"Nata, sori gue lama"
Suara dan kehadiran Indri menghancurkan lamunan Nata. Indri langsung duduk dikursi sebelah kanan. Nata hanya mengangguk. Dia terlihat kaku. Indri tiba tiba mendekatkan wajah kearah telinga Nata dan berbisik.
"Nat, tadi gue salah lihat ga sih? gue lihat Yowel. "
"iya, gue tahu"
Sedangkan dimeja belakang, Yowel bersama Fiko. Mereka memang berteman.
Dari mejanya, Yowel bisa tahu bahwa gadis yang duduk membelakanginya yaitu dimeja depannya adalah Nata. Dari potongan rambutnya saja dia sudah sangat yakin dia tidak salah orang. Keyakinannya semakin bertambah, ketika Indri baru datang dan meminta maaf karena telat dengan memanggil nama Nata, yang sangat terdengar jelas ditelinganya. Tapi yang dia bingung sampai saat ini, mengapa saat dia baru datang melihat Fiko berbincang akrab dengan Nata? Mengapa Fiko sepertinya sedekat itu dengan Nata? Dan yang lebih mengherankan lagi, adalah saat Fiko menepuk lengan Nata tapi -Yowel bisa melihat gerak gerik Nata yang bisajadi kaget, tapi tak bergeming, hanya menatap Fiko dan -Yowel akui, Nata tersenyum pada Fiko."Jadi, Yo gimana? "
Ucapan Fiko menghancurkan lamunan Yowel yang sedang menduga duga. Ia menghela nafas pelan. "nanti gue usahain kerumah lo "
"tapi gue habis ini mau jemput adek gue"
"ya gapapa, gue sekalian mau kerumah Yola dulu."
Fiko mengangkat sebelah alisnya "lo deket lagi sama Yola? "
Bukannya menanggapi pertanyaan Fiko, Yowel malah memperhatikan kehadiran Intan yang disambut heboh oleh Indri. Ia lalu memperhatikan Nata. Tidak ada gerak tubuh, Nata hanya melirik Intan, dan kembali menunduk, yang Yowel pikir sedang memperhatikan jam tangannya. Karena sudah ciri khas Nata memperhatikan jam. Disaat situasi kaku atau sedang berpikir. Jam tangan benda kesukaannya.
"Yo! lo lihatin apasih? "
Yowel mengalihkan pandangannya pada Fiko. "ga ada"
"gue nanya juga daritadi, dijawab dong malah bengong"
"iya gue deket sama Yola." jeda "lagi."
Fiko terbelahak. "gilak lo"
"hm.. tadi pas gue dateng lo ngomong sama siapa?" tanya Yowel mengalihkan pembicaraan sekaligus ingin memuaskan penasarannya.
"Nata. Orangnya cantik, asik juga. tapi pendiem gitu"
"lo ga inget?"
Fiko heran, "inget apa?"
"Nata tuh mantan gue"
Fiko mengangkat kedua alisnya. "serius lo? keberapa?"
"terakhir "
"gilak lo Yo, terus kenapa jadi Yola coba? lo lebih milih Yola? jauh banget dari ekspetasi"
"lagian Nata yang ngakhirin"
"terus? "
"yaudah, iklasin"
"udah gitu doang?"
Yowel mulai risih, "yaiya"
"kejar dong kejar."
Yowel diam.
"jadi cowo tuh pertahanin." jeda "perjuangin, masa mau stuck aja. diambil orang ntar sakit juga tau."
"ah tau apaan sih lo, pacaran aja kagak, jones iya"
Fiko mengerutkan keningnya, "idih dikasih tau juga malah ngeyel aja lo"
"buat apa gue pertahanin orang yang gamau dipertahanin?"
"emang dia bilang gitu?"
Yowel menatap punggung Nata sekilas, "dia gabilang, cuma emang udah beberapa kali kejadian. guenya aja yg masih pertahanin. cuma lo tau, ga selamanya gue harus pertahanin orang yang ga ngerti itu." jeda "gue juga pernah bilang, kalo mau dipertahankan, jangan berbuat seolah olah gamau dipertahankan. dia cuma diem"
KAMU SEDANG MEMBACA
Natala
Teen FictionNata dan Yowel itu sejoli yang menurut seisi sekolah cocok. Meskipun tidak menemukan suatu keromantisan dalam hubungan mereka, banyak yang mendukung hubungan mereka. Sampai suatu hari, entah apa yang terjadi. Nata dan Yowel saling menjauh. Tidak te...