Chap - 1

4.5K 222 7
                                    

Happy Reading

------------------------------------------------

Seoul, Korea Selatan

07:00

.

.

.

Pagi ini, suasana hangat yang biasa nya selalu terjadi, seakan berhasil tergantikan dengan decakan sebal disertai raut wajah yang juga nampak tak bersemangat..

Tepat nya di salah satu rumah yang berada di kawasan perumahan elit yang terletak di pusat kota, terdapat satu keluarga yang baru saja beberapa minggu lalu datang dan menempati rumah besar itu.

Entah sejak kapan semua itu seketika berubah, menyebabkan suasana yang biasanya selalu di hiasi akan canda tawa yang setia menemani di sela-sela aktivitas.
kini berganti menjadi suasana hening yang seolah mendominasi, berhasil mengambil alih semuanya, menyelimuti keadaan di dalam rumah tersebut..

Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring masih terdengar cukup nyaring hingga menggema memenuhi seisi sampai ke sudut ruangan.

Sudah menjadi suatu rutinitas atau bahkan kegiatan yang wajib untuk di lakukan di setiap paginya yakni melakukan sarapan pagi bersama..

Seperti yang tengah dilakukan oleh ke empat bersaudara yang bahkan sudah siap dengan seragam sekolah nya, sembari menatap malas hidangan sarapan pagi yang sudah tersaji di atas meja makan..

Nampak seperti tidak berselera untuk makan, hingga detik ini, ke empat nya pun masih terlihat sibuk bergelut dengan pemikirannya masing-masing. Entah apa yang sedang mereka pikirkan sehingga membuat tak satu pun dari mereka yang bersuara, atau pun memulai topik pembicaraan.

Tentunya, hal kecil seperti itu dapat membuat suasana menjadi terasa canggung dan akan terlalu menyebal kan jika terus berlama-lama berada di dalam situasi seperti ini.

Namun tak berselang lama, salah seorang dari ke empat bersaudara itu pun berani untuk mengeluarkan suaranya,berusaha untuk mencairkan suasana dengan berbagai topik yang menarik untuk menjadi bahan pembicaraan.
Ketahuilah..hanya berdiam seperti ini sangat lah tidak menyenangkan.

"Ekhem..kalian tau? sepertinya Appa mendaftarkan kita di sekolah yang sangat bagus, Appa juga sudah mengirimkan gambarnya,bukan? kalian sudah lihat?" Tanya nya sedikit berhati- hati, kalau boleh jujur sepertinya gadis cantik itu masih menyimpan keraguan terhadap pertanyaan yang sudah terlanjur ia lontarkan. Bahkan hingga saat ini ia masih setia menatap penuh rasa penasaran pada ke tiga saudaranya yang nampak belum memberikan respon apa pun.

Wajah datar tanpa ekspresi sang adik yang sedari tadi hanya sibuk mengutak-atik sarapannya, tanpa ada niatan sedikit pun untuk memakannya, seketika berhasil teralihkan dengan menatap malas si sulung Jisoo yang duduk dihadapanya.

"Entahlah, aku bahkan tidak tertarik untuk mengetahui nya" Sautnya nada ketus.

Jisoo yang mendengar sautan dari sang adik, langsung tersenyum.

Ada sedikit kelegaan di hatinya, setidaknya dengan ini ia telah berhasil membuat salah satu dari ketiga adik nya itu memberi kan respon untuk nya, sehingga tidak terus berdiam diri bak seperti batu.

Mr. PianistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang