SP: Don't Leave Me (KaWin)

19.6K 2.6K 205
                                    

Semilir angin membawa terbang helai-helai rambut yang serupa dengan gelapnya langit malam. Membawa kesejukan dan ketenangan dalam satu waktu yang sama. Tanpa disadari adanya sesosok pemuda tampan yang kini tengah menyulurkan tangannya melingkari pinggang ramping si gadis. Memberi kehangatan di tengah dinginnya udara.

Ketika kepalanya menyentuh pelipis sang gadis, barulah ia menyadari adanya kehadiran sosok lain. Kedua bola berwarna sama dengan rambutnya pun makin membulat, semburat merah pun juga tak dapat dicegah lagi kehadirannya.

"K-kak?" tanyanya terbata. Sungguh ia sangat malu bila degup jantungnya sampai terdengar pada pemuda di belakangnya ini.

Namun lain halnya dengan si pemuda itu, ia tampak begitu menikmati memeluk tubuh ramping gadis yang sudah berani merebut hatinya sejak pertama kali bertemu. Ya, gadisnya. Kesayangannya. Cintanya. Miliknya.

"Masih mikirin temen kamu, hm?" suara berat khas lelaki dewasa itu terdengar indah di telinga Karin. Suara yang sangat menenangkan. Bahunya yang semula tampak tegang pun berangsur turun, tanda bahwa ia sudah menjadi lebih rileks.

"Iya."

Hening tak ada jawaban. Namun setelah sepersekian detik, sebuah tangan kekar nan besar menyisir lembut helaian rambut panjang di depannya yang terus saja bergerak mengikuti arah angin. Kemudian beralih pada pipi si gadis. Mengelusnya perlahan sembari menyalurkan perasaannya saat ini.

Karin pun tampak tak masalah, ia begitu menikmati perlakuan dari salah satu bodyguard-nya yang juga telah mencuri hatinya dan mengklaim dirinya sejak beberapa hari lalu. Ia begitu mencintai lelakinya.

"Aku takut Kak," lirihnya.

Sebelah kiri tangan Winwin makin mempererat pelukannya pada pinggang Karin, sementara tangan kanannya terus membelai sayang pipi gadis yang kini telah menjadi miliknya.

"Ssstt... semua akan baik-baik saja." Sebuah kata penenang bersama kecupan lembut pada pelipis pun Winwin berikan.

Melihat gadis kesayangannya membawa beban yang begitu berat di usianya yang masih terbilang kecil, membuat Winwin menjadi tak tega. Ia tak suka melihat gadisnya murung. Ia tak suka melihat bibir merah menggoda yang biasa melengkung ke atas itu kini tampak pucat dengan lengkungannya yang berlawanan arah.

Karin pun makin menyandarkan punggungnya pada dada bidang sang kekasih. Ya, kekasih hatinya. Siapa lagi jika bukan Winwin? Si bodyguard tampan yang telah menggembok hatinya hanya untuk dirinya seorang.

Oke berlebihan.

Aroma hangat khas lelaki dewasa pun memasuki indra penciumannya. Oh betapa memabukkannya aroma ini, Karin sangat suka. Aroma ini persis seperti aroma milik ayahnya dan kakak laki-lakinya, namun dengan sedikit perbedaan yang justru menambah tingkat kenikmatannya. Bukan harum menyengat ala parfume, melainkan harum yang keluar dari aroma alami yang tubuh kekar itu miliki.

Cup.

Ciuman kedua pun telah meluncur indah pada pipi bagian kanannya. "Aku menyayangimu. Lebih dari apapun."

Bibir tebal milik Karin pun kian menaik. "Aku tahu Kak, Kakak udah sering bilang yang kayak gitu," balasnya diikuti dengan dengusan geli. Winwin pun tampak terkekeh.

Hahhh... tenang sekali rasanya. Andai, waktu dapat berhenti. Baik Karin maupun Winwin ingin menikmati masa-masa seperti ini lebih lama lagi. Karena mereka berdua tahu pasti, bahwa hari-hari berikutnya mungkin akan terasa lebih berat dari yang telah mereka jalani sekarang.

Ahh, membayangkannya saja mereka sudah tak sanggup.

"Kak," panggil gadis itu.

"Hm?"

Karin kini tampak menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya yang semula bebas pun kini menggenggam kedua tangan Winwin yang masih betah berada di perutnya. Helaan napas pun ia keluarkan, meski terasa begitu berat. Entahlah, Karin sendiri juga tak mengerti. Yang jelas, terdapat desiran aneh yang menyalur di hatinya.

"Jangan pernah tinggalin Karin, ya?"

Bahkan kalimat barusan keluar begitu saja dari bibir sewarna merah muda itu. Karin semakin tak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi padanya?

Sreet...

Tubuh Karin yang semula membelakangi, kini memutar arah. Berkat kedua tangan kekar itu, Karin dapat berhadapan langsung dengannya. Kedua pasang mata dengan iris yang sama itu tampak tenggelam dalam pesona pasangan masing-masing.

Detik demi detik, Winwin mulai mempertipis jarak diantara keduanya. Bahkan Karin sudah dapat merasakan hembusan napas dari sang lelaki.

Ketika kedua ujung hidung mulai bersatu, terdengar suara berat yang melantun indah pada indera pendengar sang gadis. Tangannya pun berpindah, Winwin kini tengah menangkup kedua pipi Karin.

"Aku selalu bersamamu. Tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, hatiku tetap memilihmu. Bahkan bila Tuhan memanggil pun, aku akan tetap mencintaimu."

Manik gadis itu tampak mulai berkaca-kaca.

"Karin, aku tidak bisa bilang jika aku dapat terus berada di sampingmu. Meski tempat kita berpijak akan berbeda, tak apa, kamu tetap di hatiku."

Kedua bola mata Karin tampak bergetar. Karin tak mengerti, kenapa hatinya terasa begitu sakit? Winwin masih berada di sampingnya, tapi kenapa perasaan itu... perasaan yang bahkan Karin sendiri tidak dapat memahaminya.

Winwin mulai menutup kedua matanya. Dahinya dan dahi Karin pun bersatu.

"Maaf. Aku tidak bisa seperti laki-laki lain yang dapat berkata, 'Aku akan selalu ada untukmu'. Karena sesungguhnya tidak ada manusia yang tahu akan takdirnya sendiri. Yang pasti, aku akan selalu mempertahankan apa yang menjadi milikku. Selagi aku masih bisa melakukannya, maka aku akan terus melakukannya."

"Stoppp..." lirih Karin. Ia sudah tak sanggup lagi menahan aliran bening pada kelopak matanya. Tubuhnya lemas. Ia hanya mampu memukul pelan dada sang kekasih. Sudah cukup, ia tak sanggup mendengar kelanjutan dari topik ini.

Hatinya sakit. Sangat sakit.

"Bahkan bila nyawalah yang menjadi harga, maka aku akan tetap membayarnya."

"S-stophh..."

"Cause I love u 3000? No, baby. Aku mencintaimu lebih dari itu."

Mungkin setelah ini aku akan lebih sering membuat Special Part (SP) untuk selingan cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin setelah ini aku akan lebih sering membuat Special Part (SP) untuk selingan cerita. Terutama pada pada pasangan utama cerita ini.
//cihuyy

By the way, aku benar-benar jatuh cinta dengan karakter Winwin yang ada di sini. Benar-benar sosok lelaki idaman dan tipeku banget huhu... andai aku bisa menemukan yang seperti Winwin di kehidupanku yang suram ini T_T

BODYGUARDS - NCT 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang