Meet with Mangeb
Pagi ini seorang gadis dengan rasa malasnya berjalan memasuki koridor sekolah dengan barang bawaan yang begitu banyak yang hampir menutupi tangan mungilnya. Gadis itu terus menghela nafasnya dengan gusar.
Hari ini adalah hari yang paling tak disukai oleh gadis yang bernama Nadhila Agustine. Tidak seperti teman temanya yang semangat pada pagi ini, Dhila tak menyukai kegiatan yang dapat mengeluarkan keringatnya. Dan hari ini adalah jadwal dari perkemahan pramuka wajib bagi siswa/siswi baru itu yang tertulis pada sebuah banner yang terpasang pada salah satu dinding sekolah. Dhila dengan langkah gontainya dia menuju lapangan hijau yang telah berdiri beberapa tenda.
Beberapa siswa dan siswi mulai berhamburan untuk berbaris. Begitupula dengan Dhila yang tengah berlari untuk berbaris dibarisan paling depan, entah mengapa Dhila sangat hobi berbaris dibarisan paling depan. Dhila kebagian kelompok dengan nomor urut angka tiga. Dan entah kesialan apalagi yang mengharuskan Dhila sekelompok dengan mantan gebetanya yang menyebalkan itu.
"Dew harus kita sekelompok sama manusia nyebelin itu" dengan muka cemberut Dhila bertanya pada teman dari SMP-nya itu. "Siapa emang?, yang mana sih anaknya?" Dewi itulah orang yang sedari tadi berbicara dengan Dhila.
"Inget Diki gak?, mantan gebetan gua yang nyebelin itu?. Dan kita harus sekelompok sama dia?!. What the hell?! " pekik Dhila dengan suara tertahanya. Ia berani bersumpah bahwa ia semakin membenci Diki itu. Bagaimana tidak Dhila membenci Diki?, disaat Dhila sudah merasa nyaman dan yakin bahwa Diki adalah orang yang tepat untuk dirinya, tapi apa? Diki malah meruntuhkan semua angannya dengan alasan bahwa 'Diki masih meragukan Dhila' ingin rasanya Dhila memaki dan mencakar Diki. Haruskah Dhila tenggelam di rawa rawa?. Ingin mati mati rasanya Dhila.Setelah instruksi yang diberikan oleh seniornya. Dhila mulai menyusun semua perelengkapanya di salah satu kelas yang akan ditempati beberapa kelompok dan salah satunya adalah kelompoknya. Ternyata para senior menempatkan para siswi-nya untuk tidur didalam kelas dengan alasan bebahaya jika para siswi tidur ditenda sebab sekolah Dhila ini sangat asri dan banyak pohon besar layaknya hutan. Jadi para binatang masih banyak yang berkeliaran, jadi para senior memutuskan bahwa yang tidur ditenda adalah para siswa-nya saja. Dhila mulai mengeluarkan cemilanya, jangan salah jika Dhila ini sangat sangat doyan makan mungkin itu hobinya.
****
Sore pun menjemput sang malam. Dan disinilah Dhila yang tengah berkutat dengan bawang, cabai dan kawan-kawanya. Jangan salah Dhila ini bisa dibilang gadis yang suka memasak, yahh walau rasanya standar saja tapi masih layak untuk dikonsumsi. Dan pada hari ini Dhila memasak cah kangkung dan tempe goreng sebagai hidangan malam ini.
"Emm, ini aja Yang bisa gue masak. Kalo gak enak kagak usah dimakan ntar lo pada malah sakit perut malah" ujar Dhila pada teman sekelompoknya
"Enggak kok Dhil, enak aja kok apalagi kalo cuman tinggal makan doang yeee gak?" Ucap Fikri yang disambut dengan anggukan yang lain. Dhila hanya terkekeh melihatnya. Dhila kembali melengos saat tatapanya bersibobrok dengan Diki. Hancur sudah Mood-nya.
"Dhil ini gak kepedasan apa?" Dhila yang mengenali suara itu langsung memasang wajah jutek dan sinisnya.
"Tinggal makan juga masih protes aja. Itu yang minta lombok sebanyak itu juga Pamela, yaaa gue mah ngikut aja. Udah makan aja gak usah protes lo protes itu piring gua tarik dan lo gak bakalan makan malam ini" ketus Dhila lalu melenggang pergi menuju tempat dia masak tadi. Suasana hati Dhila yang semula baik kini menjadi burukDhila adalah gadis yang ceria, gila, alay, gesrek dan tak ada yang benar dalam dirinya. Bukan karena dia jahat hanya saja tingkah lakunya yang sedikit ralat lumayan ralat sangat absurd.
****
Jika didalam cerita cerita sosok Dhila adalah gadis yang kaya, cantik dan pintar maka kalian salah. Sebab pada dasarnya Dhila ini tak cantik maupun pintar dan juga Dhila ini tak kaya. Ia hanya gadis biasa yang selalu ingin tampil sempurna didepan siapa saja namun sangat menyukai daster.
Dhila mengobrak abrik isi tasnya mencari cemilan yang bisa ia makan, karena malam ini makanan yang ia masak sudah habis dimakan oleh teman temanya dan jadilah Dhila kelaparan malam ini.
Setelah mengisi perutnya dengan beberapa cemilan yang dia bawa dari rumah. Dhila mengistirahatkan badanya diatas sebuah tikar. Dhila menerawang menatap langit langit atap sekolahnya. Memutar kembali memmorinya atas kejadian hari ini yang membuatnya muak dan jengah. 'Hari yang menyebalkan' ucap Dhila dalam hati, bagaimana tidak menyebalkan? Dhila harus bertemu dan bertatap muka dengan sang mangeb.
A/n: jadi mangeb teh aslina mah mantan gebetan yaaaa.
Disini juga saya mau jelasin kalo cerita ini terinspirasi dari kisah nyata. Dan juga mau minta maap kalo ini banyak narasinya. Trus juga ini panjang banget buat ketemu konflik atau klimaksnya.
Jadi buat readers jangan bosen yaaa buat bacanya. FIGHTINGGGG💜💛💚💙💗💖💕💓❤💘Ketjup basyahhhh:
Ambuknya Dhila dan pasangan😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
the last note
Losowecerita tentang aku yang pada masa itu menyukai seseorang dalam diam namun menginginkan untuk mengungkapkan hasrat ini padanya. cerita tentang aku yang pada saat itu tak berani bertemu denganya, ahh lupa bahwa untuk sekedar menyapanya saja aku tak be...