.
"ehh nano nano kurbel! Lo ngajak berantem ya?" teriak liana, membuat hadirin yang ada disana menatapnya bingung.
"Lian, stop! Ayo masuk. Yang lain udah pada nunggu loh" Edward melerai keduanya yang tampak menampilkan aura permusuhan.
"Untung liana cantik, suka menabung dan tidak sombong" sungut liana mengikuti langkah sang kakak, meninggalkan yuno yang nampak cengo mendengar apa yang dikatakan sepupunya itu.
"Gadis sinting" ucap chandra yang melihat tingkah liana dan yuno dari kejauhan.
Flashback
"kak, temenin nandra ke ultah temen yaa?" nandra nampak memelas meminta sang kakak menemaninya
"loh, bukannya ada si kunyuk rombeng? Ngapain ngajak gue?" chandra bingung, 'tidak biasanya' batinnya
"ihh, si reski capek!" nandra nampak sebal mengingat sang kekasih yang katanya tidak bisa menemaninya.
"ok, gue temenin. Asal nanti gue dapet yg bening yee" goda chandra.
"tenang aja, ntar juga kakak dapet yang bening, mulus, cantik, pokoknya plus plus deh" nandra nampak antusias.
'gue gak peduli ndra, bagi gue.. Lo tetep pemilik hati ini.' batin chandra yang melihat nandra menjauh.
Flashback off
ruangan mewah nan elegan itu nampak penuh oleh jajaran hadirin, Tn.Maximilliam jacob nampak tak tanggung tanggung mengatur pesta sedemikian besar demi satu satunya cucu perempuannya.
Alunan lagu HBD nampak memenuhi ruangan, Liana senang. Ini ultahnya yang ke-17, walaupun ada yang kurang, dua orang yang disayangi liana tidak bisa lagi hadir.
"happy birthday sayang, maaf... Kami tidak bisa hadir di ultahmu kali ini. Tidak apa kan? Ayahmu membutuhkan bantuan bunda"
liana mengingat isi pesan yang dikirim sang bunda, ia tak mempermasalahkannya."Lian, potong kuenya! Jangan melamun" bisik edward membuat liana tersadar.
"yee, si kuyang ngelamunin apasih? Lamunin babang yuno yang tampan dan tidak sombong ya?" ucap yuno dengan pedenya.
"Mit amit jabang bayi! Dasar nano nano kurbel!" teriak liana, entahlah bagaimana cara menyatukan dua orang ini.
Suapan pertama dari liana diberikan pada sang kakak pujaan, edward. Menyusul suapan kedua untuk sang kakek supel,
"emm,kuyang... Suapan ketiga buat gue kan? Udah, kgak usah malu." yuno memajukan wajahnya bersiap menerima suapan dari liana, namun...
"Buat kak chandra aja!" teriak nandra,ia mendorong chandra untuk maju. semua mata tertuju padanya, Chandra yang namanya disebut sang adik hanya dapat melongo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You
Teen Fiction"Entah karena apa, aku mendapati dirimu begitu sabar menghadapiku. Aku membencimu, tapi kau terus mendekat dan mengatakan hal hal yang berbanding terbalik dengan yang kukatakan. Jangan salahkan aku, bila pada akhirnya cintamu bertepuk sebelah tangan...