Poker Face

22 3 0
                                    

Libur weekend terasa berlalu dengan cepat. Senin, hari paling membosankan bagi banyak siswa sekolahan.

Namun tidak untuk gadis satu ini, entah mengapa ia tak dapat berhenti tersenyum.

"Sepertinya kau menang lotre hingga tersenyum terus, apa bibirmu tak kaku??" tanya edward,

"kakak, fokus menyetir saja. Aku tak mau mati muda sebelum menikah hanya karena kelalaianmu!" decakan pasrah terdengar dari edward, ia kalah lagi rupanya.

"sayang, diem deh. Nggak baik loh ngomong gitu, pamali. Lagian ntar kita juga nikah kok, tenang aja" yuno memajukan bibirnya hendak mencium liana.

"Diem ditempat atau gue lempar lo keluar!" bentakan liana membuat yuno merengek bak anak kecil.

"Kuyang serem ah, ntar kena karma udah bentak calon suami masa depan loh"

"BODO AMAT" kompak liana dan edward.

"Jahaaaaaaddddddddd" yuno menggembungkan pipinya, membuat liana dan edward tertawa.

Suasana mobil itu tampak ramai, hingga mereka tiba di pelataran sekolah liana.

"tunggu, pangeran bakal bantuin tuan putri." yuno dengan kecepatan kilat membuka pintu mobil,

Liana yang melihat yuno,hanya menutup mulutnya menahan tawa. Edward melongo melihat posisinya yang diambil oleh yuno.

"Pengawal, jalan!"

"pletak"  

"aww, sakit bang" yuno mengelus kepalanya yang ketiban botol mineral dari edward.

Edward hanya acuh dan menyalakan mesin mobilnya, meninggalkan dua remaja itu.

"nahh, sayang. Sebagai murid baru disini, mau ya temenin babang jalan-jalan dulu??" yuno memasang wajah memelas.

"ok, as you wish pangeran" liana tersenyum, membuat beberapa siswa melihatnya tak percaya.

'wadaww, itu bidadari kita sama siapa?'

'arghhh, jantung gue berasa mau copot liat liana senyum'

'yang disamping liana guanteeeng cyinn, eyke siap digarap'

Beberapa komenan siswa dan siswi terdengar di telinga liana dan yuno. Namun, apa mereka peduli?

NOL BESAR! Apalagi kata-kata dari banci sekolah tadi, yuno saja merasa jijik.

"baby li barengan ama siapa??" kevin yang melihat liana berjalan bersama yuno merasa dadanya bergemuruh.

"Cihh, mungkin si jalang jalan ama langganan barunya" chandra berdecih tanpa melihat siapa pria yang bersama liana.

"jaga omongan lo, chan!" geraman kevin membuat chandra menatapnya jengah.

"Pinpin,..." liana melambaikan tangannya pada kevin, tak menghiraukan pria yang membelakanginya.

"ehh, si kampret ternyata!" kevin berseru kaget saat melihat jelas siapa pria yang bersama liana.

"woyy, kagak kangen lo bro?" yuno memeluk kevin ala pria.

"Chan, si yuno pindah kesini!" seru kevin, membuat chandra berbalik dan kaget.

"Hai bro,kita ketemu lagi. Gue udah dua minggu di indonesia, tapi cuma si chan doang yang ketemunya udah berkali2. Yakan chan??" yuno menatap chandra yang malah menatap gadis disampingnya.

"Lo pada kenal si lian kan?" tanya yuno membuat duo cowok kece itu mengangguk.

"Si pengganggu" ucap chandra, membuat liana menatapnya sendu

I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang