Hari ini adalah hari pertamanya di sekolah baru. Namun Ayla tak begitu tertarik dengan itu. Ayla kini berada didalam mobil jazz nya yang berwarna putih, yang sudah berada di depan gerbang sekolah. Namun Ayla sama sekali tak ada niatan untuk turun dari mobil.
"Neng, udah sampai" ucap sopir pribadi Ayla yang sengaja untuk membuyarkan lamunannya.
Meski Ayla biasa menyetir mobil sendiri, namun kali ini ia harus diantar sopirnya karena ini adalah kali pertamanya menjadi siswa baru. Bukan apa, hanya ia belum hafal jalan disekitarnya."Baik pak. Makasih" Ayla bergegas turun, karena arlojinya menunjukan pukul 06.40.
Ia mulai melangkahkan kakinya menelusuri koridor sekolah, matanya jelalatan mencari kelasnya yang menurut informasi dari om nya yang menjabat sebagai kepala sekolah, ia di kelas XI IPA 1.
Rambut panjangnya yang indah tergerai bebas di punggung, bulu matanya lentik, mata hitamnya yang pekat ditambah kulitnya yang putih dan mulus, membuat tampilannya begitu menonjol. Hal itu tentu membuat siswa di sekitarnya tertarik untuk memperhatikan setiap gerak geriknya. Tak mengherankan jika hal itu terjadi. Ayla sudah biasa mengalaminya.
Ayla mulai merasa risih ditatap banyak siswa, namun Ayla berusaha cuek. Ia hanya terfokus untuk terus mencari ruang kelasnya.
"Oh God, help me please..." Ucapnya dalam hati."Lo anak baru?" Tiba-tiba suara itu muncul dari seorang laki-laki dihadapannya.
Ayla tersentak kaget.
Tubuhnya menjulang tinggi sehingga ia harus mendongak untuk melihat wajahnya. Ayla tak menjawab, ia hanya menganggukan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan itu."Kelas berapa?"
"XI IPA 1" jawab Ayla singkat.padat.jelas.
" Semua Kelas XI di lantai 2. XI IPA 1 tepatnya di dekat ruang lab fisika. Gue tau lo lagi nyariin kelas, karna lo tadi muter-muter ngga jelas"
Deg.
Seketika semburat merah muncul dipipinya. Wajahnya terasa panas. Rasanga ingin berlari, ternyata dirinya ketahuan sedang mencari kelasnya yang sulit ditemukan itu.
Tanpa basa basi, Ayla segera pergi sesuai arahan tadi. Tak lupa pula ia mengucapkan terimakasih pada laki-laki itu. Itu sangat membantu, setidaknya ia segera lolos dari tatapan para siswa.Di tengah tangga menuju kelasnya, tiba-tiba ia berhenti
"Oh ya, gue kan siswa baru? Gue seharusnya masuk dengan wali kelas! Kalo gini, dikira gue siswa nyasar lagi! Ah gue kok baru nyadar sih? Sejak kapan gue jadi bego gini"
Batinnya meronta ronta pada dirinya sendiri. Pasalnya ia baru menyadari akan kesalahan itu. Padahal sedikit lagi ia samapai dikelasnya.
Ia berdiri mematung. Bingung apa yang ia akan lakukan. Siswa yang berlalu lalang mulai menatapnya heran. Namun beruntung, tiba-tiba bel masuk berbunyi. Siswa yang berlalu lalang segera memasuki kelasnya masing-masing.
Seketika suasana sepi~"Disiplin amat siswa disini?" Pikirnya
"Eh kamu kok belum masuk? Udah bel kok?"
Tiba-tiba suara itu muncul dari belakang. Sosok wanita paruh baya itu tengah menatapnya
"Mmm.. Saya.. Saya Ayla siswa baru bu, " jawab Ayla gugup yang membuat wajahnya lagi-lagi memerah seketika
"Oh Ayla yah, mari ibu antar ke kelasmu" ucapnya
"Saya Bu Endah, yang kebetulan wali kelas kamu.. Saya mengajar sains disini" lanjutnyaRamah. Kata yang tepat untuknya.
🔴🔴🔴🔴🔴🔴
"Selamat pagi anak-anak, "
"Pagi buu" jawab serentak oleh para siswa
Wanita paruh baya yang bernama Ibu Endah itu memasuki ruang kelas diikuti Ayla yang gugup"Anak-anak, perkenalkan ini Ayla. Siswa baru disini" ucapnya
"Ayla, silahkan kamu perkenalkan diri"
Ayla tersenyum simpul, Ia sangat gugup. Ia benci ini, dimana ia menjadi pusat perhatian."Hai teman-teman, nama gue Artyakayla Re Mourelya. Kalian bisa panggil gue Ayla. Gue pindahan dari Bandung. Semoga kalian dapat berteman baik dengan gue. Sekian, ada yang mau kalian tanyakan?"
Gugup. Ayla sangat gugup. Kegugupan nya yang ia benci. Gugupnya membuat wajah cantiknya memerah dan terasa panas. Ia pun sangat tau itu."Wow, nama lo sulit juga ya, kebanyakan Y nya" celetuk salah satu siswa laki-laki yang membuat beberapa siswa meringis tersenyum
"Lo cantik. Pasti lo lagi malu dan gugup yah? Haha ketauan banget. Tuh wajah lo merah kek kepiting rebus. Santai aja kali ay, kita ngga bakal mencabik-cabik lo. So, lo ga usah takut gitu"
Deg.
Jantungnya mencelus. Batinnya menjerit jerit malu. Rasanya ingin melarikan diri. Bukannya membaik, justru wajahnya lebih memerah. Kulitnya yang putih, sehingga terlihat sangat kontras.
Ayla hanya tersenyum simpul melawan kegugupan nya."Sudah cukup perkenalannya. Ayla, kamu bisa duduk di.... Yah disana! Di sebelah vela"
Ayla mengikuti petunjuk dari Bu Endah.
"Baik bu, "Ayla duduk dibangku kosong yang ditunjukan bu Endah.
"Hay, gue Vela"
Perempuan disebelahnya menyapa dengan senyuman manisnyaCantik. Batin Ayla berkata
"Mm.. Hay gue Ayla. Salam kenal. Semoga kita bisa berteman baik" jawab Ayla dengan senyuman
"Iya, dan semoga lo betah duduk dengan gue. Hehe"
Perempuan itu~vela~ terlihat ramah.
Ayla suka orang yang ramah. Meski ia tau dirinya tak ramah. Aneh.
Pemulaian yang baik. Pikirnya🔴🔴🔴🔴🔴🔴
Haii:))
Semoga kalian suka:)
Jangan lupa vote dan comment yaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU
Teen FictionNamanya Artyakayla Re Mourelya. Gadis yang akrab dipanggil Alya ini sosok yang ceria. Iya ceria! Namun sebelum ia kehilangan sosok ayahnya. Kepergian ayahnya membuat kehidupanya berubah. Hatinya dipenuhi luka yang teramat dalam. Ketika ia butuh bahu...