3

55 10 4
                                    

  Hari ini tak seperti hari-hari biasanya dimana ketika bel masuk berbunyi,  guru-guru dengan cepat memasuki ruang kelas dan mulai melantunkan suara merdunya yang membuat murid-muridnya langsung tidur dalam hitungan menit.
Kali ini berbeda karena sudah setengah jam setelah bel masuk berbunyi,  tak ada satupun tanda-tanda bahwa pelajaran akan segera dimulai.
'Ada hal penting sehingga guru mengadakan rapat darurat'
itulah yang dikatakan sang ketua kelas saat meminta kepastian dari sang guru. Apapun alasannya,  yang pasti para siswa tidak peduli dengan alasan itu. Bagi para siswa,  hal seperti itu adalah  surga bagi mereka,  karena dengan itu mereka bisa terbebas dari cengkraman penjajah yang memaksa otaknya untuk terus berpikir. Kesempatan inilah mereka gunakan dengan sebaik-baiknya untuk bercerita sampai mulut berbusa hingga air liur muncrat kemana-mana,  lari-lari kesana kemari, ketawa ketawa ngga jelas, konser nyanyi sesuka hati, pergi ke kantin untuk makan sepuasnya,  kesempatan main sepak bola bagi para laki-laki,  atau apapun itu yang pasti tak ada seorang pun yang akan menyia-nyiakan kesempatan yang langka ini.

"Ay!"  panggil Vela kepada Ayla yang sedang membaca buku catatan fisika Vela. Karena masih tergolong siswa baru,  maka Ayla lebih memilih mendalami materi-materi yang diajarkan oleh guru di sekolah barunya itu,  ia takut kalau ada perbedaan atau rumus-rumus atau cara-cara baru yang belum ia ketahui selama di Bandung.
Fokusnya terpecah ketika Vela memanggilnya

"Hmm?" deham Ayla sebagai jawaban. Tanpa menengok, ia memang benar-benar sedang serius pada pelajaran yang rumit itu

"Yaelah cerita napa! Tega amat lo ngacangin gue demi buku menyebalkan itu! Lagian kan lo bisa baca sepuasnya nanti dirumah! Sekarang tuh waktunya bersuka ria,  lo jangan rajin-rajin amat deh" gerutu Vela

"Iyadeh iya,  jadi manusia kok bawel amat"

Ayla kini menutup bukunya dan memilih untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan bersenang-senang. Lagian ia tak mau memaksakan otaknya untuk berpikir terus-menerus dan mengakibatkan kepalanya terasa pusing.

"Gimana-gimana... Cerita kek"
"Kesan pertama kali lo masuk disekolah ini.. Betah ngga??"
Vela mulai memberi pertanyaan yang sepertinya mengarah ke 'wawancara'

"Ah lo mau wawancarai gue?"

"Mm.. Ya.. Gitu deh"
"Tapi gue pengin tau Ay!" Raut wajah Vela nampak serius,  sorot matanya berubah tajam seketika. Ayla yang menyadari itu langsung terkekeh

"Hehe iyadeh iya"
"Kesan pertama kali gue masuk ke sekolah ini yaitu mewah. Yaiya lah ya sekolah segede ini bikin gue pusing  sewaktu gue nyari kelas. Masalah betah atau enggaknya gue belom rasain itu. Lagian misal gue ga betah mau apa? Ya kali gue mau pindah lagi?"

"Haha iya juga sih,  lo ada benernya juga. Lo pasti betah deh kalo ada gue haha"  ucap Vela  " terus terus kalo masalah guru gimana?" Lanjutnya

"Mmm... Pertama kali gue kenal yaitu Bu Endang. Yups wali kelas kita"

"Ya iya lah ya bege! Siswa baru disini akan dikenalkan oleh wali kelas!"

"Oohh ahaha yakan gue ngga tau,  gue jujur pula tuh. Eh tapi bu endang ramah juga yah,  gue suka liatnya"

"Wiihh busyeett lo belum kenal aja. Dia bisa super galak kalo lagi ngajar. Hati-hati aja kena pukulan penggaris atau lemparan spidol. Ngeri gue liatnya" jelas Vela dengan ingatannya saat ia kena lemparan spidol oleh guru itu sewaktu ia tidut saat jam pelajarannya

"Serius lo?  Orang seramah itu bisa sekejam itu?" Tanya Ayla

"Ho'oh Ay,  jangan liat covernya"
"Okee next pertanyaan berikutnya,  soal cowo gimana? Hmm?" Tanya Vela sambil menaik turunkan satu alisnya

"Cowo? Ngga ada yang ngeh tuh" jawab Ayla dengab nada cuek

"HAH serius lo? Gila,  disini banyak cogan bego!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang