3. Jae Na

34 13 4
                                    

'Aaaa!' teriakku.

Mereka mendorong tubuhku saat aku melangkah keluar dari bus. Gelak tawa mereka memekakan telingaku. Tapi tidak untuk dua orang yang baru saja mendorong punggungku. Aku tidak mendengar mereka tertawa justru mereka mendesis memperingatkan yang lain untuk diam.

'Glek' pintu bus tertutup pelan dan pergi meninggalkanku yang masih terpejam karena merasa takut.

"Kamu baik-baik saja?"

Suara berat yang ku kenal ini membuatku berani membuka mata. Awalnya ku kira aku sudah mati atau sekedar pingsan. Tapi, ternyata aku masih sadar dan tidak merasakan sakit. Bahkan, posisiku saat ini masih berdiri.

Tangan siapa yang berani menyentuh tubuh suci ku? Sepertinya dia adalah pria. Pria mesum.

Aku membuka mataku perlahan, dan ternyata aku berada di pelukan Chanyeol.

"Kenapa kamu disini?" tanya ku bingung, lenganku melepaskan pelukannya.

"Ceritanya panjang, maaf aku membiarkanmu sendiri. Sekarang aku antar kamu pulang."

"Tapi acaramu?"

"Setelah kamu masuk apartemen aku langsung pergi ke acaranya." Aku mengangguk menurutinya.

Di jalan dia hanya diam saja, kami sama sekali tidak mengobrol, bahkan dia berjalan di depanku jauh tak bisa ku sejajari. Kami tiba di apartemen. Dan setelah menyuruhku masuk dia pun pergi. Tubuh ku terasa lelah sekali jadi aku langsung tertidur di ranjang besar apartemen.

Sebenarnya mulai dari aku masih di konser EXO, di bus dan di perjalanan bersama Chanyeol aku berharap bisa mengelilingi apartemen yang aku yakin pasti apartemennya bagus. Tapi setelah berpisah dengan Chanyeol dan terpikir kejadian di bus, tubuhku lesu seketika, perutku yang mulai meminta jatahpun tidak kuindahkan.

***

'Ting tong'

Bel apartemen berbunyi. Aku bergerak malas, masih dalam keadaan tertidur. Hanya membalikkan badan kemudian kembali tertidur.

Palingan itu hanya alarm bangun tidur yang berisik seperti biasa. Sebentar lagi saja aku bangun, alarm baru berbunyi satu kali masih ada kesempatan kedua dan ketiga.

-

-

'Jangan-jangan itu Chanyeol' pikirku tiba-tiba. Mataku langsung terbelalak kaget.

Aku baru sadar bahwa aku sekarang berada di apartemen bukan rumahku. Dan suara tadi bukanlah alarmku tapi bel apartemen.

Rambutku yang berantakan langsung diolah sedemikian rupa oleh tanganku. Dengan gesit, tanganku merapikan pakaian yang ku pakai. Aku langsung bergegas bangkit dan membukakan pintunya.

'Cklek'

"Haii Eonni." Astaga, ternyata hanya Jae In, adikku, ku kira Chanyeol.

"Ada apa?" tanyaku datar.

"Kenapa Eonni kesal seperti itu. Biarkan aku masuk dulu, kebelet nih." Jae In menggerakkan kedua kakinya ke atas lalu ke bawah berusaha menahan godaan yang sudah sampai ujung.

"hmm." Ku buka pintu apartemen lebih lebar dan membiarkan adikku melangkah masuk.

Jae In masuk ke apartemen dan langsung memburu toilet. Selepas Jae In pergi aku melihat koper besar di depan pintu, itu koper ku. Aku bawa masuk saja koper itu dan menunggu Jae In keluar kamar mandi. Suara air dari kamar mandi menandakan kegiatannya sudah di mulai.

'Ting tong'

Bel apartemen berbunyi lagi tepat saat aku ingin duduk di sofa. Menyebalkan, kenapa banyak sekali orang-orang yang menggangguku saat aku ingin bersantai.

DREAM DIMENSION-PCY (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang