Prolog abstrak

113 29 17
                                    


Cahaya itu merenggut ku begitu saja, tanpa izinku maupun dia. Aku terbawa bagai angin lalu ke dunia yang semu.

Aku... bagai berada dalam angan, tak pernah terfikir aku bisa bertemu dengannya.

Dan kini, aku terikat olehnya. Sesekali ku ingin terlepas, tapi dia menggenggamku terlalu erat.

Awalnya, dia menjagaku karena rasa kemanusiaan, tapi perasaannya berubah seiring berjalannya waktu.

Dunia ini merubahku, perasaanku, presepsi ku dan segalanya.

Aku bukan tidur atau berkhayal. Sebuah luka yang membuatku bertemu dengannya. Luka pula yang memisahkan kami.

Aku bertanya akankah kita berpisah? Dan dia menjanjikan bertahan dalam kebersamaan.

Tapi karena dia... tuhan, kali ini aku berharap untuk tidak bangun.

Terlalu nyaman untukku berada disampingnya, meski hanya MIMPI.

Maafkan kalau prolognya abstrak, gaje gitu..

Soalnya sebenernya aku nggak buat prolog buat cerita ini, tapi udah terlanjur jadi apa boleh buat...

Yuk lanjut..

Jangan cuma berhenti di prolog saja, biar tau keseruannya..

Stop bom vote, but lets read 👌

Ikutin ceritanya yaa 👍

DREAM DIMENSION-PCY (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang