Dia benar-benar menepati ucapannya semalam yang bilang akan membiarkanku tidur sendiri. Tiang panjang di atas sofa tertidur dengan menekuk sebagian besar kakinya.
Tubuhnya hanya setengah yang tertutup oleh kain selimut minimalis yang dipakainya.
Aku tidak tega membangunkannya. Jadi aku pergi kepasar saat dia masih dalam keadaan tidur pulas.
***
“Aku pulang. Ommo!” Aku menutup kedua mataku saat masuk ke dalam apartemen sehabis berbelanja.
Di dalam ada Chanyeol dengan member EXO lain yang mencoba pakaian yang ku lipat tadi malam.
“Ayo, keluar dulu." Chanyeol menarikku keluar apartemen yang penuh dengan mangsa wanita itu.
Sayang sekali aku melewatkan pertunjukan istimewa ini. Kenapa juga aku tadi menutup mata, kan jadi mubazir pemandangannya.
“Kenapa kalian tidak mengunci pintu? Ceroboh sekali. Bagaimana kalau ada yang lihat, beruntunglah yang lihat itu aku.” Aku memberontak minta agar tanganku di lepas yang akan ku gunakan untuk menunjuk ke wajahnya saat aku marah-marah.
“Memangnya kenapa jika yang lain melihat? Kamu cemburu?” Aku tidak bisa berkata-kata, ucapannya memang benar sekali. Tapi bukan aku namanya jika akan kalah begitu saja dengannya seperti ini.
“Kalau memang begitu, kenapa kamu tidak membiarkanku melihat roti sobek mereka? Kamu cemburu?” Aku menepis tubuhnya yang berada di depan celah pintu surga, eh salah, maksudku pintu apartemen.
Kesempatan kedua tidak boleh dilewatkan, aku mengintip member lain lewat celah pintu.
“Kamu lihat aku saja nanti, mereka akan segera pergi” Chanyeol menarikku lagi. Dan benar, pintu itu dibuka dari dalam.
“Masuklah” kata Lay, kepalanya nongol dari daun pintu yang terbuka setengah.
Aku masuk dengan kedua tangan menutup wajah. Sedangkan tangan Chanyeol sudah merangkul bahuku. Aku mengintip antara jari manis dan jari tengahku, mereka sedang ribut membereskan pakaian.
“Buka saja, mereka selesai,” bisik Chanyeol, tanganku aku turunkan dari depan wajah sehingga aku bisa melihat sekitar dengan jelas.
Mereka semua menatap ke arahku. Itu membuatku malu. Ku sembunyikan wajahku di bawah ketiak Chanyeol yang tinggi itu.
“Kenapa malu-malu Jae Ah, aku tahu kamu ingin melihat milik Chanyeol,” sahut Baekhyun terkekeh dengan ekspresi malu ku.
Chanyeol dan aku yang bersebelahan mendadak menjadi canggung. Chanyeol berdeham dan memundurkan tubuhnya agar aku tidak terselubung di dalam ketiaknya.
“Apa apaan sih Baek, aku hanya ceroboh saja karena tidak mengetuk pintu dulu. Maaf ya semuanya” aku membungkukan tubuhku sebagai tanda permintaan maaf.
“Iya, tidak masalah. Kami ingin berterima kasih karena telah mengurus pakaian kami dan kami juga akan langsung pamit pulang,” kata Suho.
“Ah iya, sama-sama. Ya sudah, hati-hati ya pulangnya,” balasku membiarkan mereka pergi.
Satu persatu EXO mulai melangkah keluar dari apartemen. Mereka terlihat sangat akrab, apalagi Baekhyun dan Chanyeol yang sebelum berpisah sempat melakukan tos andalan mereka.
Mereka melambaikan tangan kepadaku sebelum melangkah keluar. Sampai akhirnya, hanya tersisa aku dan Chanyeol di ruangan ini.
“Kamu mau masak Putri?” Aku membalikkan badan ke belakang untuk melihat Chanyeol yang memulai percakapan.
“Aku bukan putri!!” teriakku.
“Aku tidak percaya!!” teriaknya balik.
“Aku Jae Ah, ingat itu! Kalau tidak percaya aku tunjukan akta kelahiran dan kartu keluarga ku. Masih tidak percaya?” belaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM DIMENSION-PCY (Hiatus)
FanfictionMenceritakan tentang Park Chanyeol, seorang bintang terkenal dan Jae Ah yang hanya pengangguran... Mereka dipertemukan dalam sebuah dimensi yang disebut dimensi mimpi...