4 - Sleep Tight

3.7K 290 5
                                    

"Oh my god Salsa! Apa kabar? Sini peluk gue!"

"Eit!" Noura segera berdiri di depan Melvin, lalu memelototi pacarnya itu saat Melvin malah merentangkan tangan seolah bersiap memeluk Salsa. "Kamu berani peluk-peluk cewek di depan aku?"

Melvin terkekeh pelan. "Tujuan kamu bawa Salsa ke sini buat apa kalo bukan buat aku peluk kangen?"

Noura melotot. "Kamu nih, ya! Ini nih akibatnya main sama Aldrich! Kamu jadi playboy gini mirip dia."

Aldrich, karena merasa namanya di sebut-sebut seolah membawa pengaruh buruk pun, hanya mendengus sebal.

"Eh tapi," Melvin kembali membalas, kali ini menatap Salsa dengan heran. "Lo tadi manggil siapa? Bagas-Bagas gitu."

Yang di tanya hanya menghela napas panjang, lalu bersidekap di depan dada. "Lupain itu. Dan, apa kita bakal terus ngobrol di depan pintu?"

"Oh iya gue lupa," ucap Melvin sambil terkekeh, lalu mundur selangkah agar tidak menghalangi jalan. "Silahkan masuk. Anggap rumah sendiri."

Aldrich segera berdiri, berlari, dan menahan bahu Salsa saat perempuan itu akan masuk ke dalam apartemennya. "Lo nggak di undang!" serunya galak, lalu mendelik pada Melvin. "Lo jangan seenaknya kayak rumah sendiri, dong!"

Melvin hanya mengedikan bahu dengan tidak acuh, lalu merangkul bahu Noura. "Pelit banget, sih, Al. Tuh cewek temennya Noura. Biarin aja masuk."

"Nggak! Ngapain!" tolak Aldrich cepat, lalu mendorong Salsa hingga terseret keluar. "Pergi, deh. Jangan usik gue, bisa?"

Salsa memiringkan kepalanya dengan arogan, dan tangannya masih bersidekap di depan dada. "Lo ngusir gue? Berani-beraninya lo usir aktris kayak gue!"

Aldrich mendengus kesal. Dia menggaruk keningnya dengan perasaan dongkol. Bisa-bisanya Salsa membawa-bawa keaktrisannya di depan Aldrich. Apa pengaruhnya? Sekali tidak boleh, ya Salsa tidak boleh memasukki apartemennya. Mau aktris kek, mau anak presiden, kek. Jika orang itu adalah Salsa, tetap saja Aldrich tidak ingin Salsa masuk mengusik hidupnya yang sekarang. "Lo kenapa jadi neror gue gini, sih? Dan lagi, gimana bisa lo tau gue punya hubungan sama Noura?"

Salsa berdecak beberapa kali, lalu menepuk pipi Aldrich yang langsung di tepis oleh laki-laki itu. "Sayang, aku tuh nggak neror kamu. Aku jagain kamu," ucapnya lembut dengan seringai yang menghiasi wajahnya. Saat melihat wajah Aldrich berubah masam, Salsa bersidekap dada. "Noura pake nama lo di ceritanya. Waktu gue tanya dia kenal di mana, katanya, lo mantan musuhnya Melvin."

Aldrich memijat pangkal hidungnya karena entah mengapa, ucapan Salsa membuat kepalanya terasa pening. Dia kemudian menghela napas panjang, lalu mencengkram bahu Salsa. "Denger," ucapnya berbisik. "Gue nggak pernah minta lo jagain gue. Terserah kalo itu wasiat dari dia. Tapi yang pasti, gue nggak butuh lo di sini. Atau di manapun. Lo bukannya jaga gue, lo malah bikin kehadiran lo jadi parasit yang merugikan diri gue. Ngerti?"

Salsa terdiam sejenak, menatap Aldrich dengan datar dan tak berekspresi.

Aldrich tidak berbohong saat mengatakan Salsa adalah parasit baginya. Sungguh, kehadiran Salsa benar-benar merugikan Aldrich. Selain membuat memori tentang seseorang yang dicintainya dulu kembali hadir, Salsa juga membuat mimpi-mimpi buruk yang dulu sudah perlahan hilang, kembali hadir tanpa jeda, dan membuat Aldrich hanya dapat tidur dengan meminum obat penenang.

"Lo bener-bener nggak bisa di bilangin, ya?" Salsa bertanya dengan sorot matanya yang berubah tajam, dan alisnya yang mengerut tidak suka. "Udah gue bilang berapa kali, hah? Jangan pernah sebut-sebut nama Manda dengan kata dia! Manda punya nama!"

"Berhenti sebut-sebut nama dia," geram Aldrich, balik menatap Salsa dengan tajam. "Kalo urusan lo—"

Mata Aldrich terbuka lebar. Ucapan Aldrich sontak terhenti saat Salsa tiba-tiba mencium bibirnya. Ya, mencium. Bukan hanya mengecup, namun langsung mencium bibir Aldrich dengan ganas dan keras. Aldrich tertegun. Berdiri seperti orang bodoh saat Salsa bermain-main dengan bibirnya tanpa permisi. Lembut dan manis. Terbuai dengan ciuman Salsa, Aldrich menggeram dan mencium bibir perempuan itu dengan intensitas yang sama. Memejamkan matanya, dan memeluk pinggang yang sangat ramping di tangannya.

Bad Possessive KaTing [BADASS #3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang