BAB 6 GOSIP

886 32 0
                                    

Tiga minggu sudah Meldy menjadi tangan kiri Ervan, Ia menjadi terbiasa menjalani rutinitasnya menjadi tangan kiri Ervan. Dari mulai berangkat pagi ke sekolah dan membawa barang bawaan Ervan, tapi sekarang Meldy tak perlu menunggu Ervan pagi–pagi dilapangan basket karena Ervan menyuruh Meldy menunggunya di depan rumah Meldy sampai Ervan datang sehingga mereka setiap pagi berangkat ke sekolah bersama-sama.

Ervan lama-lama tidak tega juga membiarkan Meldy harus menunggu dirinya sendirian dilapangan, saat istirahat siang pun Meldy menemani Ervan makan siang walau tidak setiap hari karena protes yang Meldy ajukan pada Ervan, Ia juga ingin makan siang dengan sahabatnya Intan dan Dania, walau dengan saling adu protes akhirnya Ervan mengalah sehingga Meldy tidak perlu setiap istirahat siang menemani Ervan makan.

Dan Meldy juga jadi terbiasa membawakan minuman dingin setiap Ervan latihan basket, terkadang Ervan juga memaksa Meldy untuk menemaninya latihan untunglah ada Dania yang juga menemani Erza latihan sehingga Ia tidak terlalu bosan karena jujur saja Ia tidak tahu apa-apa soal olahraga basket tersebut.

Mengenai keadaan tangan lengan kiri Ervan juga sudah berangsur membaik, bahkan Ia sudah diperbolehkan latihan basket oleh Pak Tendy yang selalu memperhatikan keadaan lengan kiri Ervan, Pak Tendy juga tidak memberi waktu yang lama untuk Ervan latihan mengingat keadaan cederanya yang belum begitu sembuh. Penyembuhan lengan kiri Ervan cukup cepat itu dikarenakan Ervan sering memeriksakan keadaannya ke ruang UKS tempat dimana dokter Tjandra memeriksanya, Ia juga sering mengoleskan obat berbentuk salep yang diberikan dokter Tjandra untuk mengurangi rasa keram dan sakit dilengan kirinya sehingga dapat mempercepat kesembuhan lengan kirinya itu, Ia juga sering mengerakan lengan kirinya agar tidak kaku, semua itu Ia lakukan untuk kesembuhan tangannya.

Meldy yang siang itu ada dikantin membeli minuman dingin untuk Ervan dan langsung pergi menuju lapangan basket, ditengah perjalanan Ia bertemu Intan dan Dania.

"Meldy, darimana ??" Tanya Dania yang kebetulan bertemu Meldy dikantin sekolah.

"Beli minuman dingin buat Ervan!!"

"Kayaknya lo udah terbiasa sama Ervan, padahal dulu lo ngedumel terus kalau Ervan manggilin lo !!" Ledek Intan.

"Iya, sampai Ervan jemput ke rumah lo pagi-pagi buat berangkat bareng ke sekolah." Sambung Dania.

"Hati-hati lo Mel, nanti lama-lama lo suka lagi sama Ervan." Ucap Dania.

"Lo berdua ngomong apa sih ??" gue cuma ngelakuin tugas gue untuk bantuin dia, lagipula sebentar lagi gue bisa lepas dari tugas jadi tangan kirinya karena sebentar lagi udah mau sebulan karena perjanjian gue jadi tangan kirinya cuma sebulan. Jelas Meldy.

"Iya sih, tapi kita gak tahu apa yang akan terjadi sebelum sebulan itu ?? siapa tahu lo mulai jatuh cinta sama Ervan." Tebak Dania.

"Jatuh cinta ?? sama Ervan ?? yang ada jatuh bangun gue ngeladenin dia!!"

"Tapi lo berdua cocok banget, pasangan yang serasi. Pagi berangkat bareng ke sekolah, istirahat kadang makan berdua, siangnya nemenin Ervan latihan, lo berdua kaya nggak mau pisah ya nggak, Dan!!" Ledek Intan dibalas anggukan tanda setuju dari Dania.

"Jangan ngomong macem-macem kalau ada yang denger bisa digosipin gue !! lagipula lo salah gue mau cepet-cepet tugas ini kelar dan gue kembali ke dunia gue yang sebenarnya, dunia gue tanpa si rese Ervan!!"

"Lo telat Mel, anak-anak satu sekolah udah pada tahu kali kalau lo berdua lagi dekat, walaupun mereka nggak tahu apa alasannya lo bisa deket sama Ervan." Jelas Intan.

"Tahu darimana??" Tanya Meldy bingung.

"Tiap pagi datang ke sekolah bareng, istirahat makan bareng, siangnya nemenin Ervan latihan basket, jadi anak-anak satu sekolah ini menyimpulkan kalian berdua lagi deket." Terang Dania.

"My First Kiss "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang