"Nata"
Aku terduduk dari posisi tengkurap ku diranjang. Barusan mama memanggilku, dan aku sangat yakin mama masih berada didepan kamarku karena tidak henti-hentinya mengetuk pintu tak sabaran. Aku mengucek kedua mataku perlahan dan menatap jendela. Senja. Aku masih ingat sedari tadi setelah selesai makan siang aku diam dikamar. Dan sekarang yang aku heran, mengapa aku bisa tertidur?
"Nataaaaa"
Aku menghapus pertanyaanku dan buru-buru berjalan kearah pintu dan langsung membukanya. Mama hanya geleng-geleng sambil tersenyum. Lalu mama berjalan berlalu, aku bertanya-tanya apa maksud mama memanggilku lalu meninggalkan ku begitu saja, tapi aku tetap mengikuti jalan mama ke ruang tamu. Aku terkejut saat melihat seorang pria terduduk disofa dengan senyum. Jordan.
Hal pertama yang kulakukan saat melihatnya adalah menatap jam dinding -yah bukan malah menyapanya- Pukul 6! Aku terbelahak dan memperhatikan keadaanku saat ini. Aku sangat terlihat acak-acakan. Dan juga -aku belum mandi. Aku langsung membalikkan badanku dan langsung berjalan kekamarku, tak menghiraukan protes dari mama karena sikapku tadi
Aku sungguh tidak lupa dengan ajakan Jordan semalam. Aku hanya berpikir itu hanya gurauan-gurauan recehnya seperti biasa. Tapi ternyata -dia serius.
Aku keluar dari kamar mandi dan langsung mengenakan pakaianku. Aku hanya mengenakan kemeja lengan panjang berwarna pink pucat yang aku lipat sampai siku dengan ditemani celana jeans panjang berwarna biru ke-abuan. Aku langsung menyambar sling bag dan memakainya, dan langsung mengenakan sepatu baletku dengan gerakan sangat super cepat.
Aku keluar kamar dan berjalan keruang tamu. Mendudukkan diri tepat disamping mama, yang geleng-geleng pelan karna tingkahku.
"Hai.." sapaku seperti baru saja mengetahui keberadaan sang tamu.
Jordan hanya terkekeh pelan.
"kalian berangkat sekarang?" tanya mama.
"iya ma, udah set7 nih" kataku
Mama mengalihkan tatapannya yang semula menatap Jordan menjadi menatapku dengan kening berkerut, ciri khas ketidaksetujuan mama. "loh.. tunggu papa pulang aja, Nat. kan bentar lagi." Mama lalu menatap kembali Jordan dengan senyuman, "gapapa kan, Jor?" kata mama yang membuat aku bertanya pada diriku sendiri, mama seakrab itu ya sama Jordan? tapi aku tidak membuka suara. Hanya memperhatikan interaksi antara mama dengan Jordan.
"iya tan, gap-"
"tuh papanya udah pulang" kata mama memotong ucapan Jordan saat melihat papa muncul. Papa lalu duduk disofa sebelah Jordan.
"ada apa nih?" tanya papa bingung.
"ini, anakmu diajak kencan" mama tersenyum-senyum sambil menepuk pahaku, yang membuatku melotot saking tak percayanya apa yang barusan dikatakan oleh mama.
Jordan menatap papa dan menjulurkan tangannya. "Jordan, om. Temen Nata." dia memperkenalkan diri dengan sopan. Ya, papa belum mengenalnya. Berbeda dengan mama yang sudah pernah bertemu Jordan minggu lalu, saat dia mengantarku pulang dari sebuah acara.
"oh, Jordan." papa mengangguk-angguk. "kamu mau ajak anak saya kemana?"
"ke alun-alun om," Jordan terkekeh.
Aku langsung melihat ekspresi terkejut papa setelah mendengar jawaban dari Jordan. "loh.. kamu tau anak saya suka sama tempat itu?"
"iya om, kebetulan" Jordan tersenyum.
"Oh yasudah, kalian berangkat sekarang saja. Jangan lama-lama ya. Jangan macam-macam juga loh, om titip anak om ke kamu Jordan." kata papa.
"iya om pasti. makasih om, tante. kita jalan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Natala
Teen FictionNata dan Yowel itu sejoli yang menurut seisi sekolah cocok. Meskipun tidak menemukan suatu keromantisan dalam hubungan mereka, banyak yang mendukung hubungan mereka. Sampai suatu hari, entah apa yang terjadi. Nata dan Yowel saling menjauh. Tidak te...