1

22 4 4
                                    

Gadis itu menatap rak-rak buku dengan seksama, menilik satu persatu deretan buku yang berjejer dihadapanya. Nora sedang mencari novel yang kemarin dia lihat dan seingatnya buku itu masih ada, walau hanya satu.

Dan akhirnya mata Nora menangkap apa yang ia cari, Nora bersorak senang dalam hati saat tau buku itu masih ada, tapi belum sempat tangan-nya mengambil buku itu, entah dari mana sebuah tangan langsung menyemot bukunya se-enak jidat.

"gue duluan yang liat." suara berat itu menyentak Nora, Nora berbalik, sosok cowok ramaja dengan tinggi sekitar 180cm sedang menatapnya datar.

Nora mengangkat sebalah alisnya, jidatnya mengerinyit dalam. "wow, enak aja situ ngambil. Lagi pula gue duluan yang liat itu novel! Eh situ malah ngaku-ngaku liat duluan!"

"gini ya boncel, gue duluan yang ngambil ini Novel, jadi ini Novel punya gue."

Mulut Nora ternganga lebar, apa? Dia gak salah dengar? Boncel? Wah sih kampret emang! Tubuh Nora dibilang boncel? Ngajak ribut nih bocah.

"siapa yang elu bilang boncel huh?! Mata elu belum pernah gue colok sama tusukan cilok mang eman ya?!" sewot Nora. Dia gak bisa terima dirinya dibilang boncel. Cukup kakaknya memanggil dirinya boncel jangan yang lain.

"gue gak banyak waktu buat ribut okey, so ini novel gue. Bye!" cowok itu beranjak pergi, meninggalkan Nora yang sudah kesal setengah mampus pada si cowok entah siapa namanya.

Awas aja tunggu pembalasannya. Nora tersenyum miring, masih menatap cowok itu yang sibuk bertransaksi di kasir. Rencana licik kini mulai tersusun rapih di benaknya. Hmm rencananya pasti akan berhasil. Liat aja nanti.

***********

Langit gelap menyelimuti kota jakarta, menurunkan ribuan tetes air secera bersama-sama. Bintang menghela nafas, melihat hujan yang makin lama makin deras membuatnya terpaksa berteduh di luar toko buku. Ini gara-gara dia memarkirkan mobilnya cukup jauh dari tempat toko buku. Dia sedikit menyesal karena malas memarkirkan mobilnya di parkiran toko buku, karena melihat parkiran toko buku yang hampir penuh.

Masih menunggu hujan reda, Bintang menyenderkan tubuhnya di tembok, mengurangi lelahnya karena terus-menerus berdiri. Bintang yang dilanda rasa bosan mengambil handphone disaku celananya, mengotak-atik ponselnya dan tanpa sadar ada seorang gadis yang mengawasinya dari jauh Dan Bintang cukup lengah.

Tiba-tiba tangan kirinya yang sedang menenteng kantong plastik tiba-tiba di rebut oleh seseorang, Bintang tersentak kaget dari handphonenya dan kantong yang berisi novel incarannya raib dari genggamannya.

Bintang sontak menoleh ke arah orang yang mengambil novelnya. Wah ternyata si gadis yang ia temui tadi, wah dasar boncel nekat!

Tanpa ba-bi-bu lagi, Binta mengejar gadis itu, dan gadis itu cukup lincah, membuat Bintang kewalahan tapi sayang seribu sayang, si boncel malah masuk ke gang buntu. Membuat Bintang merasa diuntungkan dengan kebego-an sih boncel.

"mau lari kemana lagi lu huh?!" ucap Bintang dengan nada meremehkan.

Si boncel yang terlihat was-was saat Bintang berjalan kearahnya secara perlahan tapi pasti, sedangkan Bintang terseyum mengejek. Tapi sebelum Bintang melangkahkan kakinya lebih dekat. Gadis itu, dengan sengaja melempar kantong plastik miliknya kebelakang tembok, dan malah balik terseyum kecil, seolah-olah gadis itu mengejeknya balik. Bintang yang melihat kantong plastik milikya dilempar se-enak jidat oleh si boncel ke belakang tembok mengeram jengkel.

"Novel gue!" maki Bintang, gadis itu malah terseyum santai ketika Bintang memakinya.

"ada kata-kata terakhir?" tanya si boncel sambil bersidekap dada, menampakan kesan angkuh yang mendominasi.

"balikin novel gue!" teriak Bintang kesal.

"in your dream!" pungkasnya.

Bintang seketika berjalan kearah gadis itu, entah siapa namanya yang dengan sembarangan dia panggil dengan sebutan boncel.

Tapi sebelum dia berhasil menangkap gadis itu, dengan gerakan lincah dan handal gadis itu meloncat lalu memanjat tembok yang berada dibelakangnya dengan sangat cepat, bahkan Bintang tak mampu menyandingi kecepatan gadis itu.

Dan gadis itu berhasil kabur dari Bintang sedangkan Bintang, dia mengumpat, segala sumpah serapah meluncur dari mulutnya.

"SIALAN!" jerit Bintang frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Kini dia kalah dari seorang gadis boncel, kaleng rombeng pula. Ah... Bikin malu aja.

-----


Thanks untuk kalian yang udah mau baca cerita aku ya, jangan lupa vote and coment, dnn harap maklum ya, soalnya masih amatiran adn see you again.🤗🤗🤗🤗

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang