3 - How Them Meet

4K 253 7
                                    

Salsa menelan ludahnya susah payah. Matanya menatap lekat pada manik mata yang balik menatapnya sama lekat. Tangan laki-laki itu kemudian menyentuh lengan Salsa, membuat mata Salsa otomatis melirik sejenak pada genggaman tangan laki-laki itu, kemudian kembali menatap mata yang memandangnya dalam.

"Harus gimana gue nunjukin semua perasaan gue ke lo?" tanya Langit dalam, tegas. Sedetikpun, laki-laki di hadapan Salsa kini tidak mengalihkan pandangannya dari Salsa.

Salsa kembali menelan ludahnya susah payah, lalu menghela napas panjang. "Gue cuma—"

"Haruskah gue menyatakan perasaan gue ke lo secara gamblang?" Langit memotong ucapan Salsa kembali dengan pertanyaan. Salsa menahan napasnya sejenak saat tatapan mata laki-laki di depannya makin dalam, dan tangan yang menggenggam tangan Salsa makin mengerat. Salsa bungkam seribu bahasa. Apalagi, dengan tubuh Langit yang makin mendekat hingga ujung sepatu yang mereka gunakan menempel. "Atau, gimana kalo gue nyatain perasaan gue pake ini?"

Perlahan, wajah Langit yang sangat dekat dengan Salsa, kini makin mendekat. Salsa menahan napasnya. Matanya menatap bibir Langit dengan penuh minat saat laki-laki itu terus  memajukan wajahnya.

Bibir Langit sudah akan menempel saat laki-laki itu malah menjauhkan wajahnya, lalu menghela napas gusar. "Gue nggak bisa! Gue nggak mau cium cewek lain selain cewek gue!"

"CUT!"

Salsa berdecak sebal mendengar seruan yang sama lebih dari 10 kali dari sutradara filmnya kali ini. Mata Salsa kemudian mendelik sebal pada Langit. "Apa salahnya, sih, tinggal bayangin gue ini cewek lo?"

Langit menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Gue nggak bisa! Gue tetep nggak bisa! Gue nggak napsu sama bibir cewek manapun kecuali bibir cewek gue."

Salsa lagi-lagi berdecak sebal mendengarnya. Marko dan asisten Salsa yang bernama Helen kemudian masuk ke lingkaran frame hanya untuk mengipasi Salsa dan memberikan Salsa minum, kemudian menarik Salsa agar duduk di bangku artis. Salsa mendengus menatap Langit yang bersikeras ingin menggunakan pemeran pengganti saja untuk adegan ciuman dengan Salsa. Sedangkan, pemeran pengganti untuk menggantikan pemeran perempuannya adalah pacar Langit sendiri.

"Gue nggak bisa! Gue nggak mau cium cewek lain selain cewek gue! Lu pada kagak bisa ngedit bagian itu, hah?! Nggak usah jadi editor film layar lebar kalo kalian masih amatir!"

Salsa berdecak beberapa kali melihat adegan itu. Sutradara sampai kewalahan dengan tingkah Langit. Dan Salsa yang melihatnya hanya tertawa.

"Sialan, gue nggak ada ide!"

Suara itu membuat Salsa menoleh ke sampingnya, dan menemukan sahabatnya yang terlihat kebingungan sambil menatap layar laptopnya. Salsa mengernyit menatap Noura. "Ngapain lo di sini?"

Noura menoleh, kemudian melongos, seolah Salsa tidak ada di sana. Memang sahabat yang sangat baik. Tahu saja jika Salsa tidak merindukannya. Dan omong-omong, mereka baru bertemu hari ini karena kesibukan masing-masing yang membuat mereka tidak dapat bertemu walaupun sering berkomunikasi lewat aplikasi chat. "Gue lagi cari inspirasi."

Sebelah alis Salsa naik ke atas. "Inspirasi buat apaan? Tugas kuliah?"

"Cerita gue yang baru, lah, bege. Ngapain gue ngerjain tugas kuliah? OSPEK aja belum beres."

Salsa menganggukan kepalanya pelan. "Cerita apaan? Sejak kapan lo suka nulis cerita?" tanyanya sambil mengernyitkan alis.

"Sejak lo pergi, dan sejak gue pacaran sama Melvin," jawab Noura sambil menghela napas panjang. "Gue harus gimana? Gue nggak ada ide lain."

Salsa mendekatkan wajahnya pada layar laptop Noura. "RaVin: Troublemaker and Snowman," ucapnya saat melihat judul di header dokumen. "Apaan nih? Kenapa nama tokohnya lo sama cowok lo?" Salsa bertanya heran saat menelusuri cerita tersebut. "Alay lu, ah. Pake nama sendiri segala."

Bad Possessive KaTing [BADASS #3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang