00

9.2K 636 31
                                    


Naruto, hanya  bisa menundukan pandangannya, saat melihat  ayah tirinya yabg baru saja menikah dengan ibunya beberapa  jam yang lalu.

Dia duduk termenung, berbagai pemikiran  terlintas  di  otaknya. Bagaimana  kalau Ayah dan saudara tirinya  tidak menyayanginya karna ia hanya gadis  berisik  dan hiper aktiv, apalagi ketika  melihat  saudara -saudaranya  yang sangat pendiam.

Kushina, berjalan  dengan anggunnya sambil tersenyum  bahagia dengan Fugaku. Sedangkan  Naruto, dia membuntuti Kaasannya dari belakang.

Dia menarik baju belakang Kaasannya.

"Kaasan takut? "

Kushina  dan Fugaku  melirik  ke arahnya.

"Takut apa sayang? "

Naruto mencicit,  lalu  dia menunjuk ke arah dua laki-laki beranjak dewasa  yang menatapnya  tajam.

"Tenanglah mereka  kakakmu, baik kok gak jahat. "Fugaku  yang menjawab  dan mengusap  surai kuning.

"Tapi mata mata mereka melotot kaya mau nyantet Naru kaa-chan, "

Fugaku menatap  tajam ke arah kedua putranya yang tak ada harmonisnya dengan saudara tiri mereka.

"Ngapain juga harus punya saudara perempuan, merepotkan. Bukan begitu aniki, "tanya Sasuke dengan pandangan datarnya.

"Hn, "jawab Itachi  datar, ia segera pergi ke lantai atas  meninggalkan Fugaku  dengan kedutan kesal di wajahnya.

"Anak - anak itu, "

Kushina, mengelus tangan Fugaku dan memberikan senyum hangat untuk sang suami tercinta.

"Sabar sayang, sabar. "

Naruto, dia mengintip kedua kakak barunya yang tengah berada di taman.

Keduanya sibuk dengan kegiatan masing- masing sampai tak sadar jika si rubah itu tengah memikirkan  cara  untuk memberikan salam  pada Kaka- maka gantengnya.

"Kyaaa tolong rumah kebakaran, " teriak gadis itu hingga ke dua pemuda itu terlonjak, dan langsung berlari ke arah rumah tampa sadar jika  mereka jadi sasaran jahil si rubah kuning.

Mereka sadar saat terdengar suara tawa dari bocah yang tengah menyenderkan di pintu.

"Yaaaaaah aaaaaah aaa siapa suruh jahat sama Naru, kena karma tahu rasa. "

Naruto tertawa terpingkal - pingkal sampai  tak sadar ada aura seram dari kedua target kejahilan nya.

"Bocah itu, " geram mereka keduanya, sambil berjalan ke arah bocah tengik yang tengah tertawa tanpa perasan.

Naruto  hanya mengangkat kedua tanganya, saat maka - kakanya menatap garang di hadapannya.

"Aniki,enaknya di apain"

"Masukin ke kandang si Manda kayaknya seru, "

"Kayaknya lebih enak lagi kalau kita ajak dia main kuda-kudaan. "Usul Sasuke, dengan seringai tipis di wajah  datarnya.

Naruto  mau lari tapi ujung bajunya sudah di tarik oleh Itachi.

"Kau harus di hukum, karna berani mengusik kehidupan tenang kami. "

Adik Tiri Vs Kaka Tiri. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang