Part 01

530 57 42
                                    

Terpaan sinar matahari berhasil mengusik tidur seseorang bernama Kim Sohyun. Kedua mata bulatnya terbuka lebar disertai dengusan pagi. Tubuh yang sebelumnya menggelung dibawah selimut layaknya ulat kempompong itu lantas terduduk tegak layaknya pohon pinus. Wanita berparas cantik itu bergumam lembut pada dirinya sendiri.

"Tidak ada yang membangunkan ?".

Dengan perasaan sangat kesal dan lambat wanita itu bangkit dari tempatnya semula berada. Kedua netra hitam legam miliknya dengan lesu menatap benda berbentuk hati yang tergeletak diatas nakas, sama lesunya dengan dirinya.

Benda mungil itu dengan lantang dan tegas menunjukkan angka sembilan. Perlahan hembusan nafas rendah kembali terdengar. Ia sudah terlambat. Bibirnya berkedut jika memikirkan masalah yang kini tengah menantinya dilokasi.

"Menyebalkan !".

Pikiran wanita itu kembali menerawang kejadian beberapa bulan yang lalu. Saat itu seperti biasanya, ia berkutat dengan dokumen penting kriminal negara hingga larut. Paginya, begitu sampai dikantor ia langsung saja mendapat omong kosong panjang dari seorang pria tampan berkulit kenyal dan berbelok arah. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika pemimpin kepolisian itu adalah seorang pencinta sejenis. Dan itu memancing bergudang umpatan gamblang sinis dari Sohyun.

...

Kemeja berwarna hitam pekat seperempat lengan yang berpadu dengan rok putih cream berukuran mini membuat aura menyeramkan Sohyun sedikit terendam. Wanita muda itu mendesah berat kala meneliti seluruh isi lemari di kamarnya, hanya dipenuhi dengan pakain kekurangan bahan pilihan saudarinya. Dirumah seluas dua lapangan golf itu, saudarinya adalah penguasa yang sama kosongnya dengan atasannya. Terlalu sering memberi peringatan pada orang lain tanpa mengoreksi diri sendiri.

Sohyun berlalu meninggalkan kamarnya dalam keadaan yang terkunci rapat. Tidak menyisakan celah bagi seseorang untuk sesekali meneliti isinya yang dipenuhi hal aneh kesayangannya.

Kedua alis ramping miliknya bertemu saat meneliti dengan intens seluruh sudut rumah yang keterlaluan besarnya. Bahkan untuk menemukan satu orang saja membutuhkan waktu berjam lamanya. Anehnya rumah itu terlihat lebih sepi, hanya ada beberapa pelayan keluarganya yang berlalu lalang.

Plak..

"Daya ingatanku ternyata semakin berkurang !"gumamnya malas.

Sohyun kembali mendesah untuk yang kesekian kalinya. Penghuni rumah lainnya sekarang tengah berlibur dan menyisakan dirinya. Didalam himpunan manusia Kim dikediaman itu, hanya dialah yang mengidap kebiasaan berkerja lebih dari standar waktu yang  biasa ditetapkan oleh orang lain. Bukan hanya itu saja, ia juga sangat menghindari acara refreshing bersama dengan orang lain. Wanita cantik itu hanya akan berlibur sendirian jika merasa sedang tidak dalam keadaan yang baik.

Detik berikutnya sosok berbadan semampai tersebut berlalu tanpa sepatah kata. Tatapan acuhnya mampu membuat pelayan yang bertugas menyediakan jus pagi untuknya bergetar hebat. Namun setakut apapun ia, hal itu tidak akan pernah memperngaruhi wanita Kim itu untuk sekedar menyentuh gelas yang kini dijinjingnya. Berhadapan dengan nona muda ini memang membutuhkan mental yang kuat.

...

Setibanya dikantor wanita Kim itu bahkan tanpa raut bersalah dan berwajah datar mengacuhkan rekannya yang menatapnya kagum. Bukan karena kecantikan, jika itu berkaitan dengan kecantikan maka hal itu tidak diragukan lagi namun kali ini sedikit berbeda. Wanita cantik itu sudah terlambat dua jam lebih tetapi masih bisa berjalan dengan dada dan dagu terangkat.

Hal itu sontak membuat beberapa orang menjatuhkan dagu. Wanita Kim ini ternyata sangat mengerikan dan juga berwajah tebal. Sepertinya akan ada beberapa pertunjukkan menarik pagi ini. Namun, tidak satu pun dari mereka berani berkomentar. Coba saja berkomentar jika ingin menjadi sasaran setiap kali wanita itu merasa kesal.

The Savage PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang