Prolog

42.3K 5.1K 439
                                    

Di suatu gang kecil, seorang lelaki muda berambut hitam pekat sedang berjalan riang diiringi dengan lantunan musik yang ia nyanyikan.

Namanya Jaemin. Berkat ujiannya yang berjalan lancar hari ini, Jaemin menjadi sangat gembira. Dunia seakan menjadi miliknya seorang, dan yang lain hanya menumpang.

"Yah Ma, nda ada weris ini! Yah kong, begimana dang? Tenang, ada anjing kacili kwa. Tenenew new tenenew new tenenew nenew..." Jaemin bernyanyi sembari menggerak-gerakkan kakinya layaknya seorang dancer.

Saking asiknya bernyanyi, bahkan tanpa ia sadari, sudah ada seorang laki-laki bertubuh besar yang mengikutinya dari belakang.

Srat!

Kerah bagian belakang seragam Jaemin tiba-tiba saja tertarik, membuatnya tercekik jika ia tidak segera memberontak.

“Apaan sih monyet?!” ketus Jaemin sebal.

Jaemin sempat melirik sekilas wajah laki-laki barusan, namun yang dapat terlihat olehnya hanyalah masker hitam dan topi hitam yang menutupi hampir seluruh bagian wajah itu.

"Edan," gumam Jaemin pelan.

Jaemin yang paham akan kondisi pun segera menendang perut laki-laki tersebut sekencang-kencangnya, lalu ia berlari secepat mungkin. Tidak peduli jalan mana yang akan ia lewati, ia terus berlari.

Sedari tadi Jaemin terus melirik ke belakang, berharap laki-laki tadi tidak mengejarnya lagi. Namun yang terjadi justru jarak diantara mereka berdua semakin dekat. Jaemin berusaha lari secepat mungkin. Kotak sampah, tembok, atau apapun yang menghalang di depan ia lompati.

Hingga Jaemin melihat cahaya dari ujung sana, jalan raya, hatinya pun terasa lega. Jaemin sempat melirik sekilas ke arah laki-laki tadi. Aneh, dia tidak mengejar lagi. Laki-laki itu justru menyeringai, membuat Jaemin semakin heran.

"Persetanlah, yang penting gue bisa kabur," gumamnya sambil terus berlari.

Jaemin keluar dari gang kecil tersebut dan berjalan dalam keramaian kota. Padatnya jalan membuat Jaemin tanpa sengaja menyenggol seseorang di sebelahnya.

"Ah, maaf Pak, saya tidak se--" Jaemin terdiam seketika.

Lelaki tadi. Tapi bagaimana bisa, bukankah dia sudah tidak mengikuti, lalu mengapa ia bisa ada di sini? Jaemin tidak habis pikir.

Jaemin pun segera mengambil langkah dan menjauhi orang itu. Tanpa sengaja, Jaemin mendapati dua orang yang sama dengan lelaki tadi, keduanya sedang berjalan mendekatinya.

"Sial!" Jaemin kembali memutar tubuhnya, namun di belakangnya kini sudah ada 3 orang yang sama seperti mereka.

Jaemin tidak ada pilihan lain, ia terpaksa menyeberangi jalan raya dimana hal itu membuat banyak kendaraan yang berhenti secara mendadak. Belum lagi suara klakson dari motor maupun mobil, juga teriakan amarah dari para pengguna jalan raya.

"WOY GOBLOK!" amuk salah satu dari pengguna jalan tersebut.

"AMPUN PAK! IYA SAYA MEMANG GOBLOK, TAPI YANG NGEJAR SAYA GOBLOKNYA KUADRAT!" balas Jaemin sambil terus berlari.

Lagi, Jaemin kembali dikejar-kejar. Jaemin bahkan 'tak tahu dosa apa yang telah ia perbuat sampai harus mendapatkan kesialan seperti sekarang ini.

Sementara itu, ada seseorang yang baru saja keluar dari sebuah toko kue, dan tanpa sengaja ia menabrak Jaemin. Alhasil, Jaemin maupun orang yang ditabraknya sama-sama terjatuh.

"Lho, Jaemin? Kamu kenapa kok malah lari-larian?"

Jaemin mendongak, menatap ke arah pria tersebut. "O-om Jaejoong?"

Ya, pria tersebut ternyata Jaejoong, salah seorang dari teman ayahnya Jaemin. Jaemin sangat mengenalinya, karena Jaejoong sendiri sudah sering berkunjung ke rumah.

Namun Jaemin kembali teringat akan rombongan laki-laki yang mengejarnya. Hilang. Mereka sudah tidak ada lagi begitu Jaemin melihat ke sekitar.

"Jaemin, kamu enggak pa-pa?" tanya Jaejoong kembali yang membuat perhatian Jaemin teralihkan. Sesaat Jaemin sadar bahwa ia telah membuat belanjaan Jaejoong jatuh.

"Astaga! Om Jaemin minta maaf, Jaemin benar-benar enggak sengaja," gagapnya. Dengan segera Jaemin mengambil kembali belanjaan-belanjaan yang jatuh itu, lalu memberikannya kepada Jaejoong.

"Oalahh... santai aja kali. Lagian salah Om juga jalan enggak lihat-lihat. Kamu enggak luka kan?" Jaejoong mengecek tangan dan kaki Jaemin. Ia bernapas lega karena ‘tak ada luka segores pun di sana.

"Ngomong-ngomong, kamu kenapa tadi lari-larian?"

Jaemin diam. Sebenarnya Jaemin pun ingin jujur atas apa yang terjadi barusan, namun apa daya, ia tidak punya bukti.

"Emm... itu... tadi ada anjing kacili ngejar hehe," balasnya diiringi cengengesan. Jaejoong anehnya malah terkekeh dengan alasan konyol Jaemin.

Sementara itu, Jaemin masih mempertanyakan siapa orang-orang tadi. Firasatnya buruk, seolah mengatakan akan ada hal buruk lainnya yang akan datang. Bahkan Jaemin sedari tadi masih memperhatikan sekitarnya.

"Apa mungkin mereka yang dimaksud sama Papa?"

BODYGUARDS - NCT 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang