Prolog

44 9 16
                                    

Kejadian yang membuat Nata berpisah dengan Yowel bukan suatu kebetulan. Entah apa yang dipikirkan Nata saat itu. Yang ia tahu adalah, kakeknya yang sudah mengidap penyakit struk selama 5 tahun tiba-tiba meninggal dunia, juga kakak iparnya yang melahirkan prematur tetapi ujungnya kematian bayi prematur tersebut, belum lagi jadwal sekolah yang mulai padat karena dia sudah menginjak kelas sembilan, apalagi sikap Yowel yang selalu jarang dijangkau saat disekolah dan Yowel juga sibuk dengan les bimbelnya. Akirnya tanpa pikir panjang Nata mengakhiri semuanya. Hubungannya dengan Yowel, dengan begitu saja. Awalnya Yowel tidak percaya. Tapi semua nyata. Yowel kecewa. Meskipun dia bilang masih sangat mencintai Nata, hatinya tidak bisa bersahabat untuk bisa mengikhlaskan perbuatan Nata. Kecewa dan kepedihan itu mengalahkan rasa cinta yang tadinya menggebu-gebu. Saking sangat kecewanya.

Nata sendiri merasa memang tidak bisa bersahabat, antara pikiran dan perasaannya sendiri. Pikirannya mengatakan bahwa ia lelah dengan Yowel -meskipun Yowel sama sekali tidak bersalah- ,tapi perasaannya tidak bisa menyangkal bahwa masih sangat dalam mencintai Yowel. Mungkin saat itu karena banyak tekanan yang membuatnya stress. Karena selama beberapa bulan setelahnya juga, Nata bukan melupakan Yowel, malah terus terbayang-bayang seorang Yowel dengan perasaan bersalah.

Yowel. Entah apa yang dipikirannya saat dengan tiba-tibanya Nata menyampaikan pesan Aku pikir kita udahan aja. Hubungan kita. Aku mau kita sama-sama fokus dulu.  Dan bodohnya ia malah mengiakan keputusan gila Nata.
Perasaannya saat mengingat Nata masih kecewa -meski tidak selalu kepikiran Nata- walaupun setelah kejadian itu Nata meminta-maaf berkali-kali, ia tetap masih merasakan kekecewaan itu. Dan sebagai pelarian, ia menemukan orang yang membuatnya nyaman, Yola. Teman sekelasnya yang tidak pernah ia duga. Tetapi Yowel lebih memilih bungkam soal masalah kedekatannya dengan Yola. Meskipun Yola sendiri sudah mengakui hubungannya dengan Yowel. Dengan perasaan menggebu-gebu dan dengan hebohnya. Yang membuat seisi sekolah seolah berfikir memang itu cewek tidak tahu malunya membeberkan hubungan yang belum disetujui langsung oleh sang lelaki. 

"gue ngga nyangka. " kata Nata.

"sumpah gue juga" Indri, sahabat dari Nata ikut menimpali.

"gue juga yaampun. masa si Yowel lebih milih si koala itu daripada elo, Nat" Intan berujar ketus.

"Yola, Tan, bukan koala. Lo kira dia koala kumal" ujar Indri

Hening

"gue bukan ngga nyangka karna itu. gue ga nyangka aja dia gabisa buktiin omongannya mau berubah jadi lebih baik." kata Nata pelan.

"iya bullshit doang tuh cowok"

"engga. ini salah gue. gue bilang mau nemenin dia untuk berubah jadi lebih baik. dan pada akirnya gue yang ninggalin dia. dia jadi gini pasti karna gue" Mata Nata berkaca-kaca. Rasa bersalah itu kembali menyerangnya. Kenangan itu terukir lagi. Wajah dengan senyum bahagia itu muncul lagi. Namun tiba-tiba senyum itu berubah menjadi ekspresi menyeramkan. Nata menggeleng. Air matanya jatuh.

Indri yang berada disebelah kanan Nata memeluknya. Intan yang berada disebelah kiri Nata menepuk-nepuk pelan pundak Nata.

"udahlah, ini semua bukan salah lo tahu. dimana-mana itu kalo mau berubah jadi lebih baik ya itu tuh emang kemauan sendiri. asalnya juga ya dari diri sendiri. keingingan sendiri. bukan karna adanya orang yang buat dia berubah. lo sadar dong, ga selamanya kan dia bisa bergantung sama lo. lo jangan cuma mikirin dia sekarang, pikirin nantinya dia gimana." kata Intan, yang membuat Nata terisak mencerna kata-katanya.

Indri menghembuskan nafas panjang. "iya. kalo lo terus-terusan salahin diri lo sendiri, lo bakal stuck terus sama Yowel, yang jelas-jelas udah ngga butuh lo lagi."

"lo harus move on, Nat. harus."

Nata memeluk kedua sahabatnya itu sayang. "thank you. gue pikir kalian emang bisa bikin gue selalu sadar. maafin sahabat kalian ini yang susah dibilangin ya." Nata tertawa di sela-sela tangisnya.

Kedua sahabatnya membalas pelukan Nata. Dan tertawa bersama.

_____________

Jangan lupa vote, commentnya ya guys. Enjoy the story, meskipun aku belum menempatkan moral value-nya. Hehehe.

Thanks for reading. God bless❤

NatalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang