Naruto, hanya bisa menundukan pandangannya, saat melihat ayah tirinya yabg baru saja menikah dengan ibunya beberapa jam yang lalu.Dia duduk termenung, berbagai pemikiran terlintas di otaknya. Bagaimana kalau Ayah dan saudara tirinya tidak menyayanginya karna ia hanya gadis berisik dan hiper aktiv, apalagi ketika melihat saudara -saudaranya yang sangat pendiam.
Kushina, berjalan dengan anggunnya sambil tersenyum bahagia dengan Fugaku. Sedangkan Naruto, dia membuntuti Kaasannya dari belakang.
Dia menarik baju belakang Kaasannya.
"Kaasan takut? "
Kushina dan Fugaku melirik ke arahnya.
"Takut apa sayang? "
Naruto mencicit, lalu dia menunjuk ke arah dua laki-laki beranjak dewasa yang menatapnya tajam.
"Tenanglah mereka kakakmu, baik kok gak jahat. "Fugaku yang menjawab dan mengusap surai kuning.
"Tapi mata mata mereka melotot kaya mau nyantet Naru kaa-chan, "
Fugaku menatap tajam ke arah kedua putranya yang tak ada harmonisnya dengan saudara tiri mereka.
"Ngapain juga harus punya saudara perempuan, merepotkan. Bukan begitu aniki, "tanya Sasuke dengan pandangan datarnya.
"Hn, "jawab Itachi datar, ia segera pergi ke lantai atas meninggalkan Fugaku dengan kedutan kesal di wajahnya.
"Anak - anak itu, "
Kushina, mengelus tangan Fugaku dan memberikan senyum hangat untuk sang suami tercinta.
"Sabar sayang, sabar. "
Naruto, dia mengintip kedua kakak barunya yang tengah berada di taman.
Keduanya sibuk dengan kegiatan masing- masing sampai tak sadar jika si rubah itu tengah memikirkan cara untuk memberikan salam pada Kaka- maka gantengnya.
"Kyaaa tolong rumah kebakaran, " teriak gadis itu hingga ke dua pemuda itu terlonjak, dan langsung berlari ke arah rumah tampa sadar jika mereka jadi sasaran jahil si rubah kuning.
Mereka sadar saat terdengar suara tawa dari bocah yang tengah menyenderkan di pintu.
"Yaaaaaah aaaaaah aaa siapa suruh jahat sama Naru, kena karma tahu rasa. "
Naruto tertawa terpingkal - pingkal sampai tak sadar ada aura seram dari kedua target kejahilan nya.
"Bocah itu, " geram mereka keduanya, sambil berjalan ke arah bocah tengik yang tengah tertawa tanpa perasan.
Naruto hanya mengangkat kedua tanganya, saat maka - kakanya menatap garang di hadapannya.
"Aniki,enaknya di apain"
"Masukin ke kandang si Manda kayaknya seru, "
"Kayaknya lebih enak lagi kalau kita ajak dia main kuda-kudaan. "Usul Sasuke, dengan seringai tipis di wajah datarnya.
Naruto mau lari tapi ujung bajunya sudah di tarik oleh Itachi.
"Kau harus di hukum, karna berani mengusik kehidupan tenang kami. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Tiri Vs Kaka Tiri.
RandomNaruto harus rela, membagi kasih sayang ibunya dengan ke dua saudara tirinya.