BEBBI

162 8 5
                                    

Angin dingin mulai menembus jendela kamar seorang wanita yang masih tertidur pulas. Suara burung camar dan angin kencang membuat ia terbangun dari tidur pulasnya.

Pukul menunjukan jam 07:15 pagi ,
karena ini adalah hari libur, hari dengan cuaca mendung dan dingin membuat Bebbi malas untuk beranjak dari tempat tidurnya.

Sebegitu kuatnya daya magnet kasur membuat bebbi memutuskan untuk melanjutkan tidurnya.
                                  
                                      .......

TRINGGGGGGGGG YO BANGUN YO

Alarm berbunyi menunjukan pukul 09:15
Membuat bebbi harus terpaksa membuka matanya.

" Emmmmm ,berisik" gumannya sambil menggambil alarm
Setelah matanya terbuka lebar dan melihat kaearah jam membuatnya sangat terkejut.

"Huaaah,kenapa ibu tidak membangunkanku "gumamnya dengan sedikit kesal dan beranjak dari tempat tidurnya

" kasur maaf kan aku ,sekrang aku harus meninggalkanmu dulu " katanya sambil menuruni anak tangga
  

"Ibuuuuuu kenapa tidak membangunkan ku ? biasanya dihari minggu ibu sering menyuruhku untuk pergi kepasar swalayan."

"Tidak usah hari ini cuaca sedang mendung ibu takut kamu kehujanan saat perjalanan" ucap seorng ibu paruh baya yaitu hanna ibu Bebbi

"ya sudah bu aku tidak akan pergi, ohiya ibu, sudah sarapan belum? aku akan membuat roti panggang"


"ah tidak, ibu belum merasa lapar"

"oh yasudah "

Setelah membuat roti panggang.
Bebbi pun menghampiri ibunya yang masih duduk, yang terlihat seperti orng yang memikirkan sesuatu.

"Bi ibu benar-benar merindukan ayah mu" ucap Hana dengan tiba-tiba

"Ibu rindu ayah ? peluk saja aku anggap aku ini adalah ayah" ucap Bebbi dengan senyum tulus diwajahnya.

Bebbi memang kehilangan ayahnya
saat dia sedang duduk dibangku kelas 4 SD ,ayah Bebbi meninggal karena terkena penyakit Tumor ganas didekat kepalanya. Ayah bebbi bekerja sebagai polisi di kepulauan jeju,
sejak ayahnya meninggal Bebbi dibesarkan oleh ibunnya.Mereka hanya tinggal berdua dengan rumah yang cukup
besar.

Ibu Bebbi bekerja sebagai dokter bedah yang sangat terkenal karena kepintaran dan tak mengenal rasa lelah.

Saat ayah Bebbi meninggal ia tidak lagi menangani pasien yang terkena penyakit Tumor sama seperti suaminya dulu,ia sedikit trauma karena penyakit itu telah mengambil sosok laki-laki yang sangat dicintainya.

"Maafkan ibu nak, ibut tidak terbiasa tanpa ayah mu." gumamnya dengan air mata yang mulai menetes

"Mengapa ibu harus meminta maaf.
semua manusia memiliki hati dan perasaan,tak apa ibu menangis karena merindukan ayah, tidak akan ada yang memarahi." Ucap Bebbi sambil mengusap air mata ibunya.

Sebenarnya hampir setiap malam Bebbi menangis karena merindukan sang ayah yang sangat dekat dengannya,
tetapi ia tidak pernah menunjukan kesedihannya di depan ibunya, jika ia menangis dihadapannya siapa yang akan menguatkan ibunya, Bebbi lebih baik menyembunyikan kesedihannya untuk selalu menguatkan ibundanya.

Segitu dulu yah guys jangan lupa vote, emaaf ada sedikit revisi dari saya, terus ikuti kisah selanjutnya karena masih banyak kisahkisah yang akan seru byeee ❤

 SCENARIO RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang