2. MY DREAM

41 16 11
                                    

"Jae Ah! Jae Ah!"

Sosoknya tertutup oleh kabut putih tebal yang kini semakin memudar. Namun aku masih belum bisa melihatnya dengan jelas.

"Siapa itu? Malaikat maut? Apa aku meninggal?" tanyaku mulai mendekati sumber suara.

"Jae Ah!"

Kabut itu hilang dan aku melihatnya. Park Chanyeol? Chanyeol EXO? Tapi...

"Park Chanyeol?" Ku beranikan diri menebak lelaki di depanku yang mulai berjalan mendekat ke arahku.

Langkah demi langkahnya membuat kami berdiri sedekat ini, tidak ada satu meter jarak antara aku dan dia.

"Ya, ini aku, Chanyeol."

Benarkah dia Chanyeol? Ya tuhan, aku tidak ingin bangun jika harus bermimpi seperti ini batinku tercengang.

"Tapi, kenapa kamu tahu namaku? Kenapa kita di sini? Dimana ini?" tanyaku.

Kami berada di sebuah ruangan, semua sisi berwarna putih, kadang aku menemukan salah satu sisi bercahaya lalu redup kembali, beberapa saat sisi lainnya ikut bercahaya dan redup kembali. Sungguh, aku tidak tahu ini tempat apa.

"Aku juga tidak tahu, sejak tadi aku hanya memanggil nama itu saja dan kamu datang. Jae Ah itu namamu?" Aku mengangguk.

"Tapi, bukankah kita tadi kecelakaan?" tanyaku bingung, dia hanya mengedikkan bahu.

"Iya, memang," sahut seorang pria paruh baya yang muncul diantara kami.

"Perkenalkan, Kim Tae Soo, juru kunci dunia mimpi, you can call me Mr. Kim . Aku yang membawa kalian kesini," sapanya memperkenalkan diri.

"Disini adalah tempat yang sama seperti kehidupan nyata kalian, jadi jika ingin pulang ke rumah, tinggal naik bus saja. Hahaha. Tapi jangan harap kalian pulang ke rumah yang sesungguhnya," jelasnya.

"Apa maksudmu?" tanyaku kepada pria tua itu.

"Kalian sebenarnya sedang berada di alam mimpi," jawabnya.

"Apa?!" sahutku dan Chanyeol hampir bersamaan.

Tidak bisa dimengerti sama sekali. Bagaimana bisa ini terjadi. Ku kira aku sedang berada di alam kubur. Tapi ternyata di alam mimpi.

Tempat macam apa ini?

"Jika kamu bertanya-tanya dalam hati, tempat macam apa ini, aku akan jelaskan," ucap Mr.Kim seakan-akan bisa membaca isi pikiranku, "sudah aku bilang tadi, kalian berada di alam mimpi. Ini adalah tempat kalian harus dipertemukan, dunia ini seperti dunia imajinasi," sambungnya.

"Maksudmu ini adalah imajinasi para penggemar? Ah, aku tidak tertarik," kata Chanyeol. Aku meliriknya tajam, lirikan maut karena merasa sedang di rendahkan.

Chanyeol ikut melirikku dan akhirnya minta maaf atas perkataannya.

"Bercanda kalik," lanjut Chanyeol.

"Bagaimana kita bisa keluar dari sini? Lalu bagaimana keadaan kami di dunia nyata?" tanyaku lagi.

" Mudah saja, kalian akan mendapat lima bintang setelah seminggu kalian tinggal di sini, lalu pasangkanlah bintang-bintangnya di buku itu. Kalian tinggal menunggu saja, mudahkan?"

"Buku itu? Buku yang mana?" sahut ku.

"Buku milik mu, yang sering kau buat kliping tentang dia," kata Mr. Kim sembari menunjukku lalu menunjuk Chanyeol.

Refleks, orang yang tertunjuk menengok kepadaku.

Mampuslah, bagaimana orang ini tahu, aku sekarang kan jadinya malu. Untuk menutupi rasa malu aku menutup wajahku dengan kedua tanganku.

DREAM DIMENSION-PCY (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang