prologue

167 10 1
                                    

¤¤¤

Terlihat seorang gadis menangis di reruntuhan bangunan yang tak terlalu tua. Entah apa yang ia tangisi. Hanya saja dia menangisinya dengan penuh rasa kehilangan, rasa sakit, dan sangat merindukan sesuatu...

Terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menghampiri hummairoh.

"May.... sudahlah jangan terus menangisi nya." Terdengar suara bariton yang sangat di kenal oleh gadis itu. Hummairoh pun menoleh ke belakang. Terlihat seorang pria paruh baya, yang berpenampilan seperti seorang kyai. Ya. Dia adalah kakek nya hummairoh yang hummairoh sebut dengan panggilan abuya.

"May..... dengan kamu terus seperti ini, Reza akan merasa sangat sedih." Ucap abuya sambil mengelus-elus kepala hummairoh yang tertutup jilbab.
"Tapi buya, may merasa sangat kehilangan. ..hiks..... buya kenapa buya tidak memberi tahu Nisa... hiks.... dimana Eza dimakam kan.. hiksss"




Maaf ya pendek banget, soalnya susah banget untuk ngebuat prologue. Mohon di maklum, masih dalam tahap pembelajaran untuk nulis cerita.

#SeeYouNextPart...
Budayakan votment:)



Assalamu'alaikum♥

Lembaran Hidup MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang