🌹Six🌹

5 0 0
                                    

"Ziii,  woyyy" tendangan kecil mendarat di bokong Fauzi. Dan Fauzi hanya mengelus bokongnya yang terkena tendangan dari Ilno,  yahhh orang yang menendang Fauzi adalah teman gesreknya yaiti Ilno.

"Lo kalo dateng dateng cuman mau nendang pantat gue mending mati aja lo" sengit Fauzi.

Ilno kembali terkekeh "Mau rapat Parmuka. Ayokkk" Ilno menarik tangan Fauzi layaknya seorang sepasang kekasih

"Najiss begoo. Gue gak homo" Fauzi menarik tangannya dari genggaman Ilno. Dasar bocah sebleng si Ilno.

****

Fauzi terus memperhatikan Kepala Pembina Pramuka yang tak lain dan tak bukan adalah Bapak Apip Suyanto.Spd. pak Apip ini mengajar dibidang study Sastra Inggris.

Seorang gadis melewati tempat yang dijadikan rapat para anggota Pramuka. Pandangan Fauzi langsung teralih kearah gadis itu. Sebuah senyuman terbit dari bibirnya

Kekehan pun mulai menggema. Ia terkekeh melihat tingkah gadis itu. Bagaimana tidak terkekeh sepertinya gadis itu tengah memohon pada teman lelakinya, ahh atau itu kekasihnya.

Ada perasaan aneh yang menyusup dalam relung dadanya. Ada perasaan tak terima jika gadis itu telah memiliki kekasih.

"Yaa,Fauzi apa kau faham dengan yang bapak jelaskan?" Tegus pak Apip dengan nada penuh sindiran

"Ahh,iyaa pak?," jawab Fauzi gelagapan.

"Kamu dari tadi tidak mendengarkan bapak iyaa?" intonasi bicara pak Apip mulai meninggi 

Fauzi menggaruk tengkuknya sembari meringis "ahhh,ma- maaf pak tadi saya kurang fokus pak"

"Kamu inii,yasudah jangan diulangi lagi" tegus pak Apip dan mulai melanjutkan penjelasannya mengenai masalah Penjelajahan Sosial

****

Rembulan pun muncul bersama taburan bintang diatas langit yang menggambarkan bahwa langit tengah bahagia. Namun tidak dengan seorang lelaki yang tengah memetik gitarnya yang menghasilkan alunan musik yang apik untuk didengar di balkon kamarnya.

Dalam harap ku dan ingin ku
Kau ada disana
Disetiap langkahku dan mimpiku
Kau ada disana
Mungkin suatu saat nanti

Fauzi memejamkan matanya menikmati alunan musik yang ia ciptakan dari gitarnya. Bibirnya terus mengeluarkan lirik mengikuti instrumen musik dari lagu salah satu penyanyi muda yang berbakat

Kau dan aku bersama
Berdua kita jalin kasih
Dalam satu ikatan cinta

Tuhan tolong
jaga dirinya disana
Aku disini
Kan menunggu
Hingga diriku dan darinya
Indah pada waktunya

Lagu tersebut mewakili dari sebagian harapannya. Harapannya untuk memilikinya yang entah dia tau apakah ia mengetahui bahwa dirinya diam diam memperhatikannya dari jauh.

Cklek

Pintu kamar Fauzi terbuka dan menampilkan sesosok gadis kecil yang mungkin berusia 3 tahunan

"Mamassss, ura bobo sini yaaaa" pintanya dengan menampilkan sepasang lesung pipi dan puppy eyes nya.

Fauzi tak tahan dengan sikap sang adik dan mengusap kepalanya

"Iyaaa,Aura boleh kok bobo sama mamas. Tapi kenapa emang Aura mau bobo sama mamas biasanya kan bobo sama bunda" pasalnya adik kecilnya ini sulit tidur jika tak bersama sang bunda.

"Unda ama yayah bicik, Ura nda isa bobo" alis Fauzi berjengit bingung dengan maksud sang adik. Namun sedetik kemudian dia paham

'Ahh,pasti ayah sama bunda lagi 'iya iya', mereka gak mikir apa sama Aura' gumamnya dalam hati merutuki kelakuan kedua orang tuanya.

"Yaudah Aura bobo yaaaa sekarang udah malem, mamas cuci muka sama sikat gigi dulu yaaa" Fauzi pun melangkah pergi ke kamar mandi.

****

Dilain tempat

Dhila tengah bingung kenapa ia di kick dari grup teman temannya yang beranggotakan dirinya,Dewi,Nike,Sari,Ginta dan Syifa.

Ia baru menyadari bahwa dirinya selama ini hanya dimanfaati oleh teman temannya. Memang saat ini kondisi perekonomian keluarga Dhila sedang tak stabil apalagi sekarang abang Putra nya jarang dirumah untuk ia palak.

Air matanya kembali rembes membasahi pipi chubby nya.

"Harus gini lagi, dari jaman SMP gue udah dimanfaatin gue pikir mereka tulus gak tau nya malah gini" Dhila semakin terisak hingga sesenggukan

"La, kamu kenapa la?" sosok laki laki menerobos masuk ketika dirinya mendengar suara isakan

"Abanggggg" Dhila menghambur ke pelukan orang yang ia panggil 'abang' tersebut.

"Ilaaa, kenapa?, coba cerita sama abang kenapa?" laki laki itu terus mengusap kepala sang adik agar merasa tenang.

"Mereka jahat,meraka cuman manfaatin adek aja"

"Kenapa mereka gak ada yang tulus temenan sama adek?"

"Adek emang bego,mudah percaya sama orang. Tapi kenapa harus ngerasain ini lagi bang?"

"Adek capekkkk" Dhila terus terisak di pelukan sang kakak.

"Adek dengerin abang yaaa. Mau gimana pun mereka dia perlakuin kamu, kamu harus berusaha bahwa kamu seolah gak tau apa apa dan inget pesan abang. Mau mereka jahat sama kamu, kamu gak boleh bales jahat juga" tutur sang kakak

"Inget hukum tabur-tuai?" Dhila hanya mengangguk

"Apa pun yang kamu tanam itu yang kamu tuai. Kalo kamu jahat sama orang kamu bakal dibales jahat juga. Orang baik belum tentu dapat balasan baik juga, apalagi yang jahat."

"Ngerti,faham?" Dhila kembali mengangguk.

Tak lama matanya terasa berat dan ia pun tertidur dalam dekapan sang kakak. Hero nya.

Author mau bilang kalo cerita ini mungkin cuman sampe 16 chapteran aja atau paling mentok 20 chapter.

Author gak mungkin kan ceritain dari A-Z dengan detail. Yang Author tulis itu cuman bagian penting pentingnya aja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the last noteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang