7.Terngiang

24 3 0
                                    

"Kenapa gue selalu keingat dan terus kepikiram kalimat yang dibilang Adam kemarin? Duh, lupakan! Aku tak mau jadi tidak fokus hanya karna kalimat itu. Duh, benar-benar Adam. Tolong keluar dari pikiran ku, aku lelah memikirkan nya, kenapa harus itu yang selalu ku ingat? Sampai-sampai tadi pagi aku lupa memasukkan gula kedalam secangkir teh ku hanya karna terlalu memikirkan ini. Memang sih, ini pernah jadi keinginanku, disukai Adam atau bahkan menjadi pacarnya. Tapi kenapa ketika keinginan itu terwujud, perasaan ku menjadi aneh, menjadi seperti enggan untuk menjawab nya, kenapa? Bukankah perasaan ku masih pada Adam? Bukankah pilihanku antara Niel dan Adam telah berlabuh pada Adam seorang? Tapi kenapa aku jadi seperti ini? Menjadi seperti punya perasaan takut. Takut pada siapa ya? Apa mungkin ini rasa khawatir ku pada Arsha jika aku menjadi pacarnya. Ahh, sudah lah, Adam kan sudah menjelaskan dari A sampai Z. Adam sudah menjelaskan bahwa Adam tidak punya perasaan sekecil pun lagi kepada Arsha, Adam juga sudah bilang secara 4 mata tentang perasaan nya. Itu semua sudah jelas. Tapi kenapa ya, aku takut rasanya. Apa aku takut di cap yang tidak-tidak jika aku menjadi pacarnya? Uhh, sudahlah, jangan dipikirkan terus. Aduh, tapi ini tidak mau keluar dari pikiran ku, seolah kata2 itu terngiang dan meledekku terus, kurasa kalimat itu betah dan senang jika aku merasa kebingungan seperti ini. Sudah lah, ini hari Sabtu, sekolah libur, biarkan liburan kali ini menjadi mengasyikkan tanpa hal yang lain, tanpa memikirkan yang lain. Memang sih, hari ini tidak ada plan kemana-mana, kurasa akan berlibur dirumah saja. Tapi sepupu ku akan datang sore ini. Tolong lah para kalimat yang ada di pikiran ku, biarkan aku menikmati liburan ku dengan nyaman. Tidak seperti ini. Bisa-bisa Mama dan Ayah menjadi curiga padaku. Sudah sudah sudah. Stop!" Nadia berkata terus didalam kamarnya

Rasanya, Adam telah berhasil membuat Nadia merasa kebingungan karna Kalimat sederhana, tanpa basa basi dan spontan itu keluar begitu saja.

At Home
10.30

'drrttt drrttt drrttt'
Ponsel Nadia bergetar, Nadia mengecek notifikasi apa yang masuk kedalam ponsel nya.

"Nara?" gumam Nadia dalam hati, Nama itu yang dibaca nya, pesan dari Nara masuk kedalam ponsel Nadia.

Nara:
"Nad, Halo? Udah bangun belum?"

Nadia:
"udah lah, kenapa Ra?"

Nara:
"gimana?"

Nadia:
"apa nya yang gimana?"

Nara:
"kalimat Adam kemarin"

Duh, Nara membuatku mengingat nya lagi, aku kan sedang berusaha untuk tidak terlalu dipikirkan.

Nadia:
"kenapa? Apa harus kamu mengingatkan ku lagi? Aku sudah cukup lelah memikirkan nya terus, itu yang terngiang sejak kemarin hingga detik ini, aku sedang coba untuk tidak terlalu dipirkan"

Nara:
"Ohh, maaf. Gue cuma mau tau perasan lo pagi ini. Tumben Lo pakai aku kamu Nad"

Nadia:
"biar saja"

Nara:
"yaudah, gue nggak akan nanya lagi, sampai jawaban Lo yang pasti ke Adam, kecuali Lo yang mau cerita sama gue"

Nadia:
"iya, Ra"

Pembicaraan mereka diselesaikan karena Nadia yang tidak mau menjawab pertanyaan tentang hal yang sama, sama dengan yang sedang dipikiran nya saat ini

12.00

"Nad, makan dulu?" tanya Mama

"Iya ma" jawab Nadia

"habis ini jangan lupa minum obat nya, sudah enakan kan?" tanya mama

'unclear feeling' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang