"Maggie, Sofia, bangun! Hari ini kita ada seleksi kelas element!" Teriakan Jessie jelas membahana sampai dapat membangunkan Maggie dan Sofia yang tengah bermanja-manja dalam mimpi.
Maggie berusaha mengumpulkan nyawanya sebelum masuk kamar mandi. Setelah 15 menit ia keluar kamar, ia telah disambut oleh Sofia dan Jessie yang memakai seragam academy.
Kemeja putih dengan blazer motif kotak-kotak hijau di luarnya, dasi berbentuk berwarna hitam dan rok dengan motif sama seperti blazer yang panjangnya hanya sebatas lutut.
Mereka bergegas keluar area asrama menuju academy berharap tidak terlambat mengikuti seleksi kali ini.
"Aku mau tanya, sebenarnya ini seleksi apa?" tanya Maggie.
"Ini seleksi untuk murid yang berbakat, karna ia dapat mengendalikan element. Nah, murid berbakat ini akan mengikuti kelas khusus element bersama murid kelas menengah dan atas," jelas Jessie.
"Kalian juga ingin masuk kelas element?" tanya Maggie lagi.
"Aku tidak," jawab Sofia cuek.
Sedangkan Jessie dengan semangat mengatakan ingin bergabung tapi ia masih bimbang akan pilihannya.
🌾🌾🌾
Seleksi telah berlangsung yang berarti mereka terlambat, tapi masih banyak siswa yang mengantri menunggu giliran masuk ruang tes.Setelah menunggu sekitar satu jam kini giliran Sofia, ia dengan tenangnya masuk ruang tes. Sekitar 10 menit ia telah keluar dan mengatakan bahwa ia tidak berbakat.
Jessie diurutan selanjutnya, ia agak gugup saat masuk ruang tes tapi ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Setelah menunggu beberapa lama Jessie tampak keluar, dan sayangnya ia juga tak berbakat.
Giliran Maggie, jujur ia ragu mengikuti seleksi ini tapi mau bagaimana lagi, ini wajib bagi kelas pemula.
Ketika ia masuk, matanya langsung melihat betapa luasnya ruangan ini. Di dalam juga sudah ada Miss Anne sebagai ketua Dewan Academy yang duduk di tengah, Mr Liam sebagai wakil ketua Dewan duduk di samping kanan Miss Anne. Mr Harry sendiri duduk di samping kiri Miss Anne selaku guru kelas element.
"Silahkan dimulai," perintah Mr Harry.
Maggie gugup tentu saja, rasanya ia ingin melarikan diri dari ruangan ini. Menghembuskan napas beberapa kali, mencoba untuk tenang.
Kini di depannya telah tersedia sebuah meja panjang dengan beberapa benda di atasnya. Maggie melihat benda-benda itu dengan seksama.
Ada sebuah lilin yang menyala, segelas air, seember tanah. Hanya tiga benda itu di sana, lalu Maggie harus berbuat apa? Maggie menggeram pelan, pening.
"Tenang Maggie, rileks saja. Konsentrasi, apa yang akan kamu lakukan dengan benda yang ada di depanmu?" kata Miss Anne begitu melihat Maggie yang bingung.
Maggie mencoba tenang dengan memejamkan mata. Dalam pikirannya, ia berharap api di lilin itu bisa padam, ia juga berpikir bahwa tanah itu akan bergerak-gerak melayang di udara.
Ia merasakannya, hembusan angin menerpa wajahnya lembut. Menerbangkan rambut cokelatnya pelan. Kemudian ia membuka mata, dan mendapati tiga orang itu menatapnya tajam. Tidak, lebih tepatnya keterkejutan yang ada di mata mereka.
Maggie mengangkat sebelah alisnya, kenapa mereka diam saja? Apa tesnya gagal? Maggie menjadi canggung, apakah ia keluar saja?
Sebuah tepuk tangan terdengar, diikuti dengan tepukan kedua dan ketiga. Ia menatap gurunya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Castilia Academy [Pindah ke Dreame]
Fantasi[Fantasy & (Minor) Romance] PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! INGAT ADA AZAB. VERSI FULL ADA DI DREAME. ••• Sebuah anak panah melesat cepat ke arah seorang gadis tanpa dapat dicegah pemuda itu, anak panah itu menggores lengan kiri sang gadis membuat luk...