5 - How Them Start The Day

3.3K 269 3
                                    

Aldrich terduduk dengan cepat saat suara gedoran kencang pada pintu membangunkannya. Belum lagi, dengan suara cempreng dari laki-laki yang terus menyerobot masuk memenuhi ruang apartemen Aldrich. "Aduhhh, boo! Buka dong pintunya! Eyke kan nggak bisa nembus nih pintu. Helo!! Sepeda!! Ada orang di dalem, nggak?"

Aldrich mengerang sebal. Dia menatap ke sekelilingnya, dan menyadari jika saat ini ia masih berada di ruang tengah dan duduk di sofa dengan selimut yang jatuh di pangkuannya. Pintu kamar yang terbuka membuat Aldrich menoleh, dan mendapati Melvin keluar dari kamar Aldrich sambil menggaruk belakang kepalanya dengan mata yang masih belum terbuka sepenuhnya. "Duh, Al, siapa sih yang ngetuk pintu jam segini? Dia ngetuk pintu kayak yang lagi di kejar setan."

"SALSA!" teriakan dari luar apartemen membuat Aldrich maupun Melvin berjengit kaget. Kali ini, bukan hanya ketukan, melainkan tendangan dari luar pada pintu apartemen Aldrich. "Keterlaluan ya lu, Sa, ama gua! Liat ini jam berapa, cyinn! Lu tega bener ama gua, Sa! Gimana kalo eyke di pecat sama bos yey yang seenaknya itu?! Hah?!"

Aldrich mengerjap, lalu melompat cepat dari sofa ke arah pintunya saat tendangan dan ketukan itu makin brutal. "Buset. Pintu gue bisa copot lama-lama," ucapnya, kemudian berjalan cepat ke arah pintu apartemennya dan membuka pintu tersebut dengan cepat. Seorang laki-laki setengah perempuan kini berada di depan pintu apartemen Aldrich dengan wajah yang dibuat seolah ingin menangis. Alis Aldrich mengernyit heran. "Siapa lo?"

Tak lama, Melvin kemudian menyusul dan berdiri di samping Aldrich dengan tatapan menilai pada orang yang berdiri di depan pintu, lalu menatap Aldrich. "Nah, bener pan apa kata gue."

Aldrich mengangkat sebelah alisnya.

"Lu gay, kan?" Melvin bertanya sambil tersenyum licik, sedangkan Aldrich memelototi Melvin. Melvin tertawa kencang, lalu berbalik dan masuk ke dalam sambil berteriak. "YANG!! AKU MENANG TARUHAN! ALDRICH TERNYATA BENERAN GAY!"

"WOY GOBLOK! GUE MASIH SUKA LUBANG!" Aldrich balas berteriak, namun Melvin malah makin keras berteriak dan mengatakan jika Aldrich gonta ganti cewek hanya untuk di pandang jika dia normal. Aldrich hanya memutar bola matanya dengan sebal. Setelah sebelumnya mendengus, Aldrich lalu mengalihkan pandangannya pada lelaki setengah wanita di depannya. "Ada apaan? Lo ngapain di depan apart gue?"

"Salsa mana?" orang di depan Aldrich bertanya balik, kemudian menoleh ke arah belakang Aldrich saat suara langkah kaki mendekat terdengar. Perubahan wajah orang di depan Aldrich membuatnya menoleh ke belakang, dan menemukan Salsa yang sudah rapi dan siap berangkat. "SALSA!!"

Aldrich tersentak dan refleks menutup telinganya saat suara melengking bercampur ngebass itu terdengar. Mata Aldrich menatap tajam pada cowok jadi-jadian yang sekarang melangkah masuk ke dalam apartemennya. Percayalah, suara teriakan cowok jadi-jadian itu amat sangat mengganggu Aldrich. Dengan terpaksa, Aldrich harus menerima tamu tak di undang untuk kedua kalinya. Setelah menghela napas panjang, Aldrich menutup pintu apartemen miliknya, lalu berbalik dan menemukan Salsa yang berekspresi malas disaat cowok jadi-jadian itu memarahinya.

"Udah deh, Mark, marah-marahnya. Lo malah bakal bikin kita telat, tau," ucap Salsa saat Aldrich berjalan ke arahnya. Suara helaan napas terdengar dari perempuan itu.

"Heh! Dengerin gue! Kalo lo nggak nunda adegan ciuman itu, kita nggak akan nyubuh ke loksyut!"

Salsa memutar bola matanya dengan malas. "Kan pacarnya Langit, kemarin—"

"APA?!" Aldrich berteriak, memotong ucapan Salsa, dan mendapat pelototan dari Marko. "Tunggu! Tunggu! Adegan ciuman? Maksudnya, lo beneran ciuman?" tanyanya sambil menatap Salsa.

"Hm," Salsa menjawab sambil mengangguk pelan. "Udah jelas, kan? Adegan ciuman. Berarti ya ciuman."

"Bibir?"

Bad Possessive KaTing [BADASS #3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang