🐯Two🐯

9 0 0
                                    

                       Meet the alayers

Laki laki itu terus memandang para adik tingkatnya yang tengah mengikuti acara Perkemahan Pramuka Wajib Bagi Siswa-Siswi baru. Para Siswa  tengah menjalani permainan 'mencari jalan keluar dengan menutup mata'. Sesekali ia terkekeh melihat beberapa ekspresi para Siswa yang terkadang takut atau bahkan tertawa karena menjahili temanya.

Novian Fauzi Ramadhan atau yang biasa dipanggil Fauzi oleh teman temannya. Fauzi bukanlah seorang Most Wanted atau apalah itu,  ia hanya seorang siswa yang kadar ketampananya bisa dibilang standar. Kepintaranya juga tak begitu menonjol hanya satu yang menonjol dari dirinya yaitu,  sifat pendiam dan cool-nya saja. Selama ini Fuazi jarang atau bahkan tak ada berita tentang dirinya yang dekat atau pacaran dengan seorang gadis.

Fauzi bukanya menutup diri dari yang namanya wanita hanya saja ia lebih mementingkan masa depanya. Menurutnya dengan masa depan yang cerah,  secerah sinar matahari pada siang bolong. Itu dapat memikat wanita manapun. Lagi pula ia masih ingin berbakti kepada kedua orangtua tanpa berbagi fokusnya. Masih ada sang adik yang harus ia jaga dari para lelaki yang tak benar.

"Zi, kenapa lo?" Tepukan halus mendarat dengan aman dipundaknya. Fauzi pun menengok learah sipenepuk pundaknya. "Ahh, nggak. Gak papa lagi ngeliatin itu anak. Yang lagi jingkrak jingkrak gak karuan . lucu yaaaa" tunjuknya pada seorang gadis yang tengah bersama teman temanya dan asik berjingkrak jingkrak sembari berteriak, entah apa yang ia teriakan.
"Pipinya mashaallah. Pen gua gigit" kekeh Ilno. Yaaa sipenepuk pundak adalah Ilno pramudja. Teman seperjuangnya dari zaman kegelapan hinggak zaman mode lampu LED. "Tapi kok dia keknya alay gitu. Baru kali ini gua liat cewe tingkahnya abstrak gitu alayers lagi." Fauzi menggelengkan kepalanya dan terkekeh.
"Udah saatnya Zi lo buka hati lo buat cewe jan kek orang homo deh lo yang kemana mana  bareng gue yang kesanya kalo gua sama elo mahok gitu kan kadar ketampanan gua bisa luntur" Ilno berbicara dengan gaya yang seperti adegan disinetron sinetron dan dibalas tatapan jijik dari Fauzi. "Najissss begooo. Ya kali gua mau mahok sama elu mikir mikir juga kali gue nya kalo mau mahok ama lo. Cari yang bagusan lah gua kalo mau mahok punya lo kecil gitu mana enak" sentilan jari Ilno mendarat dengan mulus di dahinya.
"Sakit nyettt" usap fauzi pada dahinya yang memerah akibat ulah sahabat gesreknya.

****

Acara Perkemahan terus berlanjut hingga pada acara penghujung akhir, yaitu games dimana para pesertanya harus menutup mata dan bergandengan tangan untuk sampai pada posko terakhir.

Di tengah perjalanan Dhila kehilangan keseimbangan yang mengakibatkan dirinya terjerembab dan berguling dari tangga sehingga Dhila tak sadarkan diri.

Nuansa putih dan hijau menyambut indera penglihatan Dhila. Ia melihat sekelilingnya yang tampak sunyi hanya dihuni oleh petugas UKS dan ada satu pria yang juga sakit tengah terbaring di brangkar UKS. Namanya Yusuf,  dia sosok laki laki yang lemah lembut menurut Dhila.
"Sakit apa suf?" Tanya Dhila memecah keheningan. Karena Dhila tak menyukai kesunyian. "Sakit perut sama pusing,  kamu?" Dengan nada lembutnya Yusuf menjawab."jatoh dari tangga". Tiba tiba cairan bening itu rembes dan turun kepipi merahnya Dhila. Dhila tak tahan menahan rasa nyeri dari bagian panggul hingga kakinya. Petugas UKS menghampiri Dhila dan menanyai mengapa Dhila menangis yang hanya dijawab dengan kata 'sakit' saja. Para petugas pun memberi obat penghilang rasa nyeri.

Tak lama setelah itu beberapa laki laki masuk kedalam UKS. Mata Dhila terus memandang laki laki dengan kaos berwarna cokelat dan celana jeans. Laki laki itu juga melihat kearah Dhila dan tersenyum, tak berselang lama Ia menghampiri Dhila dengan sebuah boneka tiruan bayi dan menggendongnya layaknya seorang bayi sungguhan.
"Shhh,  cup cup cup. Bu ini bayi nya disusui dulu ya buuuu" ucapnya untuk menghibur Dhila dan menaruh boneka tersebut desebelah Dhila. Dhila hanya mampu menyunggingkan senyumannya. "Jangan diganggu. Sudah kalian sana" usir salah satu petugas UKS yang bernama Rahma. "Bukan ganggu maa cuman ngehibur juga. Jan marah marah atuh Rahma mah ntar cepet tua lagi" ucapnya lagi dengan diiringi tawanya sendiri. Sungguh ingin Dhila membunuh orang itu karena ucapanya yang sama sekali tak lucu. Tak selang berapa lama munculah seorang laki laki dengan kaos navy-nya menghampiri dimana Dhila berada. "Haii. Kenapa bisa disini?" Dhila mengernyit bingung

'Ini orang bego apa gimanasih. Kalo gua disini udah jelaslah kalo gue sakit' gumam Dhila dalam hati.
"Sakit kak" jawab Dhila sekenanya. "Kalo itumah gua juga tau kalo lo sakit" dingin, itulah kesan nada ucapanya. "Nah, elo udah tau gue sakit masih nanya lagi" sebal Dhila dengan merengut. "Bukan itu maksud gue. Lo sakit kenapa?, sakit apa?"
"Jatoh dari tangga trus guling guling" Dhila meringis menahan rasa malu atas kejadian yang menimpanya. "Hahahahha. Ada ada aja lo. Tapi nih yaaa gak papalah jatoh trus guling guling itung itung buat hiburan" dengan suara ketawa yang sangat keras itu membuat Dhila semakin memberenggut. "Becanda gue mah. Udah lo gak usah cemberut, itu bibir udah mirip kek belalainya sapi" kemudian tawa mereka pecah seketika " mana ada sapi punya belalai yang ada mah zerapahhhh" kekeh Dhila "yeeee,  kagaklah yang punya belalai mah gajah. Sekolah dimana neng? Kok bisa masuk SMA 107 sini?" Ledeknya. Canda dan tawa itu pun terus mengalir hingga membuat Dhila lupa akan rasa sakitnya.

Maapkeun saia yang buat cerita ini menjadi njelimet gini. VOMMENT-NYA 🙏 biar saia jadi semangaddd lagii oke dokii.
Kalo ada typo atau tanda baca yang salah tolong kasih tau yaaa🙏🙏🙏🙏

Ketchup sahos dari

Mamihnyaa Dhila dan Pasanganya😚😚😘😘

the last noteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang