7 - She's Mine

3.7K 267 6
                                    

Tonton ya guyss. Dan jangan lupa subscribe channel aku yg namanya: sf ling

Kenzo sedang memberikan sebuah map pada salah satu karyawannya saat suara teriakan berupa kalimat, "Kak Kenzo!" terdengar.

Kenzo menoleh, kemudian mendelik saat melihat Yasmin yang berlari ke arahnya sambil melambaikan tangannya dengan senyum ceria. Ah, ya, untuk informasi, Kenzo bukanlah seorang CEO. Dia hanya Ketua Tim Perencanaan di salah satu perusahaan terkenal, namun sangat populer dan banyak di sukai oleh kalangan perempuan disana. Selain wajahnya yang tampan, Kenzo juga merupakan anak yang lahir dari keluarga yang sangat berada.

Seperti setiap ada Yasmin di dekatnya, Kenzo pasti menghela napas panjang, sedangkan Yasmin sendiri tertawa riang pada Kenzo.

"Kak Kenzo nggak makan siang?" tanya Yasmin dengan ceria, dan Kenzo menjawabnya dengan diam dan pergi menjauh dari Yasmin. Namun, bukan Yasim namanya jika perempuan itu tahu artinya penolakan secara tidak langsung. Yasmin mengikuti Kenzo dari samping sambil berlompat-lompat kecil dengan wajah berbinar senang. "Kak Kenzo nggak capek, apa? Yasmin aja yang baru pulang dari kampus capek, apalagi Kak Kenzo? Kak Kenzo udah kerja selama ..., kurang lebih 6 jam? Ayo dong Kak, makan bareng Yasmin! Yasmin janji gak akan liatin Kak Kenzo makan atau minta Kak Kenzo bayarin."

Kenzo menghentikan langkahnya, membuat Yasmin ikut menghentikan langkahnya. Kenzo menatap Yasmin kesal, lalu mendelik. "Gue gak mau. Lo nggak ngerti apa artinya penolakan secara nggak langsung, ya? Terlalu nggak tau diri buat nyadar? Hah?"

Sekilas, ada kilatan terluka dari Yasmin. Namun, hal itu hanya sekilas, karena selanjutnya Yasmin mulai menampakkan wajah cerianya kembali. "Yah, jangan gitu dong, Kak. Yasmin kesini itu dengan niat yang amat sangat baik dan menguntungkan bagi Kak Kenzo. Yasmin mau traktir Kak Kenzo daripada Bian. Yasmin lebih milih Kak Kenzo, loh, walaupun Bian sahabat Yasmin. Bian malah mohon-mohon ke Yasmin buat traktir dia, kok Kak Kenzo malah nggak mau, sih?"

Kenzo sejenak terdiam dengan ucapan Yasmin. Atau lebih tepatnya, akibat Yasmin membawa-bawa nama Vabian di ocehannya. Alis Kenzo naik sebelah. "Ada acara apaan lo traktir gue?"

Yasmin makin melebarkan senyumnya. "Tebak coba."

Kenzo mendelik malas. "Terserah," ucapnya sambil akan melangkah, namun suara Yasmin sukses membuat langkahnya terhenti.

"Yasmin keterima kerja!"

Kali ini alis Kenzo mengernyit bingung. "Lo? Kerja?" tanyanya meremehkan, namun seolah tidak melihat, Yasmin menganggukan kepalanya ceria.

"Iya! Yasmin seneng banget! Sekarang, Yasmin bisa bantu-bantu Tante Tita."

"Hah? Bukannya Tante lo punya butik?"

Kali ini wajah Yasmin berubah murung. "Semenjak Yasmin masuk kuliah, butik Tante Tita mulai sepi. Dan lagi, karna ada rentenir yang kesana, nama butik Tante Tita jadi jelek dan makin sepi pengunjung. Yasmin pernah ketemu sama yang punya perusahan peminjamannya, dan dia nawarin kesepakatan. Kalo Tante Tita nggak bisa bayar selama 2 bulan, Tante Tita harus mau nikah sama yang punya rentenir itu. Kalo nggak, Yasmin yang dijadiin bawahannya tanpa di bayar. Sadis banget, emang."

Kenzo terdiam sejenak mendengar cerita Yasmin. Memang, selain menjadikan Kenzo objek untuk menjadikan pacar, Yasmin juga sering bercerita tentang sesuatu yang berbau privasi dengan Kenzo. Kenzo sendiri, diam-diam selalu mendengarkan walaupun di luar dia terlihat tidak peduli. Kenzo hanya merasa jika Yasmin mengatakannya hanya untuk membuat Kenzo merasa kasihan dan langsung memilih Yasmin karena rasa kasihan juga. Tak jarang, apa yang Kenzo dengar dari Yasmin juga Kenzo ceritakan pada Salsa.

Bad Possessive KaTing [BADASS #3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang