Naruto sudah tertidur di pelukan Itachi dengan pakaian sekolah yang masih melekat di tubuhnya.
"Kira- kira kenapa dia menangis seperti orang gila begitu? "Komentar Yahiko.
"Mungkin dia putus cinta, atau di tinggal jadian sama gebetannya, "sekarang Konan yang bekomentar.
Itachi, hanya terdiam. Kemudian dia menatap wajah kacau Naruto, dia segera menggendong Naruto dengan lembut.
"Sas, Telephone teman-temannya tanyakan permasalahannya. "Pinta Itachi pada Sasuke.
"Hn. "Jawab Sasuke lalu ia segera mengambil hp si pirang.
Itachi menidurkan Naruto di tempat tidurnya, kemudian dia duduk diatas ranjangnya Naruto, matanya terkunci pada wajah Naruto dan mulutnya terkunci rapat.
"Cengeng. "Satu kalimat itu keluar dengan mulus dari mulutnya.
"Katanya kuat tapi baru saja patah hati sudah nangis kejer seperti itu, "gumam Itachi pada Naruto yang masih tertidur di atas ranjang Ia mendekatkan wajahnya kemudian mengecup pucuk kepala Naruto dengan lembut kemudian dia berkata..
"Selamat tidur kesayangan, "
Paginya Naruto membuka matanya, dia merasakan matanya membengkak gara-gara kelebihan menangis.
Saking bengkaknya dia hampir tak bisa melihat.
"Fffttth... "Sasuke dan Itachi berusaha menahan tawanya karna melihat wajah Naruto yang amat sangat berantakan.
"Huft. "Naruto mengembungkan pipinya kedua kakak- kakak tirinya hanya berusaha menertawakannya meskipun mereka menahannya, huh dasar pria- pria tua yang tak punya perasaan sedikitpun.
Kebetulan Ayah tirinya dan ibunya tengah pergi keluar Negri. Naruto memukulkan sendoknya ke atas piring kemudian dia mendesis.
"Tidak lucu! "Ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha. "Keduanya malah tertawa kecil melihat pipi bulat Naruto semakin bulat.
"Dasar ngeselin ah, "
"Baru di tinggal pacaran aja, nangis kejernya kaya di tinggalin nikah aja. "Ejek Itachi.
"Bukan urusan kalian, aku keluar ah. "
Naruto menyimpan peralatan makannya, dia segera beranjak berdiri dari tempat makannya dan segera pergi keluar rumah dia ingin cari angin.
Naruto menatap hamparan di depannya ini adalah tempat kenangan bersama kakaknya kurama, jika kedua orang tua mereka ribut keduanya pasti pergi kesini dan menenangkan diri di sana.
Jantung Naruto semakin Berdetak cepat saat ada yang memanggil namanya dari belakang.
"Naruto. "
Naruto berbalik dan melihat siapa yang memanggil namanya.
"Anniki. "Ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan pria itu hanya tersenyum simpul dan merentangkan tangannya berharap adik kecilnya berlari dan memeluknya, tapi nyatanya adiknya hanya berdiri dengan air mata yang berderai.
Dia melotot tak percaya, dan segera berlari ke arahnya dan memeluknya dengan sangat lembut.
"Masih tetap cengeng. "Gumam kurama . Dan terdengar jelas di telinga Naruto.
"Aku tidak cengeng hiks, aku hanya sedikit terharu. "Elak Naruto dengan pipi tembem dan mulutnya yang mengerucut imut.
"Kenapa dengan matamu, bengkak sekali apa kakak tirimu menyiksamu. '
"Bukan kok, tunggu dulu kenapa posisinya ambigu sekali. "Ujar Naruto sambil melepaskan pelukannya dari Kurama.
"Cuman di tinggal pacaran aja kak. "Gumamnnya membuat pria berambut merah itu tertawa terpingkal- pingkal.
"Tidak lucu. "Ucap Naruto kesal.
"Iya. Iya. Apa ka'saan ada di rumah? " tanya Kurama.
"Tidak ada, ngomong- ngomong kenapa Kurama - Nii ada di jepang? "Tanya Naruto, sambil berjalan pelan di samping kakak kandungnya itu.
Kurama terlihat menarawang, lalu dia berkata.
"Niisan, hanya ingin bertemu Kaasan, selagi di jepang. " ucap Kurama.
"Yaudah ayo ikut kerumah, hari ini Ka'saan pulang dari perjalanan luar negrinya? ''
"Malas, entar malah ketemu saudara tirimu. "
"Enggak papa kok, mereka baik gak bakal makan. "
Tapi sesampainya di Manshion mereka melihat ada mobil polisi, keduanya kaget bukan main sehingga mempercepat langkah kakinya.
"Aniki ada apa? "Teriak Naruto sambil berlari ke arah Itachi dan Sasuke yang tampak syok dan sangat terpukul.
"Tousan dan Kaasan mereka meninggal, karna pesawat yang mereka tumpangi jatuh. "Jawab Itachi, badan Naruto bergetar Hebat Kurama juga syok berat dia ingin bertemu dengan ibunya malah di berikan kabar seperti itu.
Itachi langsung menarik Naruto kedalam pelukannya, gadis itu menangis meraung- raung, merasa tak percaya dengan apa yang ia dengarnya ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Skip Time.
Setelah pemakaman Kushina dan Fugaku, Naruto Seperti mayat hidup.
"Naru-chan, kau ikut anniki ke Korea ya. "Pinta Kurama.
Naruto hanya mengangguk dia tak mau bicara, dan membuat Sasuke segera pergi, dia merasa butuh hiburan juga kedua orang tuanya telah pergi ya dia seorang pria tapi dia juga butuh hiburan, jadi dia memutuskan untuk menemui kekasihnya, toh Naruto sudah ada kakak kandungnya tapi entah kenapa berat sekali ketika harus melepasnya.
Itachi menepuk kedua pipi Naruto, agar gadis itu kembali sadar.
"Naruto, jangan bersedih terlarut- larut, ibu juga pasti tak mau meninggalkanmu, tapi ini takdir dan kita sebagai manusia tidak bisa memilih. "
"Tapi aniki, padahal aku sudah menerima mu, Tousan Dan Sasuke sebagai ayah dan saudara-saudaraku. Tapi kenapa takdir malah berkata lain. "Ucap Naruto sambil menggenggam baju Itachi dengan erat.
. "Karna Tuhan tahu, apa yang terbaik untuk kita. Jadi jangan menyalahkan takdir Naru."kali ini Kurama yang berkata.
Naruto hanya terus menangis, sampai Itachi tak tega, dia memeluk nya, berbagi kesedihan di antara mereka berdua.Kurama juga sibuk menelepon ayahnya, dia mengabarkan kabar duka itu, sesekali dia melirik ke arah adiknya, yang masih menangis.
Minato tampak termenung bersama Kurama di depan pusara Kushina, keduanya hanya bisa mengucapkan kata maaf, yang selama ini tak pernah mereka ucapkan.
Mereka sadar jika semuanya sudah terlambat dan tak bisa di ulang lagi.
Kesalahan mereka berdua tak pernah di maafkan Kushina, sampai meninggalkan mereka untuk selamanya. Kesalahan menghianati kepercayaannnya.
Setelah dari pemakaman Minato dan Kurama menemukan Naruto tengah duduk merenung dengan kakak tirinya.
.
"Ayo nak, kita harus kembali ke korea. ""Ayah, tak bisa kah Naru tinggal bersama Ita-nii di sini? "Tanya Naruto.
"Tidak, dia bukan saudara tirimu lagi sekarang, jadi ayo ikut ayah pulang. 'Ajak Minato tegas.
Naruto menatap Itachi datar, tak ada senyum jahil di wajah datar itu.
"Ita-nii. Cepat menikah biar ada yang ngurusin. "Ucap Naruto dengan nada jahil sedikit tapi tak membuat wajah datar pria itu luluh.
"Naru janji, setelah Naru sukses Naru akan kembali kesini, menemuimu. "Pesannya, kemudian dia segera pergi meninggalkan Itachi yang masih diam mematung.
"Aku akan menunggumu sampai kembali kesini? ''Gumamnya.
Tamat.
Aku sudah hilang idenya, maaf jika lama dan pendek, dan juga ngegantung, karna tak semua cerita di kehidupan kita berakhir Happy ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Tiri Vs Kaka Tiri.
RandomNaruto harus rela, membagi kasih sayang ibunya dengan ke dua saudara tirinya.