Adam tersenyum sinis lalu menatap Bella,
"Kau ingin diperhatikan oleh ku,bukan?""Apa?"
Spontan Bella langsung berkata seperti itu."Sepertinya kau belum cukup tuli untuk mendengar perkataanku,"
Adam tersenyum mengejek dengan pandangan menuju telinga Bella.Bella menarik nafasnya dalam-dalam.
Andai saja Ayahnya tau jika anak buahnya ini bertingkah seperti ini.
Ayahnya saja tidak pernah memperlakukan Bella seperti ini.
Tapi Adam?
Dengan mudahnya ia berprilaku seperti ini?Astaga! Kau direndahkan Bella kau direndahkan! Mau di taruh mana nanti mahkota ratu mu itu jika seperti ini terus???
Bisikkan separuh jiwa Bella yang entah dari mana datangnya.Sudah Bella sudah, kalau kau melawan dengan dirinya terus, kapan kau akan lepas dari semua ini? Sudahlah Bella ikuti saja apa maunya.
Bisikkan separuh jiwanya lagi yang entah dari mana.Mungkin yang satu adalah logika dan yang satu adalah hati sanubarinya yang terdalam.
Tapi sayangnya, Bella jarang menggunakan suara hatinya yang masih mulus tanpa noda itu.
Jadi, ia menggunakan suara logika indahnya."Kau! Berani-beraninya berkata seperti itu? Kau pikir aku tidak bisa meminta Ayah untuk memecatmu dan membuatmu menjadi orang terlantar? Kau pikir kau ini siapa? Hah? Tanpa Ayahku kau mungkin hanyalah tukang sapu-sapu di landasan udara!"
Tunggu, landasan udara?
Apakah lapangan udara memiliki tukang sapu?
Bagaimana cara menyapunya? Kan landasan udara besar sekali. Apakah ada yang tega membuang sampah disana?Eh tunggu-tunggu! Mengapa aku memikirkannnya sampai sana?!
Fokus Bella Fokus!Lau Bella langsung menatap nyalang pria di depannya itu. Yang tak lain lagi adalah Adam Wijaya.
Pria yang lebih tinggi darinya bahkan lebih dari satu penggaris panjang.Sial! Tinggi sekali.
Jika dipikir-pikir pria itu selalu saja menunduk jika berurusan denganku.
Adam terkekeh kecil dan tegak dari kursi kerjanya dengan santai.
"Kau lebih paham jika Ayahmu bahkan lebih mempercayaiku dari pada dirimu. Jadi kenapa aku harus takut dengan dirimu, Nona Atmaja yang cantik?"Seketika pipi Bella memanas dan menjadi merah muda.
Bella sendiri pun memegangi pipinya yang tidak tahu kenapa berubah itu.
"Lihat siapa yang tersipu disini?"
Adam lagi-lagi meledeknya.Astaga! Murahan sekali aku! Kenapa juga pipiku harus merona begitu ia memanggil ku cantik! Ini Double kill namanya!
Batin Bella berbicara sendiri seperti orang gila.Jelas saja. Ia mengerti apa yang dikatakan oleh Adam.
Ucapan berontak Bella tadi sangat menyatakan bahwa ia minta di perhatikan.
Itu merupakan tembakan benar yang pertama. Lalu setelah itu hanya dipanggil cantik saja ia langsung merona dan di ledeki oleh pria ini.
Itu merupakan pembunuhan harga diri ke dua bagi Bella.Jelas saja. Ia kalah telak sekarang.
Bahkan diledeki seperti ini ia masih sempat tersipu.
"Siapa yang tersipu? Kau ini gila ya?"
Adam hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu tersenyum melihat Bella.Sial! Kenapa dia ini tersenyum terus sih! Dia kira ganteng apa jika begitu terus?
Tapi memang ganteng sih...
Wait! What? Stop! Stop pertengkaran batin ini!Bella menghela nafasnya kasar,
"Sudah! Cepat katakan apa yang harus ku lakukan sekarang! Kau sudah mengulur-ulur waktuku yang berharga tau!"
Omel Bella yang bermaksud mengalihkan pembicaraan tentang tersipu-tersipu ini."Ah, dialihkan ya." lalu Adam terkekeh sebentar dan menambahkan "Baiklah, hari ini kau hanya akan belajar tentang profil perusahaan, saham, manajemen bisnis, audit, dan tiga bahasa internasional yang mungkin akan kau ketahui penggunaan sehari-harinya terlebih dahulu,"
Wait! Hanya?
Dia pikir memori otakku berapa Giga sehingga bisa masuk pelajaran sebanyak itu?
"Lalu dimana pelajaran sekolahku? Oh please! Aku bahkan harus mengejar materi matematika,fisika dan kimia ku yang tertinggal jauh!"Adam tersenyum sedikit dan berkata,
"Kau bertingkah seperti bodoh,"
Lalu ia meninggalkan Bella sendirian di ruangan itu dengan buku yang entah kapan telah dikeluarkan dari raknya.To Be continued...
-29 Juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam's SECRET [END]
Romance(Tersedia di aplikasi 'dreame' untuk membaca lengkap.) "Kau itu hanya anak kecil, darling" "Memangnya kenapa jika aku anak kecil?" "Kau tak akan bisa memberikan apa yang kuinginkan." "Apa yang kau mau?" "Menurutmu apa yang seorang pria dewasa ingink...